✨Selamat membaca ✨
✿︎✿︎✿︎
"Sunshine, apa kamu siap?" Tanya Valentine. Mereka berdiri saling berhadapan tak jauh dari ranjang.
Malam ini, mereka berdua akan menghapus kutukan. Valentine mengusir semua orang, termasuk Cordelia. Toh, penyihir itu memang sudah bebas pergi sesuai kesepakatan.
Alicia mengangguk malu-malu.
Cordelia memang licik. Kemarin, saat Cordelia mengatakan solusi kutukannya, penyihir itu hanya menjawab, "Claim her, Valentine. Make her fully yours." Kemudian Cordelia tertawa dan meninggalkan meja makan.
"Shit!" Mereka semua yang mendengar mengumpat secara bersamaan. Cordelia memang terbukti licik, bukan?
Sekarang, lupakan soal Cordelia dan kelicikannya!
Valentine mendekat, meletakkan kedua tangan di bahunya. Jantung Alicia berdegup saat pria itu menunduk mencium keningnya. "I love you, Alicia. My Sunshine." Ucapnya.
Alicia tersenyum mendengarnya. "Aku juga mencintaimu, Val."
Tangan Valentine mengusap pelipis Alicia dengan lembut, sentuhan pria itu menjalar ke rambut dan berhenti di leher, lalu menekan dagunya hingga Alicia mendongak. "Tubuhmu tegang, Sunshine. Gugup?"
Alicia mengangguk. "Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya, Val."
"Aku tahu. Tahu tidak? Fakta itu membuatku senang sekali." Valentine mengecup keningnya lagi. "Andai aku bukan pria pertamamu, Sunshine," Kecupannya turun ke hidung Alicia. "Aku harus memburu mereka semua," Bibir Valentine turun mencecap bibirnya singkat. "Lalu menghabisi mereka."
Alicia tersenyum lebar. Mungkin pernyataan Valentine seharusnya membuat wanita normal takut dan lari. Tapi yang terjadi, Alicia merasa perkataan pria itu terdengar seksi. Alicia menyukai reaksi protektif dan posesif Valentine, artinya pria itu peduli.
Alicia mengalungkan tangan ke leher Valentine, kakinya berjinjit. "Kamu terlalu tinggi." Kesalnya, lalu menarik kepala pria itu turun. Sekalipun gugup, Alicia menginginkan Valentine. Ia tidak puas hanya dengan kecupan singkat. Alica menyerang Valentine dengan bibirnya, seketika pria itu membalas hingga mereka saling melumat dan menghisap lidah satu sama lain.
Mulut dan lidah mereka saling menyerang hingga tanpa Alica sadari ia sudah berbaring di kasur dengan Valentine berada di atasnya. "Alicia, aku bisa menciummu sepanjang malam." Ucap Valentine disela ciuman.
"Oh, tapi aku tidak akan puas hanya dengan ciuman," Ucap Alica dengan tangan berusaha menarik kaos pria yang ia cintai. Melayang sudah rasa gugupnya. "Lepas, Val. Aku ingin menyentuh tubuhmu."
"Kamu mulai nakal, ya?" Valentine mengecup hidungnya lagi. Sepertinya pria itu memang terobsesi dengan hidung Alica. Bibir Alicia mengkerut menatap Valentine. Untung saja setelah itu tangannya bergerak melepas baju. "Sabar, Sunshine."
Alica bergegas melepas pakaian yang menempel di tubuhnya juga, berikut celana jeans yang ia kenakan. Saat ia ingin melepas celana dalam, tangan Valentine menahannya. "Let me." Ucap pria itu.
"Ok." Alicia menurut, lalu kepalanya mendongak. Saat matanya menatap tubuh Valentine, tangannya terasa gatal ingin menyentuh tubuh seksi di depannya. Terlihat keras dan besar. Tatapannya beralih ke atas. Ekspresi wajah Valentine terlihat kaku menahan diri, lalu matanya terlihat lapar menatap tubuh Alicia.
"Kamu sangat seksi, Sunshine." Suara Valentine terdengar lebih berat serta serak. Bukannya segera melepas celana dalam Alicia, pria itu menunduk mencium hidungnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Lycan Series
Фэнтези[21+] Royal Lycan Series Book 1: Alicia [end] Book 2: Lorenzo [ongoing] Book 3: Cordelia [tba] Book 4: Archer [tba]