PROLOG

1.3K 109 13
                                    

Suasana Kafe hari ini terlihat cukup ramai oleh pengunjung seperti biasanya. Terlihat wanita berambut coklat itu duduk tenang di tengah keramaian sambil menjelajahi keyboad dengan jemarinya. Matanya nampak fokus menatap layar tab yang ada di hadapannya.

Sesekali ia menyeruput minuman kopi yang ada di atas meja untuk menemaninya menulis. Ia melirik sekali ke arah seorang balita yang sedang menangis kemudian ia menghentikan gerakannya dan mengembuskan napas. Sedetik kemudian ia mengambil airpod dan memasangkan ditelinganya setelah itu ia kembali mengetikkan sesuatu di sana.

Wanita itu Ophelia seorang wanita berumur dua puluh lima tahun yang sedang berprofesi sebagai penulis pemula di dunia literasi. Ophelia Nayshelle menjadi penulis di salah satu platfoarm online. Walaupun seorang penulis pemula tetapi cerita yang di sajikan oleh Ophelia cukup mendapat perhatian dari para reader.

Ophelia menguap beberapa kali dan matanya mengerjap. Ia melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam lebih tiga puluh menit. Ia mencoba menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri dan mengusap tengkuknya dengan telapak tangan. Ophelia mencoba melakukan peregangan tangan sebentar setelah lama mengetik pada keyboard. Segera ia menutup tabnya dan memasukkan mouse serta keyboard ke dalam tas ranselnya.

Ophelia menyampirkan tas ranselnya di punggung dan berdiri dari kursi. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh Kafe ternyata di dalam Kafe pengunjung sudah mulai berkurang dan terlihat beberapa karyawan mulai merapikan beberapa meja yang kosong dan menyapu lantai. Huh, akhirnya ia bisa menyelesaikan satu part cerita yang sudah ia abaikan beberapa waktu ini karena pekerjaannya.

Oh iya selain menjadi penulis di platfoarm online Ophelia juga memiliki pekerjaan lainnya di dalam real life yakni menjadi karyawan di salah satu toko buku. Akhir-akhir ini banyak pengunjung yang datang ke toko buku yang membuat Ophelia sangat sibuk gingga menunda melanjutkan ceritanya di paltfoarm.

Ophelia berjalan perlahan sambil mengeratkan tali tas ranselnya untuk menghalau rasa dingin dari tubuhnya. Malam ini udara terasa sedikit lebih dingin dari biasanya, rambut panjangnya melambai ketika terkena angin malam. Tangan Ophelia bergerak merapikan anak rambut dan menyelipkannya di belakang telinga.

Lima belas menit kemudian Ophelia sampai di flatnya dan wanita itu segara meletakkan tas ranselnya diatas meja dan membuka hoddie berwarna navy itu dan menyampirkannya di kepala kursi. Ophelia bergeyak masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai Ophelia memilih menaiki ranjang dan merebahkan tubuhnya. Ia harus beristirahat dengan cukup hari ini karena besok ia harus melanjutkan pekerjaannya seperti hiasanya.

***

"Sepertinya lingkaran di bawah matamu menjadi lebih besar saja." Laura memerhatikan wajah lesu Ophelia.

Mereka sedang membersihkan rak buku dengan kemoceng sebelum pengunjung datang.

Ophelia mendengus masih sibuk membersihkan rak di depannya. "Sudahlah Laura kau jangan mengejekku."

"Aku berkata dengan jujur kok, aku tahu kau pasti begadang kemarin. Memang apa yang kau lakukan kemarin malam hingga kau begadang?" Tebak Laura menaruh satu tangannya yang bebas di pinggang.

"Huh ... sebenarnya kemarin aku sudah mencoba tidur lebih awal tapi aku tidak bisa tidur jadi aku memilih melanjutkan mengetik ceritaku." Ophelia mengembuskan napas berat. Memang benar kemarin sepulang dari Kafe Ophelia sudah berbaring di ranjangnya dan memejamkan mata tetapi ia tidak bisa tidur dan memutuskan melanjutkan ketikannya hingga jam empat pagi. Dan hari ini ia menjadi kurang semangat saat bekerja.

"Ck ck ck sepertinya kau sangat bekerja keras." Laura menggelengkan kepala dan menghentikan gerakan kemoceng di tangannya.

"Kau benar aku sedang bekerja keras menjadi penulis yang sukses," ucap Ophelia menaruh dagunya di atas tumpukan buku. Memang benar cita cita Ophelia sejak kecil adalah menjadi seorang penulis sukses.

Dulu sewaktu ia masih berada di panti asuhan, Ophelia selalu membaca buku cerita. Ophelia sudah suka membaca sejak kecil jika teman-temannya memilih bermain boneka atau bermain di taman Ophelia lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Saat memasuki dunia sekolahpum Ophelia yang memiliki sifat introvert lebih suka bergumul dengan buku buku yang ia baca di perpustakaan ketimbang menghabiskan waktu bermain dengan teman sekolahnya. Saking introvertnya sampai-sampai teman yang dimiliki Ophelia bisa dihitung dengan jari banyaknya.

"Aku doakan kau segera menjadi penulis sesukses JK Rowling." Laura menepuk bahu Ophelia pelan.

"Terima kasih Laura," balas Ophelia tersenyum.

"Ophelia, Laura kalian cepat kemari jangan hanya bergosip di sana." Neyna datang menaikkan kaca matanya dan berkacak pinggang.

Neyna adalah wanita paruh baya pemilik toko buku tempat Ophelia dan Laura bekerja. Neyna wanita tua yang sedikit judes dan galak. Kadang wanita itu juga suka marah marah tidak jelas hingga menbuat Ophelia dan Laura pusing. Tetapi walaupun begitu wanita tua bangka itu memiliki hati yang lembut hanya saja memang pembawaannya sedikit menyebalkan.

Ophelia dan Laura saling bertatapan dan menjawab secara bersamaan. "Baik Neyna."

***

"Ophelia lihat ini, apa kau sudah melihat ini?" Laura sedang melihat layar ponselnya dan menarik lengan Ophelia yang sedang menyeruput minumannya.

"Apa?" decak Ophelia meletakkan kembali minumannya di atas meja.

Laura memerlihatkan layar ponselnya pada Ophelia dan wanita itu membacanya. Di sana tertera pemberitahuan di salah satu akun instagram Penerbit Mavi Book bahwa penerbitan mereka sedang membuat audisi untuk mencari naskah ceita yang paling terbaik untuk di terbitakan di penerbit itu. Bukan hanya itu saja untuk penulis yang memenangi audisi akan mendapatkan hadiah yang fantastis.

Kedua mata Ophelia berbinar membaca postingan itu. Ia mengembalikan ponsel Laura dan memilih melihat postingan itu di ponselnya. Ophelia kemudian mencatat tanggal dan hari deadline untuk pengumpulan naskah serta syarat yang tertulis di sana. Ophelia terlihat sangat antusias dan girang semangat Ophelia yang berkobar itu tidak luput dari penglihatan Laura yang duduk di seberangnya.

"Kau akan mengikuti audisi itu Ophelia?" tanya Laura sambil memangku dagunya.

"Tentu saja kau tahu sendiri bukan kesempatan tidak datang dua kali." Ophelia mengepalkan tangannya dan mengangkatnya tinggi tinggi ke udara.

"Semangat Ophelia aku doakan kau bisa mengikuti audisi dengan lancar." Laura memberikan semangat pada Ophelia sambil melirik jam tangannya.

"Terima kasih Laura."

"Kalau begitu ayo kita kembali ke toko jam makan siang kita sudah berakhir. Kau tidak mau wanita tua bangka itu berubah menjadi singa bukan." Laura memasukkan dompet dan ponselmya ke dalam tas slempang dan bangkit dari kursi.

"Baiklah ayo kembali jangan sampai dia menelan kita berdua," kekeh Ophelia merapikan barang-barang miliknya dan dibalas dengan tertawa oleh Laura. Mereka berdua keluar dari Kafe dan berjalan menuju tempatnya bekerja.

Primavera,
Thursday, 03 August 2023 🍀🌹


PLAYING VICTIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang