Chapter 2

189 84 6
                                    

Semenjak perkataan Bu Irene tempo hari, Eliza perlahan-lahan mulai menjauhi Balqis.

Bukan karena tidak mempercayai teman lama nya, namun dia hanya berjaga-jaga.
Karena alasan yang Balqis jelaskan menurutnya kurang logis.

Flashback On

Semua murid dikelas itu kini menatap Balqis dengan tatapan tidak percaya.

Balqis?
Jadi dia yang pertama menemukan mayat Kenzie waktu itu.

Lalu untuk apa Balqis pagi-pagi sekali pergi ke gedung belakang sekolah?

Berbagai pertanyaan terlintas dibenak mereka.

"Balqis, kamu ngapain ke gedung belakang waktu itu?"

Tanya Eliza dengan sangat penasaran.

"A-aku ehm jadi gini waktu itu aku emang ke gedung belakang,tapi..."

Jawabnya terbata-bata.

Mereka mendengus kesal,

"Jawab!! Lo ngapain hah?! Lo kan penakut,kok lo bisa kesana padahal dari dulu kan tempat itu udah dicap angker, perginya sendirian lagi!."

Ujar William membentak Balqis.

"Ohh... Apa jangan-jangan elo yang ngebunuh Si Culun ya?!" Tambahnya lagi.

"Balqis... Jadi lo pelaku-nya?" Tanya Meira si gadis tomboy dengan perasaan was-was.

"Sudah cukup! Kalian tidak boleh menuduh Balqis tanpa alasan yang jelas. Waktu itu memang dia pergi sendirian,padahal setahu ibu dia sama sekali belum pernah kesana dan selalu menghindari tempat itu. Tapi Balqis bilang terpaksa karena ada yang sengaja menyuruhnya."

Jelas bu Irene.

"Maksud ibu menyuruh bagaimana?" Tanya Shella

"Lihat ini."

Bu Irene menunjukkan sebuah kertas yang bertuliskan,

" Temui aku digedung belakang.
Kalau kau tidak ingin merasakan hal yang sama."

Tulisan tersebut ditulis dengan menggunakan tinta berwarna merah,entah apa maksudnya.

"Balqis menemukan kertas ini beserta sebuah foto yang memperlihatkan Kenzie yang sedang berlumuran darah."

Para murid menganga tidak percaya.

"Tapi bu, dimana foto itu sekarang?"
Kali ini Jessylin yang bertanya.

"Karena foto itu bisa dijadikan sebagai bukti, jadi polisi membawanya untuk diselidiki." Bu Irene menerangkan.

"Ck, bisa aja kan bu Si Balqis ngarang cerita." Decak Riki.

"Gue gak ngarang Rik!! Gue nemuin kertas itu diloker gue!"
Ucap Balqis tak mau kalah.

"Halah lo pikir kita semua bakal percaya?
Nih ya gue jelasin,

Pertama, kenapa elo yang disuruh buat kesana dari sekian banyaknya murid dikelas ini?

Kedua, lo gak mungkin dong nurutin kemauan orang cuma karena ancaman gak jelas gitu. Emangnya gak lo pastiin dulu apa kan bisa jadi itu cuma orang iseng doang.
Lo yang notabene-nya dari awal masuk sekolah sampe sekarang kelas 3 gak pernah ke gedung belakang, tapi sampe berani banget ya sendirian kesana?

Inured: HHS |04L (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang