Sekolah diliburkan sementara, berita kematian Balqis yang memang dinyatakan bunuh diri cepat menyebar luas ke seluruh penjuru kota bahkan sampai ke luar kota.
Banyak orang tua murid yang demo dan membuat sayembara agar sekolah ditutup permanen.
Karena menurut mereka untuk apa sekolah dibuka bila keadaan selalu tidak kondusif?Yang ada nanti hanya akan muncul korban lain membuat mereka semakin khawatir.
Seperti William kini pemuda itu sedang merasa bosan karena terus disuruh diam dirumahnya, orang tua nya sama sekali tidak membiarkan dia keluar.
Tentu saja sebagai orang tua pasti khawatir dan takut akan terjadi sesuatu kepada putra semata wayangnya.
Akhirnya William melihat grup chat WhatsApp yang ternyata ada banyak pesan dari teman-teman nya.Chat itu dimulai oleh Gavin yang mengajak mereka untuk berkumpul disuatu tempat nanti malam.
3-2 HHS Gang
Gavin sengklek
Gue gak bisa hidup tenang kalo belum
nemuin pembunuhnya.
Jadi gue mau kita kumpul nanti malem
jam 08.00 dicafe Orion Star, yang gak
dateng terpaksa gue jadiin tersangka.14.17
Begitulah isi pesan dari Gavin yang langsung ditolak mentah-mentah semuanya.
Mereka tidak diperbolehkan keluar rumah oleh orang tuanya masing-masing.
Lantas apa yang dipikirkan Gavin sebenarnya?
Kini mereka bingung, disatu sisi mereka memang sangat penasaran dengan pelaku pembunuhan itu tetapi disisi lain mereka juga takut.Takut bila saat mereka keluar pembunuhnya beraksi kembali dan mengincar mereka.
~~
Jam 19.40 Gavin masih setia menunggu dicafe, belum ada yang datang sama sekali.
Ia malah bosan kalau membuka benda pipih miliknya untuk mengabari mereka.3-2 HHS Gang
Gavin
Kalian gak lupa kan malem ini gue suruh kemana?
19.41
Ia berdecak, apa-apaan pikirnya. Tidak ada satupun yang membaca pesan darinya, mungkinkah mereka sengaja?
"Harusnya dari awal gue emang gak ngarep kalian buat datang."Ia beranjak dari kursinya untuk membayar minuman yang ia pesan.
Gavin berpikir tidak ada gunanya untuk menunggu karena sampai kapanpun mereka semua tidak akan ada yang datang.
Ia keluar dengan rasa kecewa, dirinya kehilangan Riki lalu sekarang?
Kehilangan kepercayaan dari teman sekelasnya.Tanpa dirinya sadari, dari tadi orang-orang yang ia harapkan berada disekelilingnya memperhatikan dari jauh saat dia yang sedang menangis terisak.
Ada yang menahan tawa karena menurutnya baru kali ini melihat sosok Gavin menangis seperti pria lemah.
Mereka datang, untuk mendiskusikan hal yang mengancam kehidupan saat ini.
Lantas Gavin tersadar dari tangisannya, ia menoleh kearah mereka sambil tersenyum kikuk.
Sudahlah, mereka tidak ingin menahannya lagi.
Tawa mereka akhirnya pecah, kalian bayangkan saja orang menangis sambil tersenyum malu.
Bukankah sangat konyol?"Heh kalian gak usah liatin gue gitu banget kali!"
Tentu saja Gavin malu dengan hal yang terjadi kepadanya barusan, mau ditaruh dimana wajahnya mulai sekarang?
"Lo katanya mau ngomong, kok malah pergi sih!"Dengus Leon yang terlanjur emosi.
"Yaelah kan gue kira Lo semua gak bakal dateng!"
Mungkin Leon masih merasa kecewa kepada Gavin, namun disisi lain ia juga merasa iba terhadapnya.
Ia bisa merasakan kesedihan Gavin yang baru saja ditinggal oleh teman terdekatnya."Gue sebenernya mau curhat dulu, kemaren sebagian dari kalian kenapa gak Dateng ke pemakaman Riki?"
Sambung Gavin dengan nada parau."Kan sebagian dari kita ke pemakaman Balqis sama Vicky, Gav."
Mengingat kemarin adalah hari kematian ke-tiga sahabat mereka dan pemakaman yang dilakukan secara serentak membuat mereka berpisah untuk melayat ke-tiga temannya.
"Lo semua tau? Bahkan orang tua nya Riki gak Dateng sama sekali, mereka gak peduli sama dia!"
Sontak mereka membulatkan matanya karena terkejut dengan perkataan Gavin, bahkan sebagai orang tua tidak datang ke pemakaman anaknya sendiri?
"Kenapa bisa?"
Baru kali ini Yura mendengar orang tua yang begitu kejam."Karena... Riki terlahir karena kesalahan mereka. Dia gak diharapkan ada, makanya dari umur 8 tahun dia hidup sendiri."
Fakta yang begitu mengejutkan baru saja terkuak, akhirnya mereka sadar bahwa perbuatan Riki selama ini berada dibawah pengawasan orang dewasa, oleh sebab itu dirinya seperti iblis yang tidak mempunyai hati karena tega memukul orang yang tidak bersalah sebagai bentuk pelampiasan amarahnya.
"Karena itu, gue gak mau disaat kematiannya tetap dicap sebagai pembunuh. Kalian harus percaya sama gue, Riki... dia bukan pembunuh!"
"Tapi buktinya ada Gav, Lo gak bisa ngelak lagi!"
Bintang menegaskan bahwa bukti rekaman cctv itu memang benar adanya. Dan bila sampai ke tangan polisi, maka akan membuat Gavin sendiri dipenjara.
"Riki cuma pukulin dia, Bin! Emang Lo liat di cctv itu kalo Kenzie mati ditangan Riki?"
Bintang bungkam dengan pertanyaan yang diajukan Gavin.
"Iya juga, bisa jadi kan yang bunuh Kenzie bukan mereka? Tapi seseorang dateng bunuh dia setelah Riki sama Gavin pergi?"
Masuk akal.
"Gue setuju sama Eliza. Sekarang gue mau tau siapa yang gak dateng kesini?"
Bukankah hal yang paling mencurigakan adalah orang yang tidak datang berkumpul sekarang?
Gavin sudah memperingati mereka tadi siang.
Jika ada yang tidak datang sekarang, maka dia telah mengaku bahwa dirinya adalah pelaku pembunuhan yang terjadi."Hariz, Hellen, dan Glenn."
Jevon mengabsen orang yang tidak datang ketempat ini.
"Fiks! Salah satu dari mereka adalah pelakunya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Inured: HHS |04L (Proses Revisi)
Mystery / ThrillerDimulai dari perkara kematian seseorang yang berakhir membawa petaka dan secara perlahan mengacaukan kehidupan dengan alasan motif terpendam di masa lalu. Mereka terlambat menyadari kesalahan yang sering dianggap sepele namun ternyata bisa berakiba...