Chapter 19 : Hutan Arpharogrush.

10 6 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Terima kasih atas tumpangan tempat bemalamnya.

Vallen baru saja selesai menulis pesan pada secarik kertas.

Sedangkan Ash, meninggalkan beberapa keping koin emas di atas meja. Setelah mereka selesai meredakan pertengkaran kemarin malam, lelaki itu menawarkan tumpangan bermalam untuk mereka.

"Di mana, aku bisa berlatih pedang?"

Ash masih teringat, pertanyaan yang terlontar semalam setelah mengucapkan terima kasih. Matanya seperti menyiratkan semburat kekaguman. Pada dasarnya, pemuda di depannya ini masih muda, ia berhak untuk mendapatkan masa depan yang bersinar yang juga bergantung pada usahanya.

Umurnya beberapa tahun lebih tua dibandingkan umur Vallen, sekarang. Mari kita lihat, bagaimana usaha dapat merubah laki-laki kuat itu menjadi sosok yang bersinar. Ya, Ash akan menunggu moment itu tiba.

Dulu, Ash juga sempat iri pada kedua adiknya yang diberkati kemampuan elemen kegelapan. Bahkan merasa dirinya adalah sosok yang gagal, tak bisa dibanggakan. Hingga akhirnya ia sadar, bersinar bukan berarti harus seperti orang lain dan jadilah Ash yang sekarang ; Sosok berwibawa yang dijuluki perpustaan berjalan dan ahli berpedang. Kemampuan pengendalian darahnya juga mahir bahkan berhasil melumpuhkan lawannya telak di turnamen.

Ash mengeluarkan salah satu buku tebalnya dari tas, menunjukkan pada Vallen letak tempat mereka saat ini.

"Berarti-" celetuk Vallen sambil mengamati selembar kertas usang yang terlipat di dalam buku, "Aku coba memotong jalan sampai ujung wilayah Xentrushia yang langsung berbatasan dengan lautan."

Ash mengangguk, "Perjalanan menyebrang laut berarti kita tidak bisa istirahat. Jadi, aku mau energi kita pulih sebelum melanjutkan perjalanan."

Letak tempat yang ingin mereka tuju berada di pulau yang terletak di tengah-tengah wilayah Vampir dan Penyihir.

"Pasti memakan habis banyak energimu," ujar Ash sambil melipat kembali kertas usang itu, "Keputusan mutlak, kita beristirahat."

"Oke, aku setuju." Vallen mengangkat tas ranselnya. "Siap?"

BLAZH
Muncul lingkaran hitam pekat di depan mereka. Sebagai pihak yang mengaktifkan, Vallen merasa kesadarannya dimakan hidup-hidup, badannya juga melemas. Skill penyintas kegelapannya ini memakan hampir separuh energinya.

Vallen yakin tubuh Putri tak sekuat dengan tubuhnya dulu yang mengeluarkan portal teleportasi dengan jarak lebih jauh saja tak memiliki efek apa-apa.

"Pegangan yang erat-" Ash tiba-tiba mengangkat badannya, menggendongnya dengan tangan Ash yang menumpu lipatan lutut dan pinggangnya sedangkan Vallen melingkarkan kedua tangannya pada lehernya juga menyenderkan dagunya pada pundak Ash.

Seperti ditarik kesadarannya, mereka harus melewati terowongan yang tak jauh jaraknya, tanpa penerangan gulap gulita. Walaupun begitu, mereka tetap dapat melihat ujungnya karena Vampir memiliki penglihatan yang super tajam. Terdengar juga suara bising-bising seperti ; suara hiliran ilalang dan rerumputan yang diterpa angin, suara ombak air yang menyapu daratan bahkan cicitan hewan yang tak diketahui namanya. Vallen juga mendengar suara ricuh interaksi dari luar sana.

Lost Grace In a Complex World [Terbit].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang