Chapter 6 : Jalan hidup.

22 8 0
                                    

Allary meringis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allary meringis. Cahaya hijau yang tidak menyilaukan mata keluar dari telapak tangannya, menyembuhkan kaisar yang mengalami pelemahan otot pada kakinya.

Sedangkan Vallen, menyembuhkan Putri bungsu klan Mizu. Ia dapat merasakan tulang-tulang yang kembali bersatu.

Tak butuh waktu lama untuk penyembuhan tulang yang patah. Mata sang Putri berbinar melihat tangannya sudah kembali seperti semula, "Keren."

"Apa skill healer benar-benar tak bisa dipelajari? Andai ... Aku punya skill itu-" sambungnya, ekspresi wajahnya terlihat sedih.

Vallen memegang tangan sang Putri, mengelusnya lembut, "Aku rasa, Putri yang sekarang sudah mengagumkan. Anda bersinar dengan kemampuan yang Anda miliki sendiri."

"Aku naif ya?" Putri bungsu klan air itu menolehkan kepalanya ke arah Vallen.

"Aku rasa itu wajar. Realitanya, kita tak bisa melihat pantulan diri sendiri kemudian melihat orang lain begitu mengagumkan. Lalu kita berandai ... Yang terburuk, kita menilai kualitas diri sendiri berdasar apa yang orang capai dan miliki." Vallen tersenyum getir. Ia kehabisan kata-kata.

Suasana hening untuk beberapa detik.

"Padahal, Andaikan kita tahu, orang-orang juga menatap kita kagum bahkan dari sisi yang kita tak ketahui. Tidak perlu menyamakan diri sendiri dengan orang lain, tak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain, fokuslah pada dirimu sendiri, berusaha terhadap apa yang kamu bisa dan bersinarlah." Mata sang Putri berkaca-kaca mendengar pernyataan Vallen.

"Terimakasih atas kerja kerasmu, Putri. Tangisanmu setiap malam, tulang tanganmu yang patah, rasa lelah yang Anda rasakan ketika belajar, rasa putus asa ketika sesuatu tak berjalan sesuai keinginan Anda-" Vallen berdiri kemudian tersenyum, "Anda hebat."

"Aku menawarkan pelukan hangat sebelum aku pergi menyusul muridku-" ujar Vallen.

Sang Putri menghapus air matanya kemudian berdiri, turun dari katilnya memeluk erat Vallen membebaskan seluruh emosi yang ia pendam selama ini.

Vallen balik memeluknya, bahkan ia rela untuk menjadikan lututnya sebagai tumpuan supaya ia dapat menyamakan tingginya dengan sang Putri.

"Aku harap aku bisa bertemu dengan Anda lagi, Nyonya Vallenxha," katanya sambil terisak, "Terimakasih."

"Sama-sama Putri-" Balas Vallen kemudian melesat pergi dengan skill teleportasinya.

.
.
.

"Terimakasih, Nak. Berkatmu Saya bisa bergerak bebas seperti semula."

Allary tersenyum, "Senang melihat Anda sehat seperti semula Kaisar."

"Bagaimana cara saya membalas kebaikanmu?" tanya kaisar.

"Saya menolong Yang Mulia secara sukarela, saya tidak menginginkan imbalan." Allary berdiri dari duduknya, tak sadar jika ternyata Vallen sudah ada di ruangan ini sejak beberapa menit yang lalu.

Lost Grace In a Complex World [Terbit].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang