DUA PULUH SEMBILAN

155 9 0
                                    

Bismillah
Happy reading 📝
    •
    •
    •
Typo bertebaran

"Benny kok bulunya rontok ya?" Gumam Ana bertanya setelah membuka kadang kucing nya.

Terlihat banyaknya bulu kucing berserakan didalam kandang, dan Benny yang sedang menunduk. Rev? Kalau kucing yang satu itu langsung berlari masuk kedalam rumah setelah Ana membuka kandang.

"Meow!" Rev berdiri didepan pintu kamar Audy sambil mengeong.

Duk! Duk!

"Lava pasti nungguin Audy ya" ucap Ana yang sedang menggendong Benny. Dia mengambil kunci yang disimpan dikantong bajunya lalu membuka pintu kamar anaknya.

Ceklek!

"Bunda kembaliin kucing Audy--uhmm" gumam Audy yang masih tertidur.

Ana menggeleng melihat anaknya yang berbicara saat tertidur, "ngigo nih anak"  ucap Ana lalu pergi begitu saja.

Rev yang melihat Ana sudah pergi langsung masuk kedalam. Dia melihat Audy yang sedang tertidur di kasur lantai dengan Gege disampingnya. Sedangkan dua teman yang lainnya tidur diatas kasur yang biasanya Rev ditempati.

Rev berjalan menaiki perut Gege agar bisa ke Audy. Gege yang merasa geli langsung terbangun. Rev terdiam sambil menatap kearah Gege yang mulai membuka matanya.

Sedangkan Gege yang sedang memfokuskan pandangannya langsung melotot dengan mulut yang terbuka melihat kucing putih diatas perutnya.

"AKHHH!"

Gege langsung menghempaskan tubuh kucing itu hingga terjatuh menimpa Audy yang telentang disebelahnya.

Cup!

BYUSSS!

Mampus, batin Rev berucap.

Audy yang merasa ada beban diatasnya langsung membuka mata. Matanya membulat, kaget. "Rev?" Tanya Audy dengan bingung.

"Audy, Gege..." Ucap Rev menggantung sambil melirik kearah gadis disampingnya.

Audy langsung menengok kearah yang Rev tunjukkan. Matanya lagi-lagi membulat ketika melihat Gege menggeleng tidak percaya.

Dia beralih menatap Rev lagi, Audy baru sadar kalau cowok itu sudah menjadi manusia. Ah, tadi bibir mereka saling menempel, pantas saja.

Sedangkan Gege masih shock.

"Ngga mungkin---kucing, manusia? Kucing jadi manusia?"

"Dunia apa yang gue tempatin ini?!" Tanya Gege sebelum kesadarannya menghilang.

BRUK!

"GEGE!"
•••
"Ini ada apaan ya?" Tanya Voka polos. Dia menatap temannya satu persatu dan berakhir menatap kearah Rev.

"Kenapa ada Rev?" Tanyanya sekali lagi.

Gege memijit pelipisnya pusing, "jelasin! Gue bisa gila lama-lama tinggal dibumi!" Ucap Gege dengan nada putus asa.

Dia masih tidak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. Sangat... sangat...mustahil.

"Ekhem" dehem Audy sebelum menjelaskan semuanya.

"KOK BISA ANJIR?!" Tanya Voka ngegas.

"Keren anjir bisa berubah-ubah. Menang banyak lagi si Audy" lanjut Voka membuat bibir Audy tertarik membuat sebuah senyuman bangga.

Voka menengok kearah Momo yang terlihat tidak peduli, "btw, kok Lo kaga kaget, Mo?" Tanya Voka sambil mengambil kripik ditangan Momo.

Momo mendenkus tidak suka karna makanannya diambil, " gue udah dikasih tau duluan" jawabnya cuek.

Gege langsung menabok lengan Audy setelah mendengar ucapan Momo, "ngga kawan kita! Masa Momo Lo kasih tau duluan, sedangkan gue ngga. Apa karna si Momo kaya  makanya Lo kasih tau duluan, hah?! Gue tau si, gue emang ngga ---"

PLAK!

"Ngga nyambung, goblok" Sarkas Audy. Dia kesal, temannya yang satu ini memang agak aneh.

"Tapi Lo kenapa kasih tau Momo?" Tanya Voka yang masih penasaran.

Audy mengusap dagunya, berfikir, "Eum karna waktu itu cuman ada dia? Terus juga gue terpaksa sih" jawab Audy.

Audy melirik sebentar kearah Rev yang sedang rebahan.

"Cen! Terus gimana sama Bunda Lo? Kalau dia tau ada Rev disini!" Tanya Momo membuat Voka dan Gege menatap dirinya bingung.

Momo membuang nafasnya kasar karna ditatap intens oleh kedua temannya yang mempunyai rasa penasaran tinggi.

"Audy dikira belok ama Bundanya" jelas Momo pada dua temannya.

"Hahaha, Sumpah? Belok ke siapa? Rev? Ngakak abizz" Gege terbahak-bahak. Sedangkan Audy kesal karna menjadi sasaran tabokkan tangan Gege ketika gadis itu tertawa.

Kenapa kalo orang lagi ketawa suka banget nabok si?! Tanya Audy dalam hati.
•••
"Benny Kucing Bunda, gimana semalem? Seru banget ya?"

"Apa proses berjalan baik?"

"Aaaa dikit lagi Bunda punya cucu deh"

Gimana mau mulai prosesnya, gue gerak dikit langsung dicakar. Batin hitam curhat.

Sedangkan diseberang sana Sudy hanya bisa mengelus dadanya sabar karna dicuekin oleh sang istri.

Gue buang dah tuh kucing!
______
      Gimana part ini? Seru?

    Vote!

   Follow akun IG gue ya! @aukaput_257

NEXT?

Revan Transmigrasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang