Bab 27- menangih janji

50 4 2
                                    

Zora baru pulang dari acara kelulusannya di sekolah, ada Gio, keluarga Zora, bahkan sampai keluarga Gio yang mengucapkan selamat, walau hanya mampir sebentar untuk menanyakan bagaimana kabar mereka. Karena banyaknya orang, energi Zora menjadi terkuras banyak.

"Kalo capek, istirahat sana. Nanti sakit lho!" pesan Gio lalu mengusap kepala Zora.

"Gendong," rengek Zora seperti anak kecil.

Gio pun menggendong Zora seperti pengantin dan mengantarnya ke kamar. Saat Zora kelelahan, rasanya Gio adalah obat paling ampuh.

"Istirahat dulu ya, aku mau nyelesaiin kerjaan dikit dulu ya!" Gio keluar dari kamar lalu sibuk dengan laptopnya di ruang tamu.

*******

"Huaah!" Gio meregangkan otot-ototnya setelah hampir 2 jam berurusan dengan laptop.

"Udah sore," gumam Gio lalu meraih ponselnya untuk memesan makanan, mengisi perutnya yang keroncongan.

Ia tak hanya memesan untuk dirinya, Zora tak mungkin Gio lupakan. Hanya berselang 15 menit, pesanan Gio datang. Dengan senyum sumringah Gio membawa pesanannya itu naik ke lantai atas, menuju kamarnya dan Zora.

"Ra, makan yuk!" Zora yang tengah bermain ponsel langsung melepas ponselnya.

"Makan apa?" tanya Zora penasaran.

"Makanan kesukaan kamu dong, biar mood kamu balik lagi."

Gio memesan beberapa makanan siap saji seperti; ayam goreng, kentang goreng, dan juga burger. Zora memang menyukai Fast Food sejak SMP, bahkan ia sampai diberi ceramah 20 menit oleh Kevin.

"Makan di ruang tamu aja, nanti kamu bersihin kasur lagi! Gak capek apa?" Zora berdiri dari kasur dan memakai sendal rumahnya.

"Gak kok, udah ayo turun ke bawah!" seru Gio.

Mereka menikmati makanan itu sambil bercanda gurau, kadang Zora kesal sendiri karena Gio menggodanya. Yah, begitulah Gio. Walau sudah menikah, jiwa buaya daratnya tetap menempel.

*******
Malam harinya tiba . . . .

Zora keluar dari kamar mandi dan celingak-celinguk kebingungan, tadinya Gio merebahkan dirinya di kasur. Kenapa sekarang tidak ada?

"Ah, udahlah!" Zora pun bergegas memakai bajunya seperti biasanya.

Setelah selesai berpakaian, Zora menuruni tangga mencari-cari keberadaan Gio. Gio tengah melamun sendirian di sofa ruang tamu menunggu Zora.

"Jangan melamun, Gi. Nanti kesambet!" tegur Zora lalu terkekeh.

Gio tersenyum lalu menepuk sofa di sebelahnya menyuruh Zora duduk. Zora pun dengan wajah senang duduk di samping Gio. Ia mengambil remote televisi lalu menyalakannya.

Gio tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahu Zora. Perlahan Gio memejamkan matanya, Zora tahu kalau Gio itu kelelahan.

Walaupun tidak ke kantor, aktivitas Gio tetap sibuk dan terlihat memelahkan. Zora kadang kasihan dan menegur Gio agar istirahat. Namun, namanya juga Om Batu. Pasti keras kepala, Gio tidak mengikuti teguran Zora untuk istirahat. Ia lebih memilih untuk sibuk dengan kerjaan kantornya.

"Ra, kiss dong!" rengek Gio yang membuat Zora kaget sendiri.

"H-hah?" Zora masih kebingungan.

"Mau kiss!"

"Ih, Gio. Suka banget minta kiss!" kesal Zora.

Gio menatap Zora sebentar, lalu langsung memeluk Zora tanpa aba-aba hingga mereka terdorong ke belakang. Zora hampir berteriak, tetapi mulutnya ditutup oleh Gio.

Gue Bukan Cewek Biasa (END) | Dahyun & EunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang