٠١

6.9K 319 8
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Seorang wanita berhijab diam merenung, menatap pantulan dirinya di kaca rias. Ia menghembuskan napas pelan, kemudian senyuman manis terukir di wajah cantiknya.

Wanita itu bernama Manna Wa Salwa. Seorang gadis cantik dengan wajah bulat, pipi chubby yang kemerah-merahan, hidung mungil, bibir yang menawan, dan bulu mata yang lentik dan lebat. Alisnya pun tak kalah memesona.

Manna bangkit dari duduknya, lalu melangkah menuju ranjang. Sejak tadi, ia hanya berdiam diri di dalam kamar, mengikuti perintah orang tuanya untuk tetap berada di sana hingga tamu pulang.

Hari ini rumahnya kembali kedatangan tamu, namun kali ini tamunya sangat istimewa. Keluarga calon suaminya datang bersilaturahmi, setelah sebelumnya mereka melamar Manna untuk menjadi bagian dari keluarga mereka.

Berbagai pertanyaan memenuhi pikiran Manna. Entah mengapa, ia sangat penasaran dengan sosok calon suaminya. Sejak lamarannya, ia belum pernah bertemu dengan pria itu.

"Ya Allah, sungguh segala ciptaan-Mu begitu indah. Namun, entah mengapa kali ini aku merasa ragu terhadap salah satu ciptaan-Mu," pikir Manna dalam hati, tanpa sadar. Ia kembali terdiam, merenung tentang hal-hal yang membuatnya khawatir.

Tiba-tiba, suara dering ponsel memecah lamunannya. Dengan cepat, Manna mengucap istighfar dan mengusap dadanya, lalu segera berjalan menuju meja kerjanya untuk mengambil ponsel.

Az-Zahra is calling...

Manna memandangi layar ponselnya, kemudian segera menyambungkan panggilan dari sahabat sekaligus sekretaris pribadinya itu.

"Assalamualaikum, Zahra..." sapa Manna dengan senyuman tipis.

"Wa'alaikumsalam, Mann... Kamu di mana? Kenapa hari ini nggak ke butik?" tanya Zahra dari seberang.

"Innalillahi wa inna lilaihi raji'un... Maafkan aku, Ra. Aku lupa memberitahumu, kalau hari ini aku tidak ke butik," jawab Manna dengan rasa bersalah.

"Kenapa? Kamu sehat kan?" tanya Zahra khawatir.

"Alhamdulillah, aku sehat, Ra..." jawab Manna.

"Terus? Tumben banget nggak masuk. Biasanya, bahkan kalau ada angin topan pun, kamu tetap berangkat. Kenapa sekarang nggak?" tanya Zahra heran.

"Astaghfirullahaladzim, Zahra..." Manna tertawa kecil mendengar komentar sahabatnya itu.

"Hari ini, Ayah dan Bunda melarang aku ke butik, Ra. Karena ada tamu penting yang datang ke rumah," jelas Manna.

"Oh, gitu... Okelah, kalau gitu, Mann. Aku sempat khawatir tadi, soalnya kamu jarang banget nggak datang ke butik. Aku kira kamu sakit," kata Zahra lega.

"Yaudah Mann.. Aku tutup dulu ya. Maaf kalo ganggu kamu" lanjut Zahra.

"Nggak kok Raa. Semangat terus, ya!" jawab Manna, diakhiri dengan tawa ringan.

"Terima kasih, Bu Boss. Jujur, kami di sini merasa kesepian tanpa Bu Boss," kata Zahra di ujung telepon.

"Huhuhu, terharu dengarnya. Aku juga kangen kalian," jawab Manna dengan suara lembut.

"See you next time, Bu Boss. Semoga Bu Boss segera mendapatkan jodoh yang baik, biar nggak marah-marah terus kalau ada pelanggan yang menggoda Bu Boss," kata Zahra sambil tertawa riang.

Surga Allah Yang Ke-3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang