Sara yang memang belum tidur sejak tadi mondar-mandir menatap pintu depan dan jam dinding secara bergantian, ini sudah pukul dua belas malam tapi para remaja Serigala itu belum pulang sejak sore, pikiran-pikiran buruk tentu saja menghantui Sara.
'apa sesuatu terjadi pada mereka' atau 'apa para vampir berhasil menculik mereka' rasanya sangat tidak tenang, Sara hanya diam duduk diruang tamu matanya terus menatap pergelangan tangannya dengan pikiran kosong.
Namun tidak lama pintu depan terbuka, Khan orang pertama yang masuk disusul Tahel, Enzy dan Najak mereka sangat pelan dalam melangkah tapi langsung terkejut melihat keberadaan Sara yang berdiri diruang tamu.
"Kenapa kalian baru pulang?"
"Kak Sara..." Lirih Tahel menatap Sara terkejut
Sara menatap mereka satu persatu lalu berhenti di Enzy, ia melihat ada luka goresan dipipi pria berkacamata itu lalu segera mendekat.
"Pasti terjadi sesuatu, kau sampai terluka!" Enzy memegang pipinya dengan gugup berkata jika itu bukan apa-apa, Sara meminta Enzy untuk mendudukkan dirinya disofa ruang tamu sementara ia mengambil kotak obat.
Walaupun Sara tau luka ditubuh Manusia Serigala akan beregan dengan sendirinya, tetapi jika dibiarkan terbuka seperti itu tetap tidak enak dipandang.
"Ini hanya luka kecil, nanti sembuh sendiri" setelah sedikit membersihkan Sara menempelkan plester sebagai langkah terakhir menutup luka.
Karena posisi mereka yang berdekatan, membuat Enzy bisa menatap pahatan wajah cantik Sara dengan jelas, belum lagi bau tubuh harum Sara yang menenangkan.
Sementara diujung sana Najak menatap dalam diam, ada perasaan tidak rela jika Sara memperhatikan orang lain, ia juga ingin dikhawatirkan seperti itu.
"Setidaknya harus ditutup, bukankah terlihat aneh jika orang-orang melihat luka yang kau biarkan terbuka seperti itu" Saat sara terluka Enzy salah satu orang yang tidak terima alasan apapun agar ia mengobati Sara atau mastikan dirinya aman.
"Kak Sara kau khawatir pada kami ya?"
"Menurut kalian?, aku harus memberikan alasaan seperti apa lagi agar bibi Johanna percaya" Sara segera beranjak meletakkan kembali kotak obat ketempat semula.
"Selama kami tidak ada, apa ada sesuatu yang terjadi?" Mendengar pertanyaan Enzy, Sara menatap Khan sebentar lalu menjawab jika semuanya baik-baik saja.
"Kau sendiri kenapa belum tidur?"
"Aku tidak bisa tidur, diluar terlalu berisik" padahal jika sudah malam warga tidak ada yang keluar rumah, tapi setiap malam Sara yang selalu mengintip dari balik jendela kamarnya melihat beberapa orang berkeliaran melewati penginapan.
Mereka semua sudah masuk kamar termasuk Sara, tapi gadis itu tetap tidak mau memejamkan mata, ia hanya takut mimpi itu datang kembali,
Sara tak bisa tidur, seprai yang bersentuhan dengan tubuhnya terasa agak tak nyaman. Dia pun mencoba tidur miring, tapi kini malah tangan dan kakinya yang terasa tidak nyaman.
Sara memutuskan untuk keluar dengan membawa selimut, mungkin jika ia pindah tempat mimpi itu tidak akan datang lagi, ya bisa jadi coba saja dulu.
Dengan perlahan Sara turun menuju ruang tamu, karena lampunya sudah mati jadi Sara harus meraba-raba supaya tidak salah jalan dan mengeluarkan suara sedikitpun.
Ia sudah mendudukkan dirinya disalah satu sofa lalu menyelimuti dirinya seperti es krim moci, sudah mencari posisi nyaman namun bukannya tidur ia malah melamun sampai suara seseorang menyadarkannya.
"Aku pikir pencuri, kenapa tidak menyalakan lampu?" Sara mengedip-ngedipkan matanya menghalau sinar lampu yang menusuk matanya, dari balik selimut ia melihat Enzy yang berjalan kearah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK MOON - FATE
FanfictionKarena kemunculan Kereta misterius di depan rumahnya, membuat Sara terjebak didalam Buku Cerita yang ia temukan di perpustakaan sekolahnya. Saat membuka mata hal pertama yang ia lihat hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi. ia mencoba menyusuri Hut...