DUA PULUH DELAPAN

148 10 0
                                    

Bismillah
Happy reading 📝
   •
   •
   •
Typo bertebaran

"Bibi udah pulang?" Tanya Ana sambil menepuk bahu Bi Ina pelan lalu mengajaknya duduk disofa.

Sedangkan Gege yang ketahuan ingin melarikan diri langsung ditarik oleh Voka dan Momo kearah kamar Audy.

Audy berjalan mengikuti mereka bertiga sambil membawa Rev yang sedari tadi melihat kearah kucing hitam.

"Gege nih pengen kabur-kaburan mulu" ucap Voka ketika mereka sudah masuk kedalam kamar Audy.

"Gue naber" ucap Gege pelan.

"BOONG!!" Dengan serempak ketiga temannya itu berteriak.

Gege menatap kearah teman-temannya. Matanya sedikit berair, bibirnya melengkung kebawah.

"HUWAA, GUE TAKUT KUCINGG! LO SEMUA KENAPA KAGA ADA YANG NGERTIIN GUE SIH" Gege berteriak histeris lalu merebahkan tubuhnya ke kasur dengan kepala yang ditutup bantal.

Audy, Voka, Momo memandang Gege malas.

"Oh"

Gege langsung melempar bantal kearah temannya, "JAHAD KELEN"  ucap Gege dramatis.

Mereka bertiga langsung bergidik ngeri mendengar nada suara Gege yang terdengar lebay.

"Merinding gue" ucap Voka sambil mengusap kupingnya.

Momo mengangguk setuju. Sedangkan Audy menatap Gege lama, kemudian berucap.

"Lo kalo lesbi jangan ke kita-kita"

Tok! Tok! Tok!

"Audy! Ini Bunda cantik! Buka pintunya" teriak Ana dari balik pintu.

Audy menaruh Rev yang sedang kalem ketempat tidur disebelah Gege, sedangkan si Gege berusaha untuk tidak teriak.

"Kenapa Bunda?" Tanya Audy yang sudah berhadapan dengan Ana.

Ana mengintip kearah kamar Audy, "mana Lava?" Tanya Ana ke Audy.

"Lava? Kenapa Bunda nyariin Lava?" Tanya Audy balik.

"Kan Bunda mau jodohin Lava sama Benny. Sini Bunda mau masukin Lava ke kadang" Ana menjelaskan, dia menggeser Audy agar bisa masuk kedalam kamar.

Ana mengedarkan pandangannya, dia melihat Voka dan Momo yang sedang bermain game.

AHA! KETEMU!

Ana langsung berjalan kearah kasur lalu menggambil Rev yang berada disana. Matanya tidak sengaja melihat kearah Gege yang sedang menutup mulutnya dengan tangan.

"Kamu kenapa Ege?" Tanya Ana dan hanya dijawab gelengan oleh Gege.

"Iiihh kamu gajelas deh" ucap Ana bercanda.

Ana berjalan keluar dari kamar anaknya tapi Audy langsung menahan tangannya.

"Kenapa Audy?"

Audy menatap Ana ragu, "Bunda gimana kalau Lava sama aku aja. Gausah taruh di kandang" ucap Audy yang menatap kearah Rev kasihan.

"Lo kenapa? Inikan supaya mereka cepet menghasilkan cucu buat Bunda. Jadi harus ditaruh ke satu kandang"

Masalahnya kalau kucingnya Hamil, anaknya jadi apa Bunda? Batin Audy frustrasi.

"Bunda Lava sama Aku aja ya?" Ucap Audy memohon. Dia masih setia memegang tangan sang Bunda agar tidak pergi.

Ana melepaskan tangan Audy, "ihh kamu kenapa si? Udah sana masuk kamar! Temen kamu suruh nginep aja biar kamu ngga kesepian" setelah mengucapkan itu Ana langsung pergi meninggalkan Audy yang terduduk lemas.
•••
Setelah makan malam tadi, Audy dan ketiga temannya dikunci dikamar oleh Ana. Itu karna sedari tadi Audy berusaha mengambil Rev dari Ana.

Yang buat masalah satu, yang kena semuanya.

"Bunda buka pintunya!" Teriak Audy dari dalam kamar.

Voka mengusap kupingnya yang sakit karna mendengar suara teriakan Audy, "mau tidurpun susah" gumam Voka.

Momo memiliki bodoamat, dia sudah capek menasihati Audy sedari tadi. Dia tau Audy menyukai Rev, dia juga tau gimana perasaan Audy sekarang.

Sedangkan temen Audy satunya lagi, si Gege, dia sedang tersenyum senang karna tidak ada kucing disekitarnya, "udahlah Cen! Tidur aja tidur!"

Audy mendenkus mendengar ucapan Gege. Dia tidak bisa tidur karna memikirkan Rev.
•••
Sesekali Rev melirik kearah Benny si kucing hitam yang sedang tertidur disebelahnya.

Untuk sekarang, masih aman.

Dia melihat langit malam yang indah,  tapi sayang tak seindah nasibnya malam ini.

Tadi Bundanya Audy menaruh kandang ini di halaman depan, jadi dia bisa melihat langit malam.

"Meong!"

Rev tersentak kaget ketika mendengar suara kucing disebelahnya. Dia menengok secara
perlahan kearah Benny.

Benny menatap dirinya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan oleh Rev, Dia memundurkan tubuhnya.

"MEOWW!" Rev panik ketika Benny mendekat.

Oke, dia harus melawan Kucing hitam ini, dia tidak boleh terlecehkan dua kali, cukup waktu itu saja.

Kuku Rev muncul, bersiap bertarung .

-Rev si putih vs Benny si hitam-

"Meow" Rev langsung mencakar Benny, dia berusaha agar membuat Kucing hitam itu tidak mendekatinya dan takut padanya.

"MEONG!!"

"MEOWW!!"

Suara kucing yang saling bersahutan membuat Audy langsung membuka matanya, padahal tadi dia hampir tertidur.

"Rev, apa Lo udah memulai proses pembuatan anak?" Gumam Audy bertanya.

Sedangkan didalam kandang kucing hitam memundurkan tubuhnya, dia menggakui kalau Kucing jantan tidak ingin didekati sangat menakutkan.

Rev berhasil membuat Benny takut dan tidak berani mendekatinya.
_____
      Hanya untuk menghibur (. ❛ ᴗ ❛.)

  (•_•)
<)   )╯Digeboy geboy mujair
/  /

  (°O°)
~(   (~ Nang ning nungng"
  /   \

(•_•)
~)   )~ Pakdulipak bang dung ding serrr
/   \

(°O°)
~)   )~ HOBAHHHHHH
/   \

GBT🗿

NEXT?

Revan Transmigrasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang