٠٣

4.8K 250 13
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته



🌻🌻

Hari ini adalah hari dimana seorang wanita cantik bernama Manna Wa Salwa melakukan fitting baju bersama bunda, Ummah, dan Arina, tak lupa dengan seorang bocah kecil yang bernama Adam.

Pernikahan Gus Habibie dan Manna dilaksanakan pada hari Jum'at, 5 hari lagi yang akan mendatang. Hari ini hari Minggu, dan seharusnya Manna hari ini menghadiri sebuah pertemuan dengan rekan bisnis di salah satu perusahaan butiknya. Namun ia tidak bisa menghadiri pertemuan tersebut karena jadwal yang bertepatan dengan fitting baju pernikahannya.

Manna berharap, para karyawannya mampu melaksanakan perkerjaan mereka dengan baik. Sebelumnya ia juga berpesan kepada Az-Zahra teman dekatnya sekaligus sekertaris pribadinya, untuk mengawasi butik dan menghadiri pertemuan penting itu sebagai pengganti dirinya. Alhamdulillah nya Zahra dengan senang hati mau membantu Manna.

Namun begitu muncullah beberapa pertanyaan. Mengapa Manna tidak mencari gaun di butiknya sendiri? Mungkin Manna bisa membuat gaun sesuai tipe nya sendiri? Mengapa harus ke butik lain?

Jawabannya, Manna ingin merasakan baju dari penjahit yang lain. Ia juga ingin mencari hal yang baru, karna memang selama ini pakaian atau gamis yang selalu ia pakai itu dari butiknya sendiri, Manna memakai pakaian bikinannya sendiri. Maka dari itu, hatinya memberontak dan ingin hal yang baru di tempat yang baru.

Dari jam ke jam telah berlalu. Manna pun telah selesai mencari gaun pernikahannya, saat ini wanita cantik itu tengah bersantai di salah satu restoran miliknya sendiri di pertengahan kota Jakarta bersama bunda, Ummah, Arina dan Adam.

Hari tampak begitu cerah dan panas, membuat siapapun merasa malas untuk beraktivitas di luar terlalu lama. Bahkan terlihat jika jalanan saat ini terlihat sepi, hanya ada beberapa orang yang berlalu-lalang di jalanan itu. Namun Alhamdulillah restoran Manna hari ini terlihat lumayan banyak pengunjungnya, rata-rata anak remaja seperti anak SMA yang berkunjung.

"Uhuk!" Manna tersentak mendengar Adam yang tiba-tiba tersedak. Dengan cepat ia pun memberikan minum kepada bocah yang berada di pangkuannya itu.

"Astaghfirullahaladzim nak.. maafin kakak ya, kakak lengahh" Ucap Manna merasa bersalah.

"Tata nna Adam au endong. Adam antuk" Ucap bocah kecil itu memeluk erat tubuh Manna, tatapan matanya pun terlihat sudah sangat berat.

"Mbak Manna, biar Arina saja yang gendong Adam. Takutnya mbak kecapean" Ucap Arina.

"Tidak Arina. Biar mbak saja, mbak ga capek kok" Ucap Manna sembari memeluk tubuh Adam. Gadis itupun segera bangkit dari duduknya menggendong Adam seraya menepuk-nepuk bokong bocah kecil itu dengan pelan.

Ummah dan bunda yang melihat itupun tersenyum hangat.

"Masyaallah.. calon menantuku ini benar-benar terlihat sudah sangat pantas menjadi seorang ibu" Ucap Ummah.

"Mbak Manna memang memiliki daya tarik sendiri, sampai anak kecil pun sangat menyukainya" Ucap Arina sembari tersenyum dibalik cadarnya.

"Dia memang sangat menyukai anak kecil Arina. Biasanya di waktu senggang, dia selalu datang di panti asuhan. Dia kesana hanya untuk bermain dengan anak kecil, sampai-sampai dia hafal dengan semua nama bocah yang ada disana. Tak hanya itu, anak-anak di panti asuhan selalu memanggilnya bunda mereka. Seakan-akan Manna adalah ibu mereka semua" Ucap Bunda dengan tersenyum hangat menatap putrinya yang tengah menggendong Adam didekat jendela.

Surga Allah Yang Ke-3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang