Chapter 12

103 46 180
                                    

"Gue rasa ada yang janggal dari 3 orang itu, Oh iya! Pas kemaren sebelum Vicky tewas, Hariz yang nganterin dia pulang...gue inget!"

Jessylin baru menyadari bahwa ia melihat Hariz membonceng Vicky menuju jalan pulang kerumahnya.

"Lo serius? Kalian sadar gak sih, kalo ketiga korban, dimulai dari Kenzie, Riki, dan Vicky itu berhubungan sama si Hariz."

Kini William ikut sadar dan menemukan banyak sekali kajanggalan.

"Maksud Lo, Will?

"Pertama Hariz berhubungan sama Kenzie karena dia selalu ngerasa tersaingi tentang nilai Kenzie lebih tinggi dibanding dia. Kedua, Eliza ngeliat sebelum kejadian Riki waktu itu Hariz dipukul sama dia. Ketiga, sekarang apa? Vicky dianterin pulang Sam Hariz, bukannya jalan mereka gak searah? Gue rasa ini bukan kebetulan deh."

William mengeluarkan pendapatnya tanpa emosi kali ini.
"Gue sih setuju, karena gue punya satu rahasia tentang Hariz yang bikin kalian geleng-geleng kepala."
Bintang membuat orang disana semakin bergejolak karena penasaran.
Mereka mengernyit pertanda bahwa penasaran dan bertanya "rahasia apa?"

"Gue kan satu SD sama si Hariz, dulu dia pernah bunuh ayahnya beralasan buat lindungin diri karena selalu dipukul,tapi karena waktu itu dia masih dibawah umur jadinya cuma kena masa percobaan."

Spontan semua orang menganga karena kaget.
Jadi Hariz siswa yang selalu ambis sehingga julukan memalukan seperti Hanjing dilontarkan kepadanya, selama ini memiliki masa lalu yang kelam.

"Tapi gue juga ngerasa Hellen akhir-akhir ini perilakunya mencurigakan, dia juga bisa dijadiin tersangka."

Meira malah mencurigai Hellen,
"Menurut kalian gimana?"

Pertanyaan yang Meira ajukan kepada mereka membuat seseorang mengingat kejadian beberapa bulan lalu.

"Lo inget waktu gue nanya sama Bu Irene tentang siapa yang pertama ngeliat jasad Kenzie? Gua liat si Hellen mencurigakan, tangannya keringetan banget dan gak bisa diem."

Eliza mengetahui gerak gerik dari Hellen karena dia menyukai hal-hal yang berkaitan dengan Psikologis.
"Gue sih dari awal udah curiga sama dia, cara dia yang nuduh Riki seakan pengen puas juga ketahuan kali."
Zeanne ikut beropini sekarang.

"Tapi gue pernah denger kalo dia akhir-akhir ini diterror sama orang. Gue gak tau itu bener apa nggak."
Leon pernah menguping pembicaraan Hellen dengan seorang siswi dari kelas lain.

"Bukannya Glenn paling mencurigakan? Kalian sadar gak, dia kan orang yang mirip sama Kenzie. Bisa jadi dia pengen balas dendam? Kita kan gak pernah tau keluarganya siapa."

Shella kekeh curiga pada Glenn, karena itu adalah hal yang paling masuk akal. Glenn, orang itu berperilaku aneh menurutnya. Bisa jadi kan dirinya adalah orang yang memiliki ambisi untuk menghancurkan kehidupan teman sekelasnya?

"Kita semua gak bisa berpatok sama ketiga orang itu, karena bisa jadi pelakunya sendiri ada disini."

Bintang malah membuat keadaan menjadi semakin tidak terkendali.

"Gue setuju sih, Lo inget apa yang gue bilang waktu itu Leon?"

Gavin mengingatkan Leon mengenai perkataannya tempo hari.

" Saran dari gue, jangan pernah percaya sama siapapun kecuali diri Lo sendiri! Karena kita pasti punya rahasia, termasuk Lo dan gue."

"Iya gue inget, kenapa?"
Leon mengernyit dan seperti terlihat...
ketakutan?
"Gue jadi makin yakin kalo semua dari kita nyembunyiin rahasia, kalo punya gue udah jelas kebongkar."

Rahasia yang ia tutupi dibongkar oleh mendiang Hellen, rahasia bahwa dirinya waktu itu menyiksa Kenzie sebelum meninggal.

"Mending sekarang kita semua ngaku aja!"

Tambah Jessylin.

"Lo William! Lo juga pasti nyembunyiin sesuatu kan?"
Tekan Leon kepada William, sedangkan yang ditanya malah menunduk.

"Lo sendiri yang cerita atau mau gue bongkar?"
Tambah Leon dengan seringaian dibibirnya.

"G-gue-"
"Ah lama, sebenarnya si William punya bisnis Illegal diluar sekolah."

Brukk

William kehabisan stok sabarnya karena Leon seenak jidat membongkar rahasia yang selama ini telah ia tutup rapat-rapat.
Keadaan semakin ricuh saat Leon ingin membalas perlakuan dari William.

"Lo! Lo gabung bisnis pencetakan uang palsu sama gangster kan?"

Sontak mereka yang mendengar itu terkejut, fakta yang disembunyikan apa lagi ini?

"Lo sebenarnya sia-"

"Gue agen BIN, gue bertugas buat mata- matain Lo!"

Bolehkah mereka pingsan saja disini?

Saking menahan kaget yang berkali-kali lipat sehingga membuat mereka jantungan.

Sial.

Batin William.
Bagaimana bisa Leon si bocah ingusan ini merupakan agen rahasia?
"Kenapa lo gak sadar ya? Padahal gue 3 tahun lebih tua dibanding kalian."
Ucap Leon angkuh.
Ia merasa bahwa dirinya awet muda, tentu karena wajah yang nyaris sempurna mendukung masa penyamarannya selama ini, sampai mereka menganggap bahwa Leon adalah siswa biasa.
Nyatanya ia adalah salah seorang dari bagian BIN yang ditugaskan untuk menyelidiki kejahatan remaja.

"Eliza, ayo tangkap dia!"

Inured: HHS |04L (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang