٠٧

5.6K 302 21
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Guys ada pesan lagi nih dari mbak Manna🤗

Semoga besok di surga kita bisa kumpul bareng ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga besok di surga kita bisa kumpul bareng ya guys. Saya pengen kita semua berbagi cerita dan sharing sebuah ilmu gitu:)) AAMIIN yg paling serius ini❤️

🌻

Tiga hari telah berlalu. Hari ini adalah hari Jumat, hari yang telah lama dinanti-nantikan, di mana pernikahan Manna dan Gus Habibie akan dirayakan. Momen ini sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang, terutama oleh keluarga besar Manna dan Gus Habibie. Terlihat banyak tamu undangan yang hadir untuk merayakan pernikahan ini. Acara tersebut diselenggarakan di Masjid Pondok Pesantren Al Baihaqi. Meskipun pernikahan ini tidak dimeriahkan dengan kemewahan, masjid tersebut dihiasi dengan dekorasi sederhana yang tetap menambah keindahannya.

Salah satu alasan mengapa pernikahan ini tak terlalu mewah adalah karena permintaan Abah. Keluarga Gus Habibie pun setuju, mengingat kondisi ekonomi mereka yang terbatas. Bagi mereka, yang terpenting adalah niat tulus dalam pernikahan ini, dan mahar yang diberikan sudah lebih dari cukup. Sebelum acara dimulai, keluarga Gus Habibie sudah berbicara terbuka dengan keluarga Manna mengenai hal ini. Tentu saja, keluarga Manna tidak mempermasalahkannya. Bahkan mereka lebih menginginkan sebuah pernikahan yang sederhana namun penuh berkah.

"Hiks... hiks..." Suara isakan tangis Zahra membuyarkan lamunan Manna. Sejenak, wanita cantik itu menoleh.

"Zahra..." lirih Manna, suaranya penuh empati.

"Hiks... Mann, kenapa begitu cepat? A-aku masih nggak menyangka... hiks hiks..." Zahra berkata dengan suara terisak, lalu memeluk Manna erat-erat.

Manna hanya diam. Ia merasa bersalah karena selama ini tidak membicarakan pernikahan ini kepada sahabatnya. Bahkan undangan untuk Zahra dan seluruh karyawan baru diberikan kemarin sore, sangat mendadak. Manna tahu, ia mungkin dianggap sahabat yang buruk. Namun, di balik semua ini, ada alasan yang mendalam. Manna berharap suatu saat nanti, ada waktu untuk menjelaskan semuanya kepada Zahra dan teman-temannya.

"Maafkan aku, Ra..." gumam Manna, membalas pelukan Zahra dengan lembut.

Ceklek!

"Mbak..." Panggil seseorang. Manna dan Zahra menoleh ke arah suara itu.

"Arina?" tanya Manna dengan senyum hangat.

Arina, yang masih terpesona dengan penampilan Manna, berdiri mematung di ambang pintu. Bahkan tanpa sadar, ia menjatuhkan sesuatu yang ia pegang.

Surga Allah Yang Ke-3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang