Happy reading guys, part ini Declan ketemu lagi sama Archer you_zHa 🥰🥰
"Silakan duduk Tuan Rudolf, Declan bercerita banyak tentangmu. Sebagai seorang produser kau sudah menghasilkan banyak film dan series yang sukses di pasaran." Archer mempersilakan Declan dan Rudolf duduk. Mereka berdua hari ini sudah berada di kantor Archer untuk membicarakan keterkaitan kerjasama mereka terkait film Summer Love yang mereka garap.
"Terima kasih Tuan Archer kau terlalu memujiku. Untuk film kali ini aku sudah mengcasting artis muda pendatang baru sebagai pemainnya." Rudolf memperbaiki letak jasnya dan duduk bersamaan dengan Declan.
"Cukup panggil aku Archer saja jangan terlalu sungkan, baguslah kalau begitu dunia perfilman kita akan makin diramaikan oleh wajah-wajah baru."
"Semoga saja mereka bisa membawa warna baru dan gebrakan baru bagi dunia perfilman kita terutama mampu menyukseskan kerjasama kita tentunya."
"Aku juga berharap begitu." Archer mengangguk pelan sembari tersenyum.
"Terkait dengan kerjasama kita nantinya film Summer Love yang kami garap sudah hampir rampung. Setelah rampung dan melalui pengeditan kau bisa langsung menonton hasil akhirnya," terang Declan.
"Untuk masalah itu aku percayakan semuanya pada kalian dan oh ya satu lagi kalian bisa menandatangani surat kontraknya." Archer memberikan kode pada salah satu karyawan wanitanya yang sedari tadi berdiri di sebelahnya untuk menyerahkan surat kontrak pada Rudolf dan Declan.
"Baiklah," ucap Declan dan Rudolf bersamaan meraih surat kontrak itu dan membaca isinya.
***
Declan merebahkan tubuhnya di atas sofa sesampainya ia di apartemen. Declan menutup matanya dengan satu lengannya ia mengembuskan napas. Saat matanya terpejam pikirannya menerawang ke hari-hari sebelumnya, sedetik kemudian kedua matanya dibuka paksa.
Ia baru teringat jika ia belum menghubungi Ophelia sejak pertemuan mereka yang lalu. Astaga! Bagaimana ia bisa lupa menghubungi wanita itu. Declan terduduk sambil merogoh ponselnya di saku celana kemudian pria itu menyentuh layarnya dan mencari kontak Ophelia di sana.
Declan menempelkan ponselnya di telinga menunggu Ophelia menjawab panggilannya dengan gusar. Ia menyugar rambutnya dan menyandarkan punggungnya di kepala sofa.
"Halo siapa ini?" sahut Ophelia dari sebrang.
Mendengar jawaban itu Declan menegakkan tubuhnya dan menatap kembali layar ponselnya. Memang benar itu nomor kontak Ophelia tetapi kenapa wanita itu tidak mengenali dirinya. Kembali Declan menempelkan ponselnya di telinga. "Halo Ophelia ini aku Declan, bukankah kita baru saja bertemu. Aku tidak menyangka kau melupakan aku begitu saja."
"Maafkan aku, aku tidak tahu jika kau menelponku."
"Tunggu dulu bukankah nomor kontakku sudah tersimpan di ponselmu kenapa kau tidak tahu jika aku yang menelpon. Apa kau menghapus nomor kontakku Ophelia?" Declan mengerutkan kedua alisnya dalam.
"Emm, iya aku menghapus kontakmu dari ponselku," sahut Ophelia polos.
Wait! What?!! Wanita itu menghapus nomor kontak Declan begitu saja. "Kenapa kau menghapusnya?"
"Setelah pertemuan itu kau tidak menghubungi aku sama sekali jadi aku pikir kau memang tidak akan mengontakku lagi jadi aku menghapus nomor kontakmu. Lagipula kau bersikeras tidak mau menerima ganti rugi dariku jadi aku pikir urusan kita sudah selesai." Ophelia memberikan penjelasan dengan santai.
"Astaga Ophelia! Aku belum menghubungimu karena tiga hari terakhir ini aku sedang sibuk dengan pekerjaanku bukannya aku tidak akan menghubungimu lagi." Declan menepuk dahinya sekali kemudian memijat pelipisnya dan mengembuskan napas. Ia tidak tahu jika pemikiran Ophelia sepolos itu. Untung saja hari ini Declan menyempatkan diri untuk menghubungi Ophelia di sela-sela waktu sibuknya jika tidak bisa jadi wanita itu benar-benar akan melupakan Declan. Ophelia memang wanita yang unik yang pernah ia temui, selama ini Declan dikelilingi oleh banyak wanita tetapi tidak ada satupun yang bisa menguji kesabarannya seperti Ophelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING VICTIM
RomanceCerita ini sedang dikolaborasikan dengan cerita Ocha Youzha berjudul (untouchable) ~Ophelia Nayshelle seorang penulis pemula yang sedang meniti karir di dunia kepenulisan mencoba peruntungannya dengan mengikuti audisi menulis di Penerbit MaviBook. D...