Cerita ini ikut dalam event Pensi Vol.3⚡
Kami Ras Iblis yang terkenal akan keabadiannya karena umur panjang, memiliki kemampuan regenerasi 100x lebih cepat dibanding manusia juga menguasai elemen kegelapan yang langka.
Ayahku bilang, Ras kami tak te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Jaga dirimu baik-baik Vallenxha, aku percaya padamu."
Suaranya yang begitu lembut dan menenangkan, wajahnya yang bercahaya. Sungguh, Vallen hampir mengutuk dirinya sendiri yang hampir terjerumus dalam lubang kegelapan.
Hampir saja ia kehilangan arah, tak percaya akan adanya Dewa dan Dewi. Hasutan implisit dari keluarganya nyaris membuat kepercayaan Vallen goyah.
Sebagai penebusan akibat kelalaiannya, ia bertekad untuk rutin mendatangi kuil, meminta pengampunan dan keselamatan.
"Guru, kurasa Anda lebih cocok disebut malaikat dibandingkan Iblis," celetuk salah satu muridnya, salah satu murid di akademi Nievess, seorang rakyat rendahan yang diberkati kekuatan tak biasa.
Orang-orang disekitarnya menjuluki gadis itu sebagai manusia yang diberi anugerah oleh Dewa Dewi.
Mendengar penuturan muridnya barusan, Vallen tersenyum tipis, "Aku tak cocok disandingkan dengan malaikat. Hatiku tak seteguh mereka, sifat alamiahku sebagai Iblis masih tertanam sempurna, Allary."
.
.
.
Terkadang, kita tidak bisa dengan bebas mengeluarkan isi pikiran. Kita juga bukan ikan buntal, yang bisa melindungi diri sendiri dengan segera dari ancaman yang terjadi.
Mengapa tidak lahir saja sebagai hewan? Tumbuhan? Ia benci dipihak minoritas.
Tapi inilah hidup, tak semuanya berjalan sesuai yang diinginkan. Asalkan yang dilakukannya bukan hal yang salah, mengapa harus takut?
"Jadi Iblis itu beneran ada?"
"Matanya menyeramkan!"
Bisik-bisik dari remaja-remaja labil disekitarnya terdengar jelas, bahkan Vallen dapat merasakan tatapan penasaran mereka.
Walaupun begitu, ia tak perduli. Menganggap semua omongan tidak berguna itu sebagai angin lalu dari pada berujung menjadi beban pikiran.
Arena bertarung Akademi Nievess hari ini dikunjungi oleh banyak orang, bahkan terbuka untuk kalangan umum. Banyak sekali orang hilir mudik dan beberapa diantara dari mereka adalah calon murid baru Akademi Nievess yang akan mengikuti ujian gelombang kedua, ujian kekuatan.
Sebagai salah satu guru di Akademi Nievess, Pasukan Elit Klan Yuki sekaligus Dokter yang mulai harum namanya, Vallenxha diundang untuk menyaksikan ujian hari ini bahkan mendapat tempat khusus yang sudah disediakan.
Sepasang manusia dengan pakaian yang menawan berdiri di tengah-tengah arena kemudian area yang mereka pijaki menjulang ke atas setinggi 5m. Kubah raksasa menghiasi langit-langit arena, sorot lampu menyorot sempurna ke arah sepasang manusia yang mulai membuka acara.
Robot-robot yang bertugas sebagai juru kamera berterbangan di udara, menyiarkan tayangan live untuk penduduk Klan Yuki.
"Tanpa basa basi, mari kita sambut kepala Akademi kita, Granfroncch Olgrrisa Kizoku." Riuh tepuk tangan menggema di dalam arena yang kemudian disusul oleh Pria berbadan pendek dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Menaiki mimbarnya dengan bangga.