"Jujur padaku sebenarnya ada apa diantara kalian?" Sepertinya Enzy tau kemana arah pertanyaan Sara, ia paham pasti ada saatnya gadis itu akan penasaran dengan sikap tak ramah terhadap tetangga baru mereka layaknya manusia."Tidak ada apapun" bukan Enzy yang menjawab melainkan Sara sendiri, dugaan gadis itu benar Enzy akan memberikan jawaban yang sama seperti Najak.
"Aku yakin pasti ada sesuatu, tapi apapun itu aku tidak ada hak untuk ikut campur"
"Bukan begitu, situasinya sangat rumit kau tidak akan mengerti" Enzy menarik Sara agar berpindah di sisi kanannya karena sebentar lagi akan ada pesepeda yang lewat dengan mengebut di trotoar.
"Kalau begitu buat aku mengerti" Sara menatap pria disampingnya menunggu jawaban, namun dirinya dikejutkan dengan pesepeda yang jatuh tersungkur dengan gaya tidak Aesthetic disampingnya.
Enzy mencibir sang pesepeda ia tidak ada niatan untuk membantunya, karena Enzy lah yang membuat orang itu terjatuh.
Ia menendang sebuah batu berukuran sedang kearah pesepeda itu hingga batunya tersangkut membuat sepedanya berhenti mendadak, sesuai ekspektasi pengendara sepeda itu jatuh tersungkur.
"Aku lebih takut jika kau mengerti" ujar Enzy dalam hati, satu hal yang ia takutkan apakah Sara akan menjauh jika dirinya mengetahui bahwa ia dan saudaranya adalah Manusia Serigala. Bagaimana dengan reaksinya? terkejut, marah, kecewa atau justru takut dan benci.
"Tidak sekarang" Enzy tersenyum seraya mengusap kepala Sara, yang diusap justru berusaha memasang wajah senatural mungkin. Siapa yang tidak terkejut diperlakukan seperti itu, di buku berjudul 'Cupid Love' milik Hana, perlakuan seperti itu berada di tingkat kedua paling atas seseorang mengekspresikan rasa sayangnya kepada orang yang menerima elusan dikepala.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan, sekali lagi Enzy berdecak sebal menatap si pengendara tidak tertib itu, mungkin jika Enzy tidak menarik Sara kesisi kananya gadis itu bisa saja yang menjadi korban.
Langit yang lima menit lalu masih berwarna jingga perlahan-lahan mulai tertutup dengan awan berwarna kelabu, sepertinya awan-awan itu sudah cukup banyak menanpung air, entah sampai berapa lama mereka menahan air sampai tiba saatnya Sara pun juga tidak tahu.
Tapi, jika hari ini benar-benar akan turun hujan ia berharap jangan turun sekarang disaat dirinya masih diluar tunggu ia sampai penginapan saja.
Saat mereka sampai, keadaan Cafe ramai seperti biasanya, mereka masuk kedalam dan disambut pegawai perempuan yang langsung menanyakan kabar Sara.
"Pergilah kelantai dua" setelah berbincang sebentar Sara menghampiri Enzy yang menatap sekitar ia meminta pemuda itu untuk menunggunya dilantai satu saja, gadis itu segera kelantai dua setelah Enzy duduk disalah satu kursi kosong.
Selagi menunggu Enzy mengamati orang-orang sekitar sambil sesekali melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul lima lewat tiga tujuh menit, kini ia tengah waspada jika matahari sudah terbenam maka orang-orang di kota ini akan tercuci otaknya.
Tak memakan waktu lama selang sepuluh menit Sara kembali turun dengan Zeta didepannya mereka menuju ruang pegawai lalu Sara keluar dengan sebuah papaer bag ditangannya.
"Terimakasih"
"Kau tidak ingin buku tambahan?" Tanya Zeta menatap Sara yang hendak berjalan.
"Kurasa sudah cukup, kenapa?"
"Tadi ingin aku beri bonus sekalian dengan CD film" Sara memicingkan matanya menatap Zeta curiga.
"Aku akan mengikatmu di kursi Roller coaster paling depan" Zeta mengulum bibir menatap Sara takut-takut padahal dirinya belum mengatakan yang ia maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK MOON - FATE
FanfictionKarena kemunculan Kereta misterius di depan rumahnya, membuat Sara terjebak didalam Buku Cerita yang ia temukan di perpustakaan sekolahnya. Saat membuka mata hal pertama yang ia lihat hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi. ia mencoba menyusuri Hut...