Bab 18- Wajah jadi tomat, gara-gara I Love You

45 12 3
                                    

Zora sedang melamun sendiri di mobil, memikirkan seberapa beruntungnya dirinya memiliki suami seperti Gio. Sikapnya yang perhatian walau suka mengomel, tetapi sepertinya Zora semakin  jatuh cinta.

"Kamu mikirin apa Ra? Kok melamun?" tanya Gio lembut.

"Gapapa kok, cuman suntuk aja," jawab Zora lalu menyandarkan punggungnya kebelakang.

"Kalau capek tidur aja, perjalanan masih lumayan. Cukup buat istirahat bentar," bohong Gio, padahal perjalanan sudah dekat.

Ia kasihan melihat Zora seperti kelelahan dan mengantuk. Makanya ia menyuruh Zora untuk beristirahat walau sejenak. Saat sampai, Gio bisa menggendong Zora jika Zora sampai tertidur.

"Beneran? Aku ngantuk nih, kalau udah sampe bangunin ya!"

"Iya." Zora pun mengatur kursi mobil agar ia bisa tidur telentang.

******
Tak lama mobil sampai didepan sebuah mansion megah, yang memang pemiliknya tak lain mereka berdua. Rumah baru yekan!

Gio memutuskan untuk langsung menaruh mobil ke garasi, lalu menggendong Zora sampai ke dalam rumah. Zora sedikit menggeliat saat pintu mobil dibuka oleh Gio.

Gio mencoba sepelan mungkin agar istri tercintanya tidak terbangun. Ia membuka pintu bagian Zora, lalu perlahan menggendong Zora seperti pengantin.

Zora bahkan tidak terbangun, saking lembutnya pergerakan yang Gio lakukan. Zora masih terbilang nyenyak.

Tiba-tiba Zora meracau ditengah tidurnya. "Hmm! Gio yang paling ganteng, suamiku tercinta, i love you!"

Gio dibuat salah tingkah dengan racauan Zora, hampir wajah Gio berubah menjadi tomat saking merahnya.

*sementara itu di dalam mimpi Zora ....

Aku keluar dari kamar dengan keadaan perut butuh asupan. Aku mendengar bunyi mengunyah dari ruang tamu, lalu bergegas ke sana.

Terlihat Gio sedang menonton televisi sambil memakan sebungkus keripik yang begitu menggiurkan disaat perut ini keroncongan.

"Gio~ bagi dong!"

"Apa? Gak dengar?" tanya Gio mengejek.

"GIO! BAGI MAKANANNYA DONG!" Aku berteriak di samping kuping Gio.

"Aish, bilang dulu aku ganteng, suami tercinta, baru aku kasih!" titahnya dengan wajah tanpa dosa.

"Idih! Modus banget sih!" judesku malas dengan kelakuan konyol Gio.

"Mau engga? Kalau engga, yaudah!" Astaga, semakin hari Gio semakin menyebalkan.

"Hmm! Gio yang paling ganteng, suamiku tercinta, i love you!" ujarku setengah mengejek lalu merampas keripik dari tangan Gio yang terdiam.

Gio diam sambil menonton televisi dan senyum-senyum sendiri membuatku merinding melihatnya. Dia sedang salting atau akting kesurupan?

*kembali ke RL ( alias Real Life)

Gio masih mencoba bertahan agar tidak salah tingkah sampai meleleh. Membayangkan Zora memimpikan dirinya, bahkan mengucap I Love You, apa mungkin Gio bisa tahan?

Gio tiba di depan pintu kamar, perlahan membukanya agar Zora tidak terbangun lalu lanjut menggendong Zora perlahan menuju ranjang.

Perlahan menaruhnya, seperti takut lecet. Memangnya se-rapuh apa Zora? Mungkin Zora dikira ponsel yang jika terhempas sedikit bisa lecet.

'Masa ni bocah tidur baju gini? Mau gantiin, gue segan. Gimana sih?!'

'Kalo tidur baju lengan pendek gini bisa-bisa masuk angin, ohya!'

Gue Bukan Cewek Biasa (END) | Dahyun & EunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang