BAB 14.RUMAH ZAYAN

9 1 0
                                    

Bulan kini sudah berganti menjadi matahari. Pagi ini laki laki yang tadi malam habis balapan itu tengah terlelap dalam mimpi indahnya ia pulang sekitar jam 02.15 untung saja penghuni rumah sudah pada tidur.

Ia merasa terganggu dengan sinar matahari yang menyilaukan terkena matanya, siapa orang yang berani membuka gorden kamarnya.

Perlahan Zayan membuka matanya mendapati Kalila tengah berkacak pinggang sambil menatap tajam ke arah putra nya yang masih mengumpulkan nyawa.

"Buruan mandi zayan, kalau gak mau telat ke sekolah"

"Adu.. ma. Anan boleh libur gak sehari aja. Kepala Anan pusing ma" Pinta Zayan dengan suara berat nya.

"Gak ada libur libur yah nan, cepetan pergi mandi mama tunggu di meja makan" Ucap Kalila setelah nya ia pergi meninggalkan Zayan yang masih merem melek itu.

Zayan pun dengan terpaksa bangun dari tempat tidur menuju kamar mandinya, ia membuka kaos yang menutupi perut sispek nya. Kemudian ia menyalakan shower dan mulai membasahi seluruh badannya.

Tak perlu lama ia sudah rapih dengan seragam batiknya tak lupa Hoodie dan ransel sekolahnya. Ia berjalan menuruni anak tangga dan mendapati Kalila tengah makan bersama Ayahnya.

"Pagi yah, ma" Sapaan setiap pagi oleh Zayan pada kedua orangtuanya.

"tadi malam kamu balapan Zayan?"Tanya Juan pada putranya.

Zayan sudah bisa nebak bahwa Juansara marah padanya terlihat dari cara ia memanggil nama nya langsung. Zayan gugup di tempat duduknya kenapa Ayahnya bisa tahu mengenai dirinya yang balapan tadi malam.

"Iyah yah, maafin Anan!" Kata Zayan memohon ampun pada sang Ayah.

"Ayah pernah bilang kan, kalau ayah gak suka kalau kamu ikut balapan" Sinis Juan.

"Iyah itu terakhir yah, tadi malam juga terpaksa harus gantiin igel. Igel gak datang jadi anan gantiin día"

"Untuk kali ini ayah maafkan kamu, untuk selanjutnya gak tau"

"Iyah ayah ini yang terkahir kok" Jawab Zayan sambil senyum.

"Yasudah ayah duluan, bentar lagi ayah ada meeting pagi"

Setelah beres dengan sarapannya Juan pamit pada istri dan putranya. Tersisa lah Kalila dan Zayan di meja makan itu.

"Nak, kapan kamu bawa sahabat Sahabat kamu itu main ke rumah?"

"Nanti ma, pulang sekolah Zayan ajak mereka kesini"

"Oke, mama akan buat kue yang enak buat sahabat sahabat nya Zayan"

Zayan tersenyum ia beruntung memiliki ibu tiri seperti Kalila yang begitu baik padanya, bahkan Zayan tidak pernah menaruh rasa curiga terhadap Kalila sedikitpun karena Zayan yakin bahwa Kalila adalah wanita baik baik.

"Yaudah ma, Zayan juga pamit. Assalamualaikum mama ku yang cantik" Ucap Zayan sambil menyalami tangan wanita paruh baya itu.

******

"Woy pulang woy gurunya pada Rapat" Teriak Angga setelah memasuki kelasnya dan langsung memasukkan buku buku nya pada tas ransel miliknya.

ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang