DUA PULUH TIGA

183 8 0
                                    

Bismillah
Happy reading 📝
     •
     •
     •
Typo bertebaran

Rev menatap seseorang yang menyapanya. Siapa lagi nih cowo?, batinnya bertanya.

"H-hah? I-iya gue anak baru" jawab Rev berbohong.

Cowok itu mengangguk, "kenalin gue Sakti, Lo?"

"Revan" jawab Rev sembil menjabat tangan Sakti.

"Lagi sakit? Sakit apa?" Tanya Sakti, dia tiduran sambil menghadap ke Rev yang kasurnya berada disebelahnya.

Nanya mulu, gue pengen tidur susah banget kayaknya, batin Rev menggerutu.

"Pusing" denger ocehan Lo, lanjut Rev dalam hati.

Rev segera membalikkan badan agar tidak menghadap cowok itu, dia tidak menghiraukan ocehan sakti sampai cowok itu berhenti berbicara.

Jahat sekali Rev, tapi bagus, teruskan!
•••
"Ngga ikut ke kantin,Cen?" Tanya Voka ketika melihat Audy terburu-buru ingin keluar kelas.

Pelajaran baru saja selesai, dan bel tanda istirahat sudah berbunyi. Audy harus segera menemui Rev di UKS.

"Duluan aja, ntar gue nyusul" setelah mengucapkan kata itu Audy segera keluar dari kelas.

Ketiga temannya menatap Audy bingung.
"Mau kemana tuh orang?" Tanya Momo penasaran.

"Palingan ke UKS, soalnya tadi pagi gue ketemu Rev" Gege berucap santai, dia berjalan kearah cowok berkacamata yang sedang menatapnya tajam.

"Buat Lo aja!  Sono bawa" ucap cowok didepannya ketus. Namanya Defan

Gege langsung mengambil pulpen yang tadi dia berikan ke cowo itu. Pulpen itu punya Defan, tapi dia tidak akan menerima kembali pulpen yang dikembalikan oleh Gege karna dibagian ujung pulpennya ada bekas gigitan. Siapa lagi pelakunya kalau bukan gadis itu sendiri.

"Besok kalau minjam gue gigit lagi biar pulpennya buat gue ahahaha" gumam Gege  sambil tertawa bahagia. Padahal Gege bisa saja membeli pulpen, tapi dia menerapkan kalimat  'buat apa beli kalau bisa minjam'

Momo dan Voka hanya bisa menggelengkan kepala.

"Eh, beneran ada Rev?" Tanya Voka ke Gege yang sudah duduk di tempatnya.

"Iya, tadi pagi. Gue bingung deh Rev itu siapanya Audy, kok dia bisa dirumah Audy waktu itu?" Tanya Gege penasaran.

"Loh kalian gatau kalo--" Hampir. Hampir saja Momo memberi tau sebuah rahasia yang dia tau. Audy bilang tidak boleh memberi tau mereka berdua.

"Kalo apa?" Voka dan Gege bertanya bersama.

Momo gugup, "eum i-itu" mata Momo tidak sengaja melihat seorang guru lelaki yang melintas didepan kelasnya.

"Itu apaansi?!"

"Itu, kalau pak Bambang mau nikah!" Jawab Momo cepat dan kencang sampai murid di kelas menatap kearahnya, setelah itu dia langsung membenturkan kepalanya pelan keatas meja. Ingatkan Momo untuk minta maaf ke gurunya.

"Demi apa sih?! Itu guru udah punya 2 istri mau nikah lagi?" Tanya Gege ke Momo, sedangkan yang ditanya hanya bisa mengangguk pelan penuh keterpaksaan.
•••
Ceklek!

Sakti yang sedang bermain game langsung mengalihkan pandangannya kearah pintu. Dia segera bangkit dan menatap orang itu berbinar.

"Loh, Audy mau---" pertanyaannya terhenti ketika Audy berjalan melewatinya dan berdiri disamping kasur disebelahnya yang sedang ditiduri oleh Rev.

"Jadi Rev temen---"

"Rev bangun!" Audy mengguncangkan tubuh Rev agar cowo itu cepat bangun.

Engh

"Ah, Audy? Ngapain disini?" Tanya Rev.

"Udah jam istirahat, mau ikut kantin ga? Lo masih lama kan berubahnya?" Audy berucap pelan di pertanyaan yang terakhir.

"Masih lama kok. Gue ikut, laper" mereka berjalan keluar meninggalkan Sakti yang sudah cemberut.

"Audy cuekin gue mulu! Gimana si tipe cowok yang Audy suka?!" Tanyanya entah pada siapa.

Hantu dipojok ruangan berucap pelan.
"Goblok"
____
    Jangan lupa vote gusy (. ❛ ᴗ ❛.)

NEXT!

Revan Transmigrasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang