Part.25

78 9 3
                                    

Sara menghentikan langkahnya ia berbalik menatap Najak yang berjarak lima langkah.

"Kenapa kau mengikuti ku terus?" Jujur Najak tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya ia memasukkan kedua tangannya disaku celana lalu berdehem.

"Sudah kubilang kan tadi"

"Terlambat aku sudah tidak menginginkannya" Sara berbalik kembali melanjutkan langkahnya ia sesekali menengok kebelakang memastikan jika Najak sudah kembali kepenginapan, namun salah pria itu masih mengikutinya.

"Jadi kau mau pergi kemana, Tuan Najak?" Sara kembali berhenti secara tiba-tiba membuat pria yang mengikutinya juga ikut berhenti.

"Mengawasi mu" Sara menepuk dahinya mendengar penuturan Najak.

"Aku hanya pergi ke Minimarket bukan ke bulan"

Jadi hanya ke Minimarket bukan berkencan, tanpa sadar Najak mengulum senyum ia mengatakan akan mengikuti Sara kemanapun ia pergi, Sara justru terkejut Najak mengatakan hal seperti itu.

Karena tidak ingin menjadi pusat perhatian Sara menutup wajahnya dengan tangan kanannya lalu kembali berbalik.

"Ayo pergi bersama, aku juga ingin ke Minimarket" Sara tersentak saat Najak yang secara tiba-tiba menggenggam tangan kirinya dan mengajaknya berlari.

Untung Minimarketnya menyediakan tempat duduk yang menghadap jendela luar jadi Sara tidak perlu buru-buru pulang karena ia ingin menikmati ice cream sambil menatap orang-orang yang berlalu lalang. Najak yang duduk disampingnya hanya diam menatap keluar.

"Kau tidak ingin makan sesuatu?"

"Apa yang harus ku makan?" Bukannya menjawab Najak malah balik bertanya.

"Jadi kau ke sini untuk apa?" Najak berfikir bukan lebih tepatnya pura-pura berfikir, sudah Sara duga Najak hanya membual.

"Hai, kita ini tetangga, kan? Tak kusangka kita bertemu lagi" penuturan seseorang membuat Sara dan Najak menatap pria yang berdiri dibelakang mereka.

"Ng? Oh jadi kau tetangga baru itu"

"Benar, ini pertemuan pertama kita, salam kenal aku Luka" pemuda bernama Luka itu mengulurkan tangannya pada Sara.

"Aku Sara" sahut Sara menunjukan tangan kanannya yang diperban, Luka pun mengangguk mengerti dan kembali menarik tangannya.

"Kalian terlihat akrab, apa kami juga boleh akrab dengan mu?" Luka masih memasang senyum tanpa mengalihkan tatapannya pada Sara, gadis itu juga agak bingung mereka bahkan baru kenal tiga detik yang lalu.

Belum sempat menjawab, Najak segera menyela.

"Sudah selesai, kan? Ayo kita pulang" Najak segera menggenggam kembali tangan gadis itu dan hendak menariknya keluar.

"Posesif sekali" dengus Luka dengan lirih yang tentu bisa didengar oleh Najak. Pria itu berhenti lalu berbalik menatap Luka dihadapannya.

"Kenapa kau sangat tegang dan waspada begini?" Luka mendekat dan berbisik dengan amat pelan ditelinga Najak.

"Aku yang sesama manusia serigala seperti kalian jadi merasa sedih, kan?"

Mendengar tawa pelan Luka, Najak pun langsung merubah mimik wajahnya itu bukan berarti karena dia tidak lagi waspada, melainkan karena Luka sudah mengaku duluan bahwa mereka satu ras. Oleh karena itu Najak tidak perlu menyerangnya tanpa alasan.

Melihat situasi yang tegang dihadapannya Sara menggoyang tangannya yang masih digenggam Najak lalu pria itu menyadarinya.

"Kau pasti bingung dengan situasi seperti ini ya, maaf ya" sekali lagi Luka berkata sambil tersenyum ka arah Sara.

DARK MOON - FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang