Cerita ini ikut dalam event Pensi Vol.3⚡
Kami Ras Iblis yang terkenal akan keabadiannya karena umur panjang, memiliki kemampuan regenerasi 100x lebih cepat dibanding manusia juga menguasai elemen kegelapan yang langka.
Ayahku bilang, Ras kami tak te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Kalian bijak-" puji Dewi Arthafa, Ash dan Vallen yang sedang beristirahat segera berdiri, "Kalian memecahkan rekor tercepat."
Dewi itu kembali menjentikkan jarinya lalu muncul buku yang mengambang, "Davveash Lluxiou Avvileyn dan Vallenxha Casia Cyndern Avvileyn."
Dari buku itu muncul sendiri pena bulu yang menulis sesuai apa yang dikatakan Dewi. Saat ia menutup bukunya, mereka di bawa kembali ke tempat lain yang kemungkinan besar bagian tersembunyi dari gua ini yang hanya bisa diraih atas izin Dewi.
"Jika kalian ingin kembali, panggil namaku tiga kali dan posisi harus sama di tempat yang pertama kalian pijaki ketika memasuki portal ini. Jika kalian ingin keluar dari gua ini, cukup bangunkan buku mengambang di pojok sana, dia adalah bukuku, buku yang sudah aku beri anugerah," jelas Dewi untuk yang terakhir kali sebelum mereka berpisah.
Vallen menatap kagum portal di depannya, tak lupa meregangkan badannya, "Terima kasih karena telah mengizinkan kami, Dewi."
Dewi itu mengangguk, "Hati-hati dijalan, sayang."
Vallen melambaikan tangannya ke arah Dewi. Setelah jaraknya dekat dengan portal, Vallen mengencangkan pegangannya pada tas selempangnya. Tangan satunya dipegang erat oleh Ash yang khawatir mereka terpisah.
. . . .
HACCHIM Vallen bersin sesampainya mereka pada dunia lain, dunia gersang yang di selimuti oleh es. Untung saja, ia sudah terbiasa melewati masa musim dingin di Klan Yuki yang juga ekstrem.
Terlalu dingin.
Harusnya aku minta elemen apiku pada Dewi Vlaureen.
Untungnya, suhu tubuh vampir memang pada umumnya rendah bahkan dingin jadi dinginnya tempat yang mereka pijaki saat ini tak begitu menyiksa merema. Berbeda dengan manusia saat menginjaki tempat ini, bisa meninggal terserang hipotermia.
Apa langkah pertama kita?
Aku ingat pernah membaca buku kisah pemilik bisnis transfer darah manusia dari dunia manusia hingga ke dunia vampir. Mereka punya gedung di sekitar sini, yang akan menjadi pendingin alami darah-darah yang dikumpulkan sebelum di kirim ke dunia kita. Menurut informasi yang kudapat dari buku yang kubaca dari penulis yang pernah menapakkan kakinya di dunia manusia, mereka semua pertama kali menapakkan kakinya pada tempat bernama Antartixa. Tempat yang hampir seluruhnya di selimuti oleh es.
Vallen terkekeh. Memang benar Kakaknya ini perpustakaan berjalan.
Terimakasih pujiannya.
"Kalian, pendatang juga?" Vallen mendengar suara tak jauh dari mereka.
Ash memakaikan topeng yang sudah ia persiapkan untuknya dan Vallen, supaya identitas mereka semakin aman untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan untuk kali ini, supaya Vallen tidak terancam bahaya.