✨Selamat membaca ✨
✿︎✿︎✿︎
Setelah membersihkan diri, mandi dan berganti pakaian, Belinda lanjut membawanya ke ruang makan. Belinda adalah kepala pelayan di rumah itu. Bukan rumah Valentine, tapi semacam rumah persinggahan tim mereka.
Pada saat berganti pakaian, Alicia terkejut ada banyak deretan pakaian wanita disana. "Itu pakaian baru. Terkadang ada beberapa teman yang harus mampir." Jelas Belinda saat ia bertanya.
Sayangnya, ia tak bisa mengusir rasa cemburu yang tumbuh. Teman yang mampir dan berganti pakaian disini. Alicia harus mengingatkan diri kalau tim yang Valentine maksud bisa juga wanita. Sekaipun begitu, bukan berarti rasa cemburu di hatinya segera hilang.
Alicia berjalan ke meja makan.
Disana, Valentine, Ryker, West dan satu pria lagi duduk saling berseberangan dan sepertinya berdikusi. Pria terakhir terlihat sangat kaku dan dingin. Seolah seluruh tubuhnya selalu siap siaga setiap saat. Dilihat dari cara ia duduk, sikapnya lebih mirip West, bahkan lebih dingin lagi. Kemiripan mereka tak berhenti disitu, bentuk tubuh kekar mereka hampir serupa.
Sadar Alicia sudah berjalan ke arahnya, Valentine segera berdiri dan menarik kursi di sampingnya.
Begitu Alicia duduk, mereka berhenti bicara. Ia jadi merasa kehadirannya mengganggu. Apa dia pergi saja, ya?
"Belinda tidak menyulitkanmu, kan?" Bisik Valentine di samping telinga Alicia.
Alicia menggeleng pelan. Ia menahan diri untuk tidak menanyakan wanita-wanita yang mampir ke rumah ini. Itu pertanyaan untuk nanti saat mereka hanya berdua saja.
Tangan Valentine yang berada di belakang bahunya menegang, seketika Alicia menoleh ke arah Valentine yang ternyata sedang menatap pria asing di samping Ryker.
Pria asing itu secara terbuka menatap Alicia seolah jengkel atau marah? Alicia tidak tahu. Hal itu membuatnya bertanya-tanya apa sebelumnya mereka pernah bertemu? Apa ia pernah melakukan kesalahan besar padanya?
Ia rasa tidak.
Alicia tak suka ditatap semacam itu, membuatnya tak nyaman.
Ryker berdehem. Dialah yang berusaha memecah suasana tegang. Tapi aksi saling tatap belum berakhir. "Alicia, perkenalkan bos kami, Lorenzo."
"Bos?" Tanya Alicia. Tak heran pria itu terlihat paling garang.
"Secara teknis, bisa dibilang begitu." Ryker lagi yang menjawab.
Pria yang disebutkan hanya mendengus, lalu perhatiannya kembali pada mangkuk di meja. Ia melanjutkan makan seolah tak ada yang terjadi.
Oke, sepertinya Lorenzo lebih bisu dan dingin dari West. Setidaknya West masih bersedia tersenyum padanya. Bahkan melihat ketegangan di ruang makan saat ini, West hanya terlihat seperti bosan atau tak peduli. Bisa dibilang, West terlihat bosan seolah aksi Valentine dan Lorenzo saling menatap tajam merupakan hal biasa.
Setelah itu, tidak ada yang bicara. Setidaknya hingga Lorenzo selesai makan. "Cepat selesaikan urusanmu, Valent. Dan segera kembali pada misi." Ucapnya sebelum pergi.
Alicia menghembuskan napas lega karena suasana langsung membaik begitu Lorenzo pergi.
Urusan? Entah kenapa ia merasa urusan yang dimaksud adalah dirinya.
"Ahh, akhirnya dia pergi juga." Ryker bergumam.
Ternyata bukan hanya Alicia yang merasa tak nyaman karena adanya Lorenzo.
"Shhht. Dia belum jauh. Dia bisa mendengar ucapanmu." West menanggapi.
"Kondisi tidak akan setegang ini kalau kita bicara jujur padanya, Valent. West, kamu setuju, kan?"
"Hmm." Hanya itu tanggapan West.
Mereka berdua masih berdebat perihal sikap dingin Lorenzo, kejujuran atau apalah, tapi perhatian Alicia beralih pada Valentine yang diam dan tampak tegang.
Kembali pada misi? Apa yang disembunyikan Val dari Lorenzo?
Seharusnya Alicia tak perlu terkejut lagi, tentu saja Valentine bersedia bersekolah di kota kecil seperti Misty pasti memiliki alasan.
Hanya saja, Alicia khawatir. Itu artinya setelah misi selesai Valentine akan pergi.
Tak diragukan lagi. Alicia pasti ingin ikut. Tapi ia juga tak mau hanya menjadi beban.
"Jadi, apa misi kalian?" Tanya Alicia pada mereka bertiga. "Eh, tapi jika itu bukan rahasia."
"Mencari seorang putri yang kabur." Jawab Ryker ringan seolah itu bukan rahasia besar. Dia memang selalu bertingkah seolah tanpa beban hidup.
Lalu, Alicia merasakan tangan Valentine mengusap rambut dari puncak kepalanya, seketika ia menoleh.
"Kamu boleh tahu rahasiaku, Sunshine."
Alicia tak bisa melewatkan Valentine berkata '-ku' bukan 'kami' seolah menegaskan pria itu punya banyak rahasia yang belum diceritakan.
"Kamu punya banyak rahasia, ya?"
"Selesaikan makan, lalu kita akan berjalan-jalan di luar." Itulah jawabannya.
✿︎✿︎✿︎
Tinggalkan voment, yuk, biar Scarlett semangat nulisnya.
Thank You 🥰
_______
September 24, 2023

KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Lycan Series
Fantasy[21+] Royal Lycan Series Book 1: Alicia [end] Book 2: Lorenzo [ongoing] Book 3: Cordelia [tba] Book 4: Archer [tba]