BAB 21. MENGINAP

11 1 0
                                    


Hari ini Argi benar benar berangkat sekolah bersama Zayan. Seperti ucapan Zayan tadi malam bahwa Argi boleh membawa motor kesayangannya asalkan jangan sampai lecet.

Kini mereka berdua telah sampai sekolah dan sedang memarkirkan motor mereka, sesaatnya Saga datang bersama Rigel.

"Weh.. tumben Lo berdua bareng ke sekolahnya?!" Ujar Rigel setelah turun dari motornya.

"Emang gak boleh gue berangkat bareng Abang gue hah!" Balas Argi sewot

"Cieee.. lah Abang" Ucap Rigel sambil ketawa karena Argi menyebut Zayan, Abang!

Mendengar itu Zayan hanya memutar bola matanya disaat Argi memanggilnya Abang tapi giliran di rumah memanggilnya Nama.

Mereka berempat pun jadi pusat perhatian para gadis yang ada di koridor lantai bawah karena memiliki satu lelaki tampan diantara mereka yang belum pernah mereka ketahui.

Jelas saja ini kan pertama kalinya Argi ikut berjalan berdampingan bersama mereka yang merupakan laki laki tertampan di SMA Lima Sila. Menurut mereka saja!

"Mereka liatin gue gak sih?!" Ucap Rigel berbisik pada Argi yang ada di sebelahnya.

"Kayaknya liatin gue deh, gue kan baru pertama kali jalan bareng Lo pada!" Jawab Argi membuat Rigel memutar bola matanya malas.

"Pede banget" Kata Rigel tak terima.

"Emang fakta kan mereka liatin gue karena gue lebih ganteng dari Lo" Ucap Argi membuat Rigel berhenti dari jalannya.

"Kenapa berhenti?" Tanya Zayan

"Adek Lo bikin kesel deh" Balas Rigel sambil manyun

Zayan langsung melihat ke arah Argi yang mengedikan bahunya.

"Masa katanya dia lebih ganteng daripada gue" Ujar Rigel dengan menampilkan muka so sedih.

Saga dan Zayan yang mendengar itu langsung memutar bola matanya malas, Zayan kira Argi berbuat salah karena Rigel tiba tiba kesal dengan Adik tirinya itu.

"Yauda ayok jalan lagi, masalah gitu Lo perdebatkan." Kata Saga tak habis pikir dengan tingkah kekanak-kanakan nya Rigel.

Mereka berempat kembali jalan lagi menuju tangga untuk ke lantai dua tempat dimana kelas mereka berada.

Setelah mereka masuk ke dalam kelas, tepat bel masuk juga berbunyi dan seorang guru laki laki pun masuk ke dalam kelas Zayan dkk.

"Selamat pagi anak anak!" Ucap pak guru bernama Pak Tohir selaku guru pelajaran Fisika.

"Pagi pa..." jawab mereka semua.

"Hari ini bapak akan ngadain ulangan dadakan" Kata Pak Tohir membuat seisi kelas terkejut karena tiba tiba saja ada ulangan.

"Dadakan bener dah pak, kita kan belum sempat belajar" Kata salah satu murid laki laki bernama Zaki.

"Gak papa! Soalnya gampang kok cuma 1" Kata Pak Tohir lagi.

"Iya satu tapi beranak" Ucap Haris selaku ketua keamanan di kelasnya Zayan.

"Yauda terima saja" Jawab Pak Tohir

Seisi kelas pun hanya bisa pasrah, karena Pak Tohir memang di kenal sebagai guru tukang ngasih ulangan dadakan.

Setelah Pak Tohir memberikan soal, ia kembali duduk di kursinya lalu mengawasi para muridnya agar tidak ada yang menyontek.

"Tidak boleh berisik, kerjakan masing masing kalo ada yang ketahuan menyontek saya akan langsung keluarkan dari kelas ini" Ucap Pak Tohir tegas.

Mereka semua langsung diam setelah mengeluh tentang soal yang di berikan Pak Tohir. Benar kata Haris satu soal tapi anaknya ada lima.

ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang