TIGA PULUH SATU

152 12 0
                                    

Bismillah
Happy reading 📝
   •
   •
   •
Typo bertebaran

" Iya Bun, ngga apa-apa. Bunda nginep aja"

"Udah ya Audy tutup"

Tut!

Rev menatap Audy meminta jawaban, dia mendekati Audy sambil menaikkan satu alisnya, 'gimana?'

"Katanya Bunda sama Ayah nginep disana ngga bisa pulang malam ini" ucap Audy memberi tau, dia membuka pintu lalu masuk kedalam rumah  diikuti Rev yang berjalan dibelakangnya.

Langit sudah terlihat gelap dan mereka berdua baru saja pulang dari jalan-jalan santuy sambil menghabiskan waktu bersama.

"Bi Ina belum pulang?" Tanya Audy pelan ke wanita paruh baya yang berdiri didepannya.

"Ini baru mau pulang, Non. Kalau gitu bi Ina pulang dulu ya Non" Audy mengangguk sopan sebagai jawaban.

Ceklek!

"Mau mandi duluan ngga, Rev?" Tanya Audy.

Rev menggeleng, "Lo duluan aja" jawab Rev sambil merebahkan badannya di atas kasur.

"Oke"

Rev menatap langit-langit kamar Audy yang berwarna violet. Rev tersenyum tipis mengingat waktunya bersama Audy tadi.

Sangat menyenangkan, apalagi tadi Audy sangat posesif terhadapnya.

Matanya Rev lama-kelamaan tertutup, dia tertidur dengan senyum terukir di bibirnya.

Tanpa sadar kalau hari ini dia belum kembali berubah menjadi Kucing.

Tubuh Rev yang berada diatas kasur secara perlahan menjadi terasparan dan menghilang seutuhnya.

Ceklek!

"Revan?"
•••
"DORRR!"

Rev langsung memengang dadanya, jantungnya berdetak sangat kencang saking kagetnya. Baru membuka mata tiba-tiba wajah seorang lelaki berada tepat didepan wajahnya sambil berteriak.

"Astaga! Lo siapa si?" Tanya Rev ngegas.

"Masa lupa sih ama gue. Parah banget cowok seganteng gue dilupain" ucap cowok itu sambil cemberut.

Rev mendelik, "Lo Siapa si?" Tanya Rev sekali lagi.

Cowok itu tersenyum kearah Rev, "kenalin gue Nathan"

"Cowok yang pernah masuk mimpi Lo" lanjut Nathan berucap.

Rev menggaruk pelipisnya yang tak gatal. Dia berfikir, siapa cowok yang pernah masuk kedalam mimpinya?

Hanya ada satu  cowok yang pernah dia mimpikan, cowok tampan yang memberi tahunya tentang alasan kenapa dirinya menjadi seekor kucing.

"Lo?" Nathan mengangguk seolah paham dengan apa yang akan Rev ucapkan.

Rev membuka mulutnya lalu menutupnya lagi, dia ragu.

"Apa yang mau Lo tanyain? Tanyain aja kali!" Ucap cowok itu sambil tersenyum.

"Ngga mungkin kalian orang yang sama kan? Soalnya sifat kalian---" ucapan Rev terputus.

"Beda? Ahahaha! Waktu itu cuman pencitraan doang, karna kita pertama kali ketemu" ucap Nathan menjelaskan.

"Sialan!"

Nathan tertawa mendengar umpatan kasar keluar dari mulut Rev tapi setelah itu dia terdiam.

"Gimana rasanya hidup didekat Audy?" Tanya Nathan serius.

Rev menatap cowok disampingnya bingung.

"Bahagia ya?" Tanya Nathan lagi.

Rev mengangguk singkat. Iya memang benar dia bahagia, ah bukan, melainkan sangat bahagia berada di dekat Audy.

"Selamat Revan" Nathan tiba-tiba mengucapkan kata selamat untuk dirinya.

Rev menunjuk dirinya sendiri, "gue? Selamat buat?" Tanya Rev bingung.

"Selamat, mulai hari ini kamu bisa hidup dengan normal tanpa harus berubah lagi" mata Rev membesar mendengar ucapan Nathan.

"K-kok bisa ngab?"

"bisa lah, kan Audy udah nyatain perasaannya. Kok gue yang baper anjir!" Ucap Nathan yang tersenyum sendiri.

"Lo tau?!" Tanya Rev sambil menepuk pundak Nathan.

Nathan tersenyum mengejek, "Apa sih yang ngga gue tau. Gue juga tau kalau Lo hampir keselek tulang ayam Karna denger  Audy nyatain perasaannya" Nathan terkekeh puas melihat pipi beserta telinga Rev yang memerah.

Plak!

Nathan menatap tidak terima lengannya digeplak oleh Rev.

Rev teringat sesuatu, "Eh! Gue mau tanya tentang keluarga gue. Entah kenapa saat didekat Audy gue ngga inget sama sekali kehidupan gue yang asli" ucap Rev panjang lebar.

"Mumpung sekarang gue inget. Gimana kabar Mamah sama Papah gue?" Tanya Rev.

Nathan tersenyum getir, "saat Lo ketabrak truk oleng, di situ tubuh Lo ilang. Papah sama Mamah lo berusaha nyari dimana keberadaan anaknya, mereka ngira Lo diculik" Nathan menarik nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Malam itu, setelah 2 Minggu nyari keberadaan  Lo, mereka berdua baru aja pulang kerja, dan niatnya mau nyari anaknya lagi. Tapi Tuhan berkata lain, nyawa kedua orang tua Lo ngga tertolong karna tertabrak mobil yang remnya blong"

"Orangtua Lo udah gaada Rev"

Air mata yang sedari tadi dia tahan langsung keluar. Revan menangis. Kedua orangtuanya sudah tidak ada, padahal Rev belum melihat wajah mereka untuk terakhir kalinya.

"Ingus Lo keluar, nih" ucap Nathan sambil memberikan sapu tangan.

Rev menerimanya dan mengelap cairan yang keluar dari hidungnya lalu melemparkan sapu tangan itu kearah Nathan.

"Untung ngga kena" Nathan bernafas lega.

Rev mengusap air matanya, "T-trus sekarang gue tinggal sama siapa,  gue udah ngga ada siapa-siapa lagi" ucap Rev dengan nada lirih.

"Lo bakal tinggal sama Audy, Lo bakal hidup di dunia penuh keanehan itu. Cari kebahagiaan Lo disana, Revan!" Nathan menepuk-nepuk pundak Rev pelan.

Rev mengangguk, Nathan tersenyum.

"Bahagia terus ya, Bro!"
_______
       Gimana part ini? Masih seru?

   Jangan lupa vote disetiap paragrafnya 。◕‿◕。

NEXT!

Revan Transmigrasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang