12 | Is it really that easy?

135 11 0
                                    

✨Selamat membaca ✨ 

✿︎✿︎✿︎

Apa aktingnya kemarin sebagus itu?

Alicia tak merasa melakukan banyak usaha untuk menaklukan Valentine dan pria itu sudah mengabaikan Anastasia yang mendekatinya. Jujur saja ia merasa heran.

Sekalipun tampil dengan wajah tanpa riasan, Anastasia selalu terlihat cantik. Alicia mengakui kecantikan saudara tirinya, tapi kali ini Valentine bahkan tak menoleh saat Anastasia mengajaknya bicara.

"Valent." Panggil Anastasia, menghampiri Valentine yang duduk di seberang Alicia. "Bukankah seharusnya kamu duduk denganku?"

Alicia mengamati reaksi Valentine yang tampak kaku tak menjawab. Matanya tak beralih dari Alicia. Mungkin takut kalau Alicia akan marah.

"Bukankah seharusnya kamu duduk dengan James?" Tanya Alicia balik dengan nada yang sama sambil menggunakan mata menunjuk James. Pria itu sedang duduk bersama timnya tak jauh dari mereka. Ia tak tahan dengan diamnya Valentine dan ia ingin Anastasia segera pergi.

Ternyata James juga sedang menatap ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Alica.

Menyadari arah tatapan James, Valentine bereaksi. Ia balik menatap tajam James, tapi James tak menghiraukannya. Valentine kesal dan hampir berdiri, namun Alicia menahan tangan Valentine.

"Duduk, Val. Kita disini untuk makan."

"Val? Kamu marah saat aku memanggilmu Val. Tapi, si dungu ini boleh?" Tuduh Anastasia yang masih belum pergi setelah diabaikan.

"Dungu?" Alicia tak percaya Anastasia menyebutnya dungu di depan publik. Sepertinya penyihir itu sudah hilang akal. Biasanya Anastasia hanya berani berkata kasar saat mereka berdua. Anastasia takkan bersedia merusak image yang telah ia bangun.

"Siapa yang dungu?" Tanya Valentine kasar. Jelas bukan reaksi yang Anastasia inginkan. Dengan tubuh tegang, Valentine menatap penyihir itu tajam. Tak hanya itu, bola matanya sudah berubah hitam.

Menyadari apa yang sedang terjadi, Alicia segera berdiri dan memeluk Valentine yang masih duduk dari belakang. Merasakan sentuhannya, ketegangan tubuh Valentine mengendur. Tapi belum sepenuhnya hilang.

"Val." Panggilnya sambil mencium pipi Valentine. Sesuatu yang belum pernah Alicia lakukan. Ia hanya mengikuti insting.

"Pergi!"

Deg.

Apa Valentine mengusirnya? Apa pria itu benci karena Alicia menciumnya?

Alica hendak melepaskan pelukannya, tapi Valentine terlebih dahulu menahan. Saat melihat Anastasia meninggalkan area kantin, Alicia sadar bukan dirinya yang harus pergi.

Satu hal yang mengganggu Alicia, Anastasia tak terlihat takut sedikitpun. Bahkan James sempat memperlihatkan reaksi takut saat menghadapi Valentine dalam kondisi semacam ini. Tapi penyihir itu tidak. Ia hanya terlihat kesal dan pergi.

✿︎✿︎✿︎

Kejadian di kantin membuat Alicia semakin populer, berbanding terbalik dari keinginan awalnya.

Keadaan semakin membuat Alicia ingin segera menyelesaikan tahun ketiga dan keluar dari kota Misty, atau bahkan pindah ke kerajaan Luminae.

"Apa yang sedang kamu pikirkan, Sunshine?" Suara Valentine memecahkan lamunannya.

Sekarang, ia berada di mobil menuju tempat rahasia yang pria itu ingin tunjukkan.

"Segera lulus dan bebas tinggal dimanapun." Jawabnya jujur.

"Apa disini tak menyenangkan? Nyaman?"

Nyaman? Alicia ingin tertawa akan kata itu. Tidak ada kenyamanan disini, kecuali Joanna dan tentu saja Valentine.

"Kenapa diam?"

"Apa aku masih perlu menjawab?"

Kali ini Alicia mendapatkan seluruh perhatian Valentine. Pria itu menatapnya. Alicia tidak tahu bagaimana cara pria itu menatapnya, tapi ada sesuatu disana. Sesuatu yang membuatnya tenang dan percaya padanya.

"Kamu bebas tinggal dimanapun, Sunshine." Ucapnya dengan senyum yang membuat hatinya teduh. "Tapi harus bersamaku."

Kalimat terakhir membuatnya mendelik tak percaya. Tanpa sadar ia sudah memanyunkan bibir.

"Ada apa dengan muka seperti itu?" Tanya Valentine sambil mengusap sudut bibir dan pipi Alicia.

Sepertinya ia sudah terbiasa dengan sentuhan Valentine karena ia tak mengelak lagi. Pada titik emosinya yang sekarang, tentu Alicia merasa senang.

"Bagaimana kalau aku tidak mau, Val?" Gurau Alicia.

"Apa masih perlu kujawab?" Tanyanya balik dengan nada yang sama dengan yang Alicia gunakan.

Alicia tahu. Sekalipun terdengar bergurau, pertanyaan Valentine mengandung ancaman. Tapi Alicia memilih mengabaikan karena ia senang. Artinya, Valentine peduli dan ingin bersamanya.

"Jangan menyalin ucapanku dan lihat jalan. Aku tidak mau mati muda."

Valentine tertawa keras hingga matanya berair.

Alicia tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ini pertama kalinya ia melihat pria itu tertawa lepas. Alicia takkan merasa lelah melihatnya.

Setelah sadar tidak ada yang aneh, Alica bertanya, "Apa yang lucu?"

"Mobil ini sudah disetting otomatis, Sunshine. Aku bahkan bisa menciummu dan kita akan baik-baik saja. Well, not really."

Yap. Kalau Valentine menciumnya, Alicia tak mungkin baik-baik saja. Jantungnya mungkin akan meledak. Oops!

✿︎✿︎✿︎

Tinggalkan voment, yuk, biar Scarlett semangat nulisnya. 

Thank You 🥰 

_______

September 22, 2023

Royal Lycan SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang