EMPAT PULUH TIGA

153 8 0
                                    

Bismillah
Happy reading
     •
     •
     •
Typo bertebaran

"Pengen punya anak berapa Yang?" Audy melirik kearah Rev yang sedang makan sate.

Rev menelan sate yang ada didalam mulutnya sebelum menjawab pertanyaan Audy, " Cen kita belum nikah, gausah ngomongin anak" jawab Rev sambil mengambil satu tusuk sate lagi.

"Emangnya kenapa? Kita bicarain aja sekarang. Gue maunya sih punya 4 anak" ucap Audy santai.

Rev melotot.

Enak di gue, batin Rev berucap sambil menatap Audy aneh.

"Gue maunya---"

"WOII BUSET PADA MOJOK LO BERDUA"

Tatapan semua orang yang berada disana langsung tertuju pada gadis yang memakai Hoodie berwarna oren.

"Berisik!" Ucap salah satu orang yang ada disana.

"Dih! Emang kenapa? Mulut-mulut gue. Kalo keganggu putusin aja telinga Lo!" Balas gadis ber-hoodie Oren itu.

"Udah Ege, jangan nyari ribut disini" Audy menatap Gege tajam.

"Tau nih Gege nyari ribut mulu" ucap Sakti menimpali.

Sakti duduk disamping Rev sambil menaruh barang-barang yang baru saja dia beli disamping tempat duduknya.

"Banyak banget belanjaannya Sak"

Sakti langsung menengok kearah Rev.

"Iya mumpung di traktir sama Gege, jadi beli apa aja walaupun gue gamau beli" ucap Sakti dengan tidak berdosanya setelah menghabiskan  uang pacarnya itu.

Tapi yang dia beli bukan buat dirinya saja, tapi buat Gege juga.

Gege mendenkus, "Matre benget cowok gue sumpah!" Adu Gege sambil membuka dompetnya dan menunjukkan isinya.

"Mampus!"

Gege memutar bola matanya malas ketika mendengar kedua pasangan bucin itu bicara bersamaan.

"Btw Cen traktir gue sate doang. Lo lihat kan tadi  duit gue tinggal berapa? Serebu Cen, tinggal serebu! Traktir ya? Ya ya ya?" Muka Gege sangat memelas membuat Audy berdecak.

"Iya iya gue traktir. Lagian duit tinggal serebu ngapain kesini!"

"Tadi gue ngga sengaja lihat Lo berdua makannya gue samperin, lumayan kan minta di traktir"

"Tai Lo!"

"Jorok Cen!" Ucap Rev menabok lengan Audy.

Gege menyeringai, "pos, lihat bumbu satenya pos, iii kek tai mencret" usil Gege.

"Anjir Lo Ege, ngga selera makan lagi gue"

Gege langsung terbahak sambil memukul meja dengan kencang.

"Mba! Mba! Mejanya jangan dipukul kenceng-kenceng nanti hancur, Aduhh!" Ucap tukang menjual sate memperingati.

Gege menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia menatap penjual sate itu "maaf bang" Gege berucap pelan.

"Iya mba ngga papa, jangan gitu lagi ya"

Gege mengangguk lalu melirik ke sekitarnya dan langsung menutup wajahnya dengan tangan.

"Anjir malu banget gue"
•••
"Thanks ya Cen traktirannya, gue doain Lo jadi wibu karna udah baik"

Plak!

"Ngga bener Lo!"

Mereka sekarang sedang berjalan ketempat motor mereka terparkir, agak jauh dari tempat tukang sate itu.

"Mba Voka kemana ya? Ngga pernah kelihatan sekarang dia" tanya Audy bingung. Masalahnya temannya yang satu itu tidak pernah nimbrung di grup lagi dan susah dihubungi.

Gege menengok, " Lo ngga tau? Dia sibuk sekarang" jawab Gege yang kembali menatap kearah depan memperhatikan pacarnya yang sedang berbicara dengan Rev.

"Sibuk ngapain dia?"

"Sibuk nge-wibu, waktu itu dia pernah minta saran anime yang seru ke gue" ucap Gege memberi tahu.

Audy melongok, "serius?"

Gege mengangguk, "Gue ngga pernah boong" ucap Gege serius.

"Pernah"

Gege menatap Audy.

"Waktu itu Lo ngambil duit emak Lo, katanya buat bayar uang kas di sekolah tapi malah buat beli novel"

"Y-ya itu kan dulu"

"Sama aja, berarti Lo pernah boong"

Gege berdecak, "iya iya gue pernah boong, tapi kali ini gue ngga boong. Kalo perlu kita kerumah Voka besok, mau ngga?"

"Gas"

Hening sejenak sebelum Audy berucap.

"Lo ngga kasian Ege?" Tanya Audy dengan tatapan yang masih mengarah kedepan.

Gege menatap temannya itu bingung, "kasian? Sama?" Tanya Gege.

"Pacar Lo"

Gege langsung menatap pacarnya, meneliti apa yang harus di kasihani dari pacarnya itu.

"Kasian kenapa dah?"

Audy menggelengkan kepalanya merasa kasian dengan Sakti.

"Perhatiin pacar Lo itu! Lihat! Kasian dia bawa belanjaan banyak-banyak sendirian. Lo ngga ada niatan bantu bawain gitu?" Tanya Audy.

"Ngga, itukan barang dia"

"Tapi tadi gue ngga sengaja lihat ada banyak barang cewek"

Gege gugup, "Y-ya sama barang gue juga maksudnya"

"Terus Lo ngga mau bawain? Minimal barang Lo sendiri. Kasian anjir pacar Lo" kalo di ijinin sama Rev boleh punya dua cowok, udah gue pacarin si Sakti. Kasian dia tersiksa sama Gege, batin Audy berucap.

"Biarin lah"

"Pacar adalah babu"

Ingin rasanya Audy menendang kepala Gege agar temannya itu tersadar kalo perkataannya itu salah.

Eh

Tapi

Boleh juga.

Rev bakal gue jadiin babu.

Rev My babu
____
     Vote and thanks (ㆁωㆁ)

Revan Transmigrasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang