Ophelia menutup telponnya dan menaruh ponselnya ke atas nakas. Ia mengerutkan kedua alisnya dan menatap jarum jam yang menunjukkan waktu tengah malam. Secuil pertanyaan muncul dalam hatinya, tidak bisakah pria bernama Declan itu menghubunginya tidak diwaktu tengah malam seperti ini? Karma sudah terlanjur terbangun, Ophelia memutuskan untuk berjalan memasuki dapur mengambil segelas air. Tiba-tiba ia merasa haus setelah menerima telpon dari Declan. Setelah selesai minum Ophelia kembali merangkak ke tempat tidurnya untuk merebahkan diri dan dalam sepersekian detik kedua matanya terpejam dan ia terlelap kembali.
***
Sementara itu,
"Odhelia apa yang kau lakukan?" Sentak Ariel yang terkejut karena Odhelia membanting ponselnya hingga mengeluarkan debuman keras. Ariel yang terduduk di ranjang bangkit seketika mengambil ponsel yang tergeletak di lantai itu.
"Kau tidak usah mengurusi ku Ariel." Sembur Odhelia melipat kedua matanya di dada. Wanita itu duduk bersandar di single sofa dengan angkuh.
"Apa kau tahu Odhelia kau terlihat aneh beberapa hari terakhir ini." Ariel menyerahkan ponsel pada Odhelia dan duduk di sampingnya.
"Memang aku terlihat seperti apa?" Odhelia melirik sinis pada Ariel.
"Kau mudah marah walau biasanya kau memang selalu marah-marah tetapi kali ini kau terlihat lebih ganas seperti induk singa kehilangan anaknya." Ariel memicingkan mata memerhatikan Odhelia dari atas hingga bawah.
"Ini semua gara-gara Aaron!" Odhelia mengepalkan tangan dan memukul pinggiran sofa.
"Aaron?" Ariel menelengkan kepala.
"Iya, pria gila yang menyebalkan itu aku sangat membencinya," ucap Odhelia penuh amarah layaknya seekor kerbau mengeluarkan tanduknya.
"Memang apa yang sudah Aaron lakukan padamu hingga kau sebenci itu padanya?" Tanya Ariel penuh penasaran.
"Dia meniduriku sekali dan sekarang mencoba merayuku kembali."
"Menidurimu! Oh my God menidurimu maksudmu kalian ..." Ariel menganga menutup mulutnya dan menghentikan perkataannya.
"Kenapa kau seterkejut itu?" Odhelia menaikkan satu alisnya. Please sekarang hal seperti itu sudah sangat biasa dilakukan oleh dua orang dewasa kenapa Ariel harus berekspresi seperti itu. Lagipula Odhelia menganggap tidur dengan Aaron bukan apa-apa.
"Astaga Odhelia bagaimana aku tidak terkejut jika kalian berdua sudah tidur bersama, apa dia mencampakkanmu Odhelia?" Ariel mencondongkan wajahnya menatap lekat kedua mata Odhelia.
"Tidak seperti yang kau pikirkan dan itu bukan urusanmu." Odhelia mendorong dahi Ariel dengan jari telunjuknya kemudian Odhelia bangkit dari kursi dan berjalan mendekati ranjang.
"Hei Odhelia kau mau kemana."
"Apa aku mau tidur ini sudah larut apa kau tahu, tidurku selalu terganggu karena Aaron selalu menghubungiku dan tambah lagi sekarang kau. Apa kau mengganggu tidurku Ariel."
"Tidak,"
"Kalau begitu diam lah dan pergi tidur." Odhelia merebahkan diri dan mematikan lampu kamar.
"Baik Tuan Putri." Sungut Ariel mengangguk sekali dan ikut merebahkan diri di samping Odhelia.
***
Archer berjabat tangan dengan Declan sebagai kesepakatan mereka berkerja sama dan penandatangan kontrak. Archer telah sepakat untuk membeli hak cipta film Summer Love. Declan merasa senang karena hari ini film Summer Love sudah resmi dibeli oleh perusahaan Good America.
"Bagaimana kalau nanti malam kita dinner?" ajak Archer kemudian, kepada Declan. "Dan kau juga bisa mengajak wanitamu. Kita bersenang-senang, itung-itung merayakan kerja sama kita." sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING VICTIM
RomanceCerita ini sedang dikolaborasikan dengan cerita Ocha Youzha berjudul (untouchable) ~Ophelia Nayshelle seorang penulis pemula yang sedang meniti karir di dunia kepenulisan mencoba peruntungannya dengan mengikuti audisi menulis di Penerbit MaviBook. D...