Ophelia lari tergopoh-gopoh memasuki restoran, napasnya terengah saat wanita itu menemukan sosok Declan sedang duduk tenang menyesap sampanye terlihat seperti tidak memiliki beban sedikitpun seperti dirinya. Bagaimana bisa pria itu beraikap sesantai itu??? Ophelia menaikkan satu alisnya dan berjalan menghampiri Declan dan pria itu memberikan senyum kecil pada Ophelia sambil menawarkan sampanye pada wanita itu.
Ophelia menarik kursi dan duduk di sana, ia mendengus sesaat setelah mendaratkan bokongnya. Declan di depannya masih berusaha menyodorkan gelas yang sudah diisi dengan sampanye ke arah Ophelia. Wanita itu menatap sampanye dan Declan bergantian kemudian Ophelia menggeleng dan mendorong gelas itu sedikit menjauh.
Ophelia mengembuskan napas dan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru restoran. Sangat terlihat interior di restoran ini begitu elegant dan mewah apakah Declan tidak salah memilih tempat untuk bertemu?. Bahkan di sekelilingnya terlihat pengunjung mengenakan pakaian tidak seperti dirinya. Setelah mengedarkan pandangan Ophelia memandangi dirinya sendiri dan merasa berkecil hati. Jujur saja Ophelia belum pernah makan di tempat semewah ini.
Tadi saat menerima pesan dari Declan, pria itu hanya berbagi lokasi tempat merrka bertemu dan Ophelia tidak menyangka jika tempat mereka bertemu seperti ini. Tadi sebelum masuk Ophelia membaca papan nama restoran ini. Ledbury Restaurant, nama yang indah untuk restoran yang mewah.
Sikap Ophelia tidak lepas dari pandangan Declan yang sedari tadi memerhatikan wanita itu tanpa berkedip. Saat Ophelia mendongak kedua matanya langsung bertatapan dengan kedua mata Declan. Entah kenapa ditatap sedemikian rupa Ophelia merasa gugup.
"Kau mau memesan sesuatu?" tawar Declan sambil memanggil pelayan yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka duduk.
Ophelia menggeleng pelan, "tidak, kita langsung saja," ucap Ophelia menaruh tas ranselnya di atas meja dan merogoh sesuatu di sana.
"Kau baru sampai di sini sebaiknya kamu makan terlebih dahulu. Makanan di reatoran ini terkenal enak kau pasti menyukainya." kilah Declan melipat kedua tangannya di dada. Ternyata wanita ini cukup keras kepala!
"Tidak, tidak aku serius aku sedang buru-buru. Laura sedang menjaga toko sendirian, Albert tidak bisa bekerja hari ini dan pelanggan sedang ramai jadi aku tidak bisa meninggalkan Laura sendirian di toko." tolak Ophelia sungguh-sungguh hendak mengeluarkan sesuatu dari tas ranselnya tetapi terhenti bersamaan dengan pelayan yang datang menghampiri meja mereka.
Declan meraih buku menu yang disodorkan oleh pelayan dan membukanya. Ophelia mendengus dan menurunkan tas ranselnya kemudian dengan terpaksa meraih buku menu. Kedua mata Ophelia hampir melompat dari tempatnya melihat harga makanan yang tertulis di buku menu. Ophelia melirik Declan dari ujung matanya, berbeda dengan dirinya pria itu menatap buku menu dengan wajah santai tanpa beban sekali lagi tanpa beban.
Ophelia menelan ludah dan tangannya menurunkan pelan buku menu itu ke atas meja dan menutupnya secara perlahan. Fix dia tidak akan memesan apapun di sini karena harga makanan di sini seharga gajinya sebulan dari tempatnya bekerja. Selain itu nama menu mereka berbahasa perancis yang tidak ia mengerti.
"Aku pesan yang ini," ucap Declan menunjuk salah satu menu yang tentu saja berbahasa perancis yang tidak dimengerti oleh Ophelia dan pelayan mencatatnya. Ophelia hanya melirik sekilas tanpa suara, "kau ingin memesan apa pesan saja," tawar Declan menutup buku menu, merasa tidak mendapat jawaban dari Ophelia, Declan kemudian menyamakan pesanan mereka berdua.
Setelah mencatat pesanan pelayan berlalu dari sana meninggalkan Declan dan Ophelia setelah pelayan pergi Ophelia kembali menaruh tas ranselnya di atas meja dan mengeluarkan sejumlah uang dari sana. Declan yang sedang menyesap sampanyenya tersedak dan terbatuk dua kali melihat Ophelia menaruh uang ke atas meja.
Wanita itu celingukan menatap kanan dan kiri kemudian mencodongkan tubuhnya lebih dekat dengan Declan, "ini sejumlah uang yang baru saja aku tarik di ATM aku tidak tahu ini cukup atau tidak untuk mengganti kemejamu yang aku rusak kemarin," ucap Ophelia berbisik.
"Apa yang kau lakukan kenapa kau membawa banyak uang kemari?" Tanpa sadar Declan meninggikan suaranya satu oktaf selama sedetik karena syok akan tingkah Ophelia. Kemudian pria itu berdehem dan memperbaiki duduknya saat beberapa pelanggan menatapnya sinis.
"Seperti yang tadi aku bilang, ini semua untuk mengganti kemejamu yang sudah aku rusak," sahut Ophelia mantap mendorong uang itu ke arah Declan.
"Apa yang kau pikirkan apakah sebelum datang kemari kepalamu terbentur di jalanan?" ucap Declan setenang mungkin. Pria itu mengusap keningnya dengan jari telunjuk. Ia tidak tahu jika wanita cantik yang duduk di depannya ini ternyata memiliki pikiran yang absurd. Bisa-bisanya Ophelia memiliki pemikiran seperti itu.
"Aku tahu ini tidak banyak, kau terimalah uang ini sebagai ganti rugi dariku." Ophelia masih kekeuh menyodorkan uang itu pada Declan.
"Siapa yang menyuruhmu membawa uang kemari?" Declan mengembuskan napas dan menghentikan pergerakan tangan Ophelia.
"Bukankah kau menelponku malam-malam dan menyuruhku datang kemari untuk membayar ganti rugi kemejamu." Ophelia berdecak ia tidak tahu jika pria di depannya ini ternyata sangat plin plan.
"Astaga! Siapa yang mengatakan itu padamu?" Benar-benar wanita ini memguji kesabaran Declan.
Kedua mata Ophelia menatap Declan polos. "Kau. Kau sendiri yang ingin bertemu denganku bukan."
"Ophelia aku memang mengajakmu bertemu hari ini tetapi bukan menyuruhmu membayar ganti rugi padaku. Apalagi membawa uang tunai seperti ini apakah kau tidak tahu sistem transfer?"
Ophelia menaikkan satu alisnya dan melipat kedua tangan di dada. "Kau sendiri yang tidak mau aku transfer bukan? Apa kau lupa? Jadi aku langsung saja bawakan kau sejumlah uang yang aku punya."
"Ophelia aku rasa kau salah paham dengan maksudku." Astaga, ternyata wanita ini memiliki pemikiran yang tidak bisa Declan tebak. Mana mungkin dirinya meminta ganti rugi pada Ophelia dalam bentuk tunai seperti ini.
"Memang apa maksudmu?"
"Begini saja kau masukkan kembali uang itu ke dalam tasmu, lagipula aku tidak memerlukannya. Jika kau seperti ini aku merasa kita sedang bertransaksi obat terlarang." ucap Declan lebih seperti perintah. Lagipula apakah Ophelia tidak berpikir lebih panjang lagi jika ia membawa uang tunai sebanyak itu kemana-mana Bisa saja ia dirampok oleh penjahat. Ternyata tingkat keamanan diri wanita ini sangat rendah.
"Tapi ... " Ophelia hendak membantah ucapan Declan tetapi urung karena mendapat tatapan tak bersahabt dari pria itu, "baiklah," ucap Ophelia pada akhirnya dan memasukkan kembali uang itu ke dalam tas ranselnya.
Setelah mereka berdebat beberapa saat, pelayan datang menghampiri meja mereka dengan membawa pesanan. Ophelia menatap makanan di hadapannya dalam diam, seperti tahu apa yang dipikirkan wanita iru Declan bersuara,"kau makan saja hari ini aku yang traktir," ucap Declan tersenyum kecil. Ophelia menyengir malu-malu mendengar ucapan pria itu.
Primavera,
Saturday, 9 September 2023 🌹🍀
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING VICTIM
RomanceCerita ini sedang dikolaborasikan dengan cerita Ocha Youzha berjudul (untouchable) ~Ophelia Nayshelle seorang penulis pemula yang sedang meniti karir di dunia kepenulisan mencoba peruntungannya dengan mengikuti audisi menulis di Penerbit MaviBook. D...