"Kenapa kau melihatku seperti itu Laura?" Ophelia melirik awas pada Laura yang menatapnya naik turun sedari sepuluh menit yang lalu.
"Kau terlihat berbeda hari ini." Laura kembali mengelilingi tubuh Ophelia, bukan hanya itu saja. Laura bahkan membolak balik tubuh Ophelia yang berdiri tak bergerak.
Ophelia mengembuskan napasnya dan menepis tangan Laura dari lengannya, "berbeda bagaimana? Aku rasa itu hanya perasaanmu saja." Ophelia melirik dirinya naik turun dan berkacak pinggang.
"Hari ini kau terlihat lebih bersinar dari sebelumnya." Laura memicingkan mata dan meneliti wajah Ophelia.
"Memangnya aku lampu neon." Decak Ophelia sambil merapikan rak buku yang berantakan.
"Cepat katakan padaku apa yang terjadi kemarin." Laura menyenggol lengan Ophelia dengan sikunya.
"Apa?" Ophelia menghentikan gerakan tangannya yang sedang merapikan buku.
Laura menarik tangan Ophelia dan mengambil buku yang ada di tangan wanita itu. "Ayolah Ophelia jangan berkelid, kau dan Declan, kemarin. Kencan kalian berdua." Laura menarik turunkan alisnya menggoda Ophelia.
"Ehem, itu ... " Ophelia berdehem dan menggaruk kepalanya yang tak gatal, sedangkan Laura masih sabar menanti cerita dari sahabatnya itu. "Kemarin, itu ... Kemarin ... " Ophelia tiba-tiba gelagapan dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Laura makin curiga dan memicingkan mata meneliti gerak gerik Ophelia yang terlihat aneh. Sedetik kemudian Laura tersadar dan menutup mulutnya, " oh oh aku tahu, kemarin malam kalian ehem ... " Laura menunjukkan wajah ala ala Shik shak shok.
"Apa Laura." Ophelia menaikkan satu alisnya.
"Kau tidak usah menutupinya dariku lagi. I know i know." Laura menaik turunkan alisnya.
"Kecilkan suaramu Laura." Ophelia menempelkan jari telunjuknya di depan bibirnya.
"Kenapa kau malu-malu seperti itu Ophelia, kau dan Declan sudah dewasa bahkan kalian sudah berkencan jadi wajar saja jika kalian sudah melalui malam bahagia dengan percintaan yang panas bukan begitu Ophelia." Laura menyenggol lengan Ophelia dengan sikunya.
Ophelia mengembuskan napasnya, ia mendelik dan menepuk bahu Laura sebagai peringatan. "Aku bilang kecilkan suaramu Laura apa kau ingin seluruh pengunjung mendengar ucapanmu."
Bukannya marah Laura malah terkekeh dan mengusap bekas pukulan Ophelia pada bahunya. "Baik, baik maafkan aku, aku tidak sengaja. Pantas saja hari ini kau terlihat lebih segar dari sebelumnya. Eh by the way bagaimana dia Ophelia?" Tangan Laura beralih merangkul pundak Ophelia.
"Bagaimana apanya?" Ophelia menatap mata Laura kebingungan.
"Permainannya tentu saja apakah Declan pria yang kuat." Laura berbisik tepat di telinga Ophelia hingga membuat wanita itu terjengit.
"Astaga Laura jaga ucapanmu itu." Ophelia langsung melepaskan rangkulan Laura dari pundaknya.
"Ayolah Ophelia aku hanya penasaran, bagaimana heh." Laura menoel dagu Ophelia dengan jari telunjuk.
Ophelia mengangguk malu semburat merah muncul di kedua pipinya. Sebenarnya Declan bukan hanya kuat,permainan pria itu bahkan membuat Ophelia kewalahan. Declan sangat ahli merayu tubuh Ophelia hingga wanita itu terbuai sangat dalam dalam percintaan mereka. Ophelia tersenyum mengingat bagaimana panasnya percintaan mereka kemarin malam. Rasa panas kembali menjalar pada wajahnya hingga wanita itu mengipasi wajahnya dengan telapak tangannya.
"Oh lihat wajahmu memerah seperti udang rebus Ophelia." Ejek Laura menunjuk wajah Ophelia yang memerah.
"Laura." Ophelia menghentakkan kakinya dan bersedekap, ia memalingkan wajah ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING VICTIM
RomanceCerita ini sedang dikolaborasikan dengan cerita Ocha Youzha berjudul (untouchable) ~Ophelia Nayshelle seorang penulis pemula yang sedang meniti karir di dunia kepenulisan mencoba peruntungannya dengan mengikuti audisi menulis di Penerbit MaviBook. D...