Hari ini Sara akan pergi ke stasiun kereta, rencananya bukan untuk jalan-jalan tentunya apalagi kalau bukan mencari petunjuk walaupun tidak yakin 100%.
Sara juga sudah menulis di sticky not yang ia tempel di kulkas agar Bibi Johanna langsung membacanya.
Sampai distasiun Grayville Sara melihat-lihat terlebih dahulu lalu segera menuju papan informasi yang menunjukkan nama-nama Stasiun yang sangat asing baginya.
Dia berdiri selama dua puluh menit dipapan informasi sampai seorang petugas menghampirinya, menanyakan apakah ia perlu bantuan.
"Aku ingin pergi kekota Riverfield tapi tidak tahu harus lewat jalur apa?"
"Itu tidak bisa ditempuh dengan kereta api, kau harus menaiki pesawat terbang" petugas itu menatap Sara aneh
Apa kayanya tadi, pesawat terbang? Jadi Sara bisa pulang tapi dengan menaiki pesawat terbang.
"Maksudku kota Riverfield sungguhan" Sara hanya takut Riverfield yang di maksud petugas itu berbeda dengan kota aslinya walaupun namanya sama.
Sara mencoba menjelaskan namun sepertinya petugas itu semakin menatap dirinya aneh, karena Sara peka dengan keadaan dirinya segera keluar dari Stasiun itu dengan wajah lesuhnya.
Terjebak didunia seperti ini Sara juga tidak keberatan tapi ada kalanya ia juga rindu kehidupan aslinya, rindu masakan ibunya, rindu suasana sekolahnya, rindu asramanya, rindu latihan memanah, ia juga rindu kelakuan temannya yang suka membawa makanan dari luar jika jam malam padahal itu melanggar aturan, ia juga rindu guru yang mengajar pelajaran entika walaupun Sara membencinya.
Sara berhenti di Vending mesin ia memasukkan uang koin lalu memilih jus Apel, setelah mengambilnya ia pergi kesebuah taman bermain dan duduk di bangku yang tersedia.
Dihadapannya banyak anak-anak yang tengah bermain ia mulai meminum Jus apelnya, tak jauh dari tempatnya ada sebuah wahana permainan, Sara bisa melihat dari tempat duduknya
Dia jadi teringat ketika dirinya dan beberapa teman sekelasnya pergi ke taman hiburan lalu menaiki semua wahana, yang paling ia ingat mantan pacarnya Hana yang sampai muntah setelah naik kapal bajak laut.
Mungkin setelah kembali ketempat asalnya Sara ingin mengajak seluruh teman sekelasnya bahkan Bu Park selaku wali kelasnya untuk pergi ke Taman hiburan, kalau bisa ia akan menyewa satu kereta roller coaster untuk satu kelas, tentunya bukan pakai uang pribadi.
"Jika malam hari mungkin akan cantik karena lampunya menyala, apa aku harus mengajak Tahel dan yang lainnya ke sini ya?"
"Apa mereka mau? Mereka pasti tidak suka hal merepotkan seperti ini" Sara berdebat dengan fikirannya ia menatap Bianglala yang tengah beroperasi lalu sesekali meminum Jus apelnya.
"Jika aku pergi berdua dengan Mika atau Zeta, kemungkinan 6/10"
Tapi ternyata tuhan berkehendak lain detik itu juga ia bertemu dengan Zeta, karena tidak mau membuang kesempatan Sara menghabiskan waktunya berdua dengan Zeta di taman bermain, mereka menaiki segala wahana sampai puas, sampai lupa waktu karena matahari hampir terbenam.
"Aku menyerah, tidak lagi-lagi naik kapal bajak laut dengan mu!" Zeta mengangkat kedua tangannya dengan berjalan sedikit sempoyongan. Ia menatap Sara heran kenapa gadis itu tidak merasakan mual atau pusing sedikitpun.
"Lalu kau mau naik apa, Bianglala? Klise sekali" pandangan Sara beralih menatap tempat sekitar yang sudah terang dengan segala lampu warna-warni. Lalu kembali menatap temannya yang masih duduk di bangku taman.
"Kepalaku pusing sekali"
"Iya maaf-maaf ayo aku antar pulang" Sara membawa Zeta yang masih belum bisa menyeimbangkan dirinya jadi Sara harus memapahnya, dari Taman bermain menuju tempat tinggalnya cukup jauh, Sara harus menaiki bus apalagi harus mengantar Zeta yang jelas berbeda arah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK MOON - FATE
FanfictionKarena kemunculan Kereta misterius di depan rumahnya, membuat Sara terjebak didalam Buku Cerita yang ia temukan di perpustakaan sekolahnya. Saat membuka mata hal pertama yang ia lihat hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi. ia mencoba menyusuri Hut...