11 : Inara Selingkuh?

977 131 15
                                    

Sore

enjoy guys!

Happy Reading!

••••

Hari ini, setelah pulang dari kampus. Cakra, Harsa dan Jauzan memutuskan untuk berkunjung ke sebuah mall yang cukup terkenal di kota Bandung. Kemana Juju? Kok tidak ikut? Gaes, Juju kan sudah punya pacar, jadi setelah pulang ngampus dia nyempetin dulu buat ngapelin pacarnya, mohon di maklumi!

Dan ini sudah hampir satu jam Harsa, Jauzan dan Cakra habiskan untuk mengelilingi mall, sambil mampir ke beberapa store yang mereka incar.

"Bagusan warna putih atau hitam Bang?" tanya Cakra pada Harsa sembari mengangkat hoodie di tangan kanan dan kirinya.

"Bagusan warna kuning sih kalau kata gue, tuh!" Dengan santai Harsa menunjuk hoodie berwarna kuning yang dirinya lihat.

Cakra mendengus mendengar jawaban Harsa. "Mending gue nanya sama Bang Jauzan ajalah," gumamnya seraya melimpir ke tempat Jauzan berdiri.

"Bang! Bagusan ini atau yang ini?" Cakra kembali mengangkat kedua hoodie berbeda warna di tangannya.

Jauzan yang sedang mencoba beberapa topi menoleh, ia memperhatikan kedua hoodie yang diperlihatkan sang adik. "Dua-duanya bagus," jawabnya. "Saran gue, lo beli dua aja," lanjutnya kembali sibuk dengan beberapa topi dihadapannya.

Lagi, Cakra mendengus. Bukan jawaban itu yang dirinya harapkan. "Bener-bener anj-- kalian berdua, apa salahnya pilih salah satu," gumam Cakra kesal. Namun pada akhirnya, Cakra menerima saran Jauzan. Ia benar-benar memilih kedua hoodie tersebut, yang warna putih untuk dirinya, sedang warna hitam untuk sang kembaran, Juju.

"Dek, bagusan yang mana?" tanya Harsa meminta pendapat seraya memperlihatkan dua kacamata dengan warna frame yang berbeda pada Cakra.

"Emm." Cakra terlihat berpikir. "Yang framenya warna biru bagus tuh Bang."

Harsa mengangguk. "Oke, gue beli yang framenya warna item berarti," ucapnya berlainan dengan apa yang diucapkan Cakra. Ia menyimpan kembali kacamata frame biru ke tempat semula.

"Kalau akhirnya lo pilih yang warna hitam, ngapain tadi harus minta pendapat gue dulu Bang?" tanya Cakra menatap sang abang heran bercampur kesal.

"Ya kan, pendapat lo penting Dek. Lo kan pilih yang warna biru, berarti gue harus beli yang warna hitam. Karena menurut gue, hitam lebih bagus," jelas Harsa santai.

"Penting dari mananya kalau ujung-ujungnya gak dibeli pilihan gue?" tanya Cakra pelan yang tak mendapatkan jawaban apa-apa dari Harsa. "Dasar kambing," umpatnya.

"Mata lo rabun ya?" tanya Harsa panik. "Gue manusia, lo katain kambing," lanjutnya.

"Anjing, badak, buaya, monyet, sapi, kuda, merak, gajah." Cakra kembali mengumpat. Lebih ke mengabsen nama hewan sih.

"Semua yang lo sebutin, ada di kebun binatang Dek," ucap Harsa menahan sudut bibirnya yang mencoba untuk naik keatas. Dalam hati ia merasa senang, sebab berhasil membuat Cakra kesal.

Di lain sisi, Jauzan yang sejak tadi mendengarkan obrolan keduanya hanya menggelengkan kepala, tanpa berniat ikut bersuara.

•••

Hampir tiga jam lamanya, Jauzan, Harsa dan Cakra habiskan untuk mengelilingi beberapa store. Ketiganya memutuskan untuk berkunjung ke sebuah kafe dalam mall, sebagai tujuan terakhir mereka di mall hari ini.

Ketiganya hendak mengisi perut yang sudah mulai berisik, seolah meminta jatah makanan.

"Eh, eh. Itu bukannya si Juju sama Kak Inara ya?" tanya Cakra heboh saat melihat pemandangan tak jauh dari hadapannya, tepatnya disebuah kursi kafe, di meja paling ujung.

Harsa dan Jauzan sontak menoleh pada tempat yang ditunjuk Cakra. Memang benar, keduanya melihat Juju dan Inara yang terlihat sedang mengobrol disertai dengan tawa. Sesekali Juju terlihat mengusap rambut Inara dengan pelan, dan dibalas Inara dengan senyuman lembut. Mereka mengabaikan beberapa lirikan yang di terima dari meja samping keduanya.

"Anjir, definisi dunia serasa milik berdua, yang lain cuma ngontrak," celetuk Harsa menatap keduanya dengan padangan mupeng?

Tanpa segan, telapak tangan Jauzan mengusap wajah sang kembaran dengan kasar. "Muka lo, bisa di kondisikan?"

"Ah, lo mah, ganggu aja," ucap Harsa menatap kembali pasangan sejoli yang tak jauh dari ketiganya itu.

"Tapi, mukanya biasa aja dong, jijik gue lihat ekspresi lo." Jauzan bergidik jijik dengan ekspresi yang diperlihatkan Harsa.

"Bodo, muka gue ini," balas Harsa acuh.

Cakra tak menghiraukan obrolan keduanya, yang menjadi fokusnya saat ini hanyalah sang kembaran yang masih asik mengobrol dengan sang kekasih. "Ternyata, dia sebucin itu kalau sama pacarnya," ucapnya.

"Gue jamin, lo kalau punya pacar juga, pasti kayak gitu deh," sahut Harsa.

Cakra mengerutkan dahinya. "Tapi, gue gak bakalan sebucin itu kali. Gue lihatin dari tadi, setiap beberapa menit tangan si Juju pasti nemplok di rambut Kak Inara, geli gue anjir sama tingkah dia yang gak biasa gue lihat."

"Ya, jangan dilihat," timpal Jauzan kembali fokus dengan ponselnya, tak berminat memperhatikan adiknya yang bucin sekali dengan teman fakultasnya.

"Kemana tuh bocah?" tanya Harsa saat melihat Juju yang beranjak dari kursinya.

"Ke toilet kali Bang," jawab Cakra menyeruput jus jeruk yang dirinya pesan.

"Bisa jadi," gumam Harsa.

"Lho, itu ada cowok yang nyamperin Inara," pekik Harsa tertahan, agar tak menimbulkan tatapan penasaran dari orang yang sedang ia perhatikan. "Anjir, itu cowok berani banget nyium kening si Inara, mana si Inaranya diem-diem aja lagi nerima kecupan tuh cowok," lanjutnya heboh sendiri.

"Wah, gak bener nih. Kembaran gue ngilang dikit, Kak Inara langsung berani sama cowok lain."

"Jangan-jangan itu selingkuhannya lagi," ucap Harsa dengan segala opini yang bersarang dalam otaknya.

"Gak bisa gue biarin nih," ucap Cakra mulai berdiri dari kursinya, berniat menghampiri Inara yang sedang mengobrol dengan cowok yang tadi mencium keningnya.

Jauzan menahan tangan Cakra. "Jangan gegabah! Siapa tahu itu saudaranya si Inara kan? Kita tunggu si Juju balik dulu ke mejanya," ucapnya.

Cakra berdecak, namun tetap mengikuti usulan sang abang.

••••

TBC

Mau minta maaf  baru bisa up, harusnya kan kemarin, pas hari Senin, tapi baru bisa hari ini, karena kemarin hectic banget sama keadaan di real life.

[26/09/2023]

Our Home 2 [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang