***
Kembali ke tempat yang ingin ia tuju, rasanya kesadaran Vallen ketika menapaki tempat ini perlu dipertanyakan. Istana megah yang mengkilap, air mancur yang tak akan pernah mati, tanaman-tanaman bak di dunia dongeng ; mereka memancarkan cahaya, membuat siapapun yang melihatnya bergumam takjub.
"Sudah memikirkan permintaan ketiga?" tanya Vlaureen padanya, ada beberapa dewi yang sedang mengepang rambutnya yang tergurai panjang.
"Sebelum itu ... Aku ingin bertanya terkait keberadaan portal dimensi-" Seorang Dewi mempersilahkan dirinya untuk duduk. "Pasokan darah manusia di Klan Vampir, darimana mereka mendapatkannya?"
Vlaureen tersenyum, "Sebegitu cintanya kamu pada manusia?"
Vallen terdiam.
"Banyak kenangan yang kubuat bersama manusia," balasnya, "Walaupun tak menutup realitas, tak semua sesuai dengan harapan dan keinginan."
.
.
.
.Setelah percakapan panjangnya dengan Vlaureen, Vallen terbangun. Menatap arloji yang menunjukkan pukul 5 dini hari. Tanpa banyak membuang-buang waktu, Vallen membersihkan tubuhnya.
Sambil berendam pada air hangat, Vallen terhanyut pada isi kepalanya, teringat pada momen-momen yang terjadi beberapa hari sejak kedatangannya di dunia baru yang penuh misteri.
Ia juga teringat kejadian memalukan yang terjadi tak lama, sampai-sampai Ash rela memberikan darahnya untuk menahan rasa lapar Vallen.
"Kamu lapar di saat yang tidak tepat-" Ash yang berada di dekat Vallen tiba-tiba mengambil gunting yang ada di atas meja rias.
Vallen yang mengerti apa yang akan terjadi berikutnya menahan tangan Ash, "Apa di sekitar sini ada buah-buahan?"
Ash menatapnya bingung, "Sekarang kamu vampir, bukan Iblis."
Vallen tetap menahan tangan Ash, bagaimana cara menjelaskannya?
"Ayah sudah menunggumu," ucap Ash, menyingkirkan tangan Vallen, menusuk tangannya begitu saja, "Nanti pagi akan aku antarkan makanan selain darah. Aku tahu kamu tidak suka darah manusia."
Darah mengalir dari tangan kanan Ash, mengangkat tangannya ke arah Vallen, "Minumlah."
Bau darah meyeruak pekat indra penciuamnya, membuat hasratnya sebagai vampir membumbung tinggi.
"Kau sendiri yang memintanya, Pangeran Ash-" Vallen menarik tangan kanan Ash supaya lebih mudah dijangkau.
Vallen menutup kedua matanya menggunakan tangan, berusaha menghalau momen memalukannya dengan Ash.
Sial.
Kamu memakiku pagi-pagi buta, hmm?
Ia lupa kalau Ash bisa membaca pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Grace In a Complex World [Terbit].
FantasiaCerita ini ikut dalam event Pensi Vol.3⚡ Kami Ras Iblis yang terkenal akan keabadiannya karena umur panjang, memiliki kemampuan regenerasi 100x lebih cepat dibanding manusia juga menguasai elemen kegelapan yang langka. Ayahku bilang, Ras kami tak te...