Bab 7- momen romantis

112 22 1
                                    

"AAA! GIO!!"

Gio sangat puas menertawakan Zora yang kaget sekaligus takut.

"Jangan jail Ra,"

"Ish, nyebelin!" Zora kembali duduk ke kursi dengan wajah sebal.

"Lah, kok ngamok?" ledek Gio.

Zora tak merespon lalu lanjut menonton televisi yang menampilkan acara komedi. Ia beberapa kali terkekeh saat mendengar lawakan dari acara itu, hingga beberapa saat kemudian ....

JEDERR!! *anggap aja bunyi petir:^

Zora yang ketakutan setengah mampus langsung mendekat ke samping Gio dan memeluknya, lampu seluruh rumah tiba-tiba mati, sepertinya akibat sambaran petir itu. Zora masih gemetar disamping Gio.

"G-gi, takut gi!"

"Shtt! Ayo ke kamar kamu, tidur sekarang. Kayaknya ada yang gak baik-baik aja sama listriknya." Mereka berdiri perlahan dan berjalan.

Gio meraih ponselnya dan menyalakan senter, hari yang dingin membuat Zora merinding sekaligus menggigil. Ia mempererat pelukannya pada Gio agar rasa dingin itu hilang.

"Jangan kenceng-kenceng meluknya Zor, ga bisa nafas aku!" Gio sedikit menunduk melihat wajah Zora yang ketakutan.

JEDERRR!!
Sambaran petir prat dua muncul.

"Takut Gi! Aku takut petir!" ujar Zora dengan terisak.

"Udah-udah, jangan nangis ya?" Gio menenangkan Zora sambil mengelus kepalanya.

Mereka menaiki tangga hingga sampai di lantai 2, lantai kamar Zora, dan diatas lagi adalah kamar orangtua Zora. Rumah Zora terbilang besar dan luas, memiliki 3 lantai dan total ruangan lebih dari 10.

Mereka memasuki kamar Zora sambil terus berpelukan, takut terpisah kata Zora. Kata Author mah MODUS.

Gio menaruh ponselnya yang menjadi penerangan satu-satunya mereka malam itu, lalu menaruh cangkir plastik nganggur yang ada di nakas Zora, seketika ruangan menjadi remang-remang.

"Kamu pinter banget, aku gak pernah kepikiran."

"Gio gituloh! Udah, sekarang kamu tidur. Udah larut, besok harus masuk sekolah." Zora mengangguk patuh.

Zora berbaring, lalu Gio duduk di kursi sebelah kasur Zora hingga ia tertidur.

*******
Gio POV!

Aku terbangun karena seseorang memanggilku, " Gi, bangun Gi! Udah jam 7! Aku mau berangkat sekolah."

"Apa?!"

Hari ini aku teringat ada meeting dengan klien jam 7.30, Ah, sial! Aku bergegas ke kamar mandi Zora lalu mencuci wajahku agar lebih segar.

Aku keluar dan dengan tergesa-gesa turun ke lantai bawah, aku melihat jam tanganku.

7:18

'Astaga! Tuhan, sialnya diriku hari ini.' ujarku dalam hati.

"Gio? Nak, kenapa cepat-cepat? Ada kerjaan?"

"Iya Tan! Hari ini ada meeting jam 7.30, terus Gio telat bangun."

"Astaga, yasudah! Kamu makan dulu, terus berangkat. Zora biar pesan Ojol aja," ujar Tante kepadaku.

"Oh, Gio ga makan Tan. Soalnya nanti meeting sama klien di restoran, hehe!"

Jujur, sebenarnya aku lupa meeting kali ini dimana. Aku hanya mengarang agar tidak usah makan dan menghemat waktu.

"Ah, yasudah kamu siap-siap aja. Hati-hati ya!"

"Gio, anterin sekolah dong~" Zora datang tiba-tiba dan merayuku.

'Kerasukan apa anak kecil ini? Tiba-tiba jadi imut manja?' Aku membatin lagi.

"Yaudah ayok, aku sebentar lagi ada meeting nih."

Mobilku pun melaju menuju sekolah Zora yang ternyata tak terlalu jauh dari kantorku. Puji Tuhan, aku tidak akan terlalu terlambat.

TBC (To Be Continue) ....
Stay happy and healty all!
Makasih atas vote dan support nya♡
See you Next Bab ya!

Gue Bukan Cewek Biasa (END) | Dahyun & EunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang