_"Bangunlah, kau harus kembali"_
Siapa?
"Kau harus bertemu dengannya"
Siapa yang harus ku temui, memangnya kenapa?
"Bangunlah"
Sara bisa merasakan pandangan yang buram, ia juga tidak tau darimana asalnya suara itu, namun dibalik pandangan yang kabur samar-samar ia melihat sosok gadis berambut pirang.
Tidak, Sara tidak bisa membuka matanya dengan penuh, kepalanya terlalu berat seperti habis dihantam benda tumpul.
Ah, ternyata perempuan itu yang berbicara tapi siapa dia.
Sara hanya bisa memandang pasalnya dirinya tidak bisa berbuat apa-apa mungkin efek alkohol yang tidak sengaja ia minum.
"Bangunlah"
"Hei, bangunlah!!"
Mau tidak mau Sara mengangkat kepalanya dari meja lalu menatap pria tua yang membangunnya itu.
"Kau harus kembali, kedai ku mau tutup" Sara tersenyum lalu tanpa basa-basi ia segera beranjak meninggalkan kedai udon dan pemiliknya yang menatap Sara padahal pria tua itu belum selesai menceramahi Sara.
"Aku harus pulang... Pulang kemana?"
"Siapa orang yang menciptakan banyak jalan seperti ini!" Sara terlihat mendumal karena harus melewati jalan perempatan, tapi itu tidak butuh waktu lama karena ia mengambil jalan sebelah kanan tanpa tau itu jalan yang benar atau tidak.
"Oo kucing halo"
"Gempa bumi, gawat aku harus berlindung" Sara mengambil langkah cepat namun ia salah gempa bumi yang ia kira tidak benar-benar ada melainkan dirinya yang pusing karena efek alkohol alhasil membuat dirinya jatuh tersungkur.
"Akhh kepalaku, wah kenapa bulannya ada dua?" Sara yang masih duduk di tanah terus memperhatikan bulan di langit, lalu ia kembali bangkit dan meneruskan jalannya.
Sampai akhirnya ia sampai di sekitar hutan Lilac setelah tadi mampir barang sebentar ke pantai untuk membuang sepatunya, alhasil dirinya tidak menggunakan alas kaki sama sekali.
Mungkin jika Sara dalam keadaan sadar tidak mungkin ia akan langsung jalan memasuki hutan di malam hari.
Tapi lihat Sara sudah setengah perjalanan tanpa penerang dengan keadaan yang sangat kacau Sara berani melangkah masuk lebih dalam, namun langkahnya harus terhenti ketika sesuatu berdiri tidak jauh darinya.
"Siapa kalian...." Sara berusaha menatap dengan jelas namun percuma alhasil ia malah menghitung orang-orang yang menghalanginya.
"Satu... Dua... Omo!" Sara refleks menutup mulutnya seolah tidak percaya.
"Apa kalian sebuah grup idol, kalian berenam sedang syuting ya?"
"Wah, apa aku boleh minta foto?"
"Bagaimana dengan tanda tangan?" Ocehnya dengan antusias.
"Tidak boleh ya? Cih, Sombong sekali" karena terlanjur kesal Sara berinisiatif mengambil jalan lain, dipikirannya saat ini adalah kenapa semua orang mendiami dirinya, dengan perasaan menggebu-gebu Sara kembali mengambil langkah cepat.
Orang-orang yang sempat menghadang Sara berlari kencang mendekatinya belum sempat menyentuh orang-orang itu terpental, mendengar suara keras membuat gadis itu berhenti dan memutar tubuhnya.
"JANGAN!"
"Sial"
Didepannya salah satu dari mereka yang lolos dari hadangan si kembar berlari cepat menuju Sara
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK MOON - FATE
FanfictionKarena kemunculan Kereta misterius di depan rumahnya, membuat Sara terjebak didalam Buku Cerita yang ia temukan di perpustakaan sekolahnya. Saat membuka mata hal pertama yang ia lihat hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi. ia mencoba menyusuri Hut...