01 : Hidup Terus Berjalan

5K 220 22
                                    

Welcome back on my story guys!

Enjoy ya!

Happy Reading!

••••

Tangisan kencang disertai raungan itu masih terus terngiang di telinga si sulung Abimana. Walau semuanya sudah berlalu sejak seminggu yang lalu. Namun, semuanya seolah baru terjadi kemarin.

Ia teringat, bagaimana kacaunya saat itu. Dikala sedang mencoba kuat dan tegar, pada akhirnya pertahanan yang ia bangun tetap roboh juga.

Kecelakaan pesawat yang terjadi seminggu yang lalu itu, ternyata mengikut sertakan kedua adiknya yang turut serta menjadi korban. Menurut informasi, tidak ada yang bisa di selamatkan, satu pun!

Kepergian kedua adiknya yang secara tiba-tiba itu, membuat suasana dalam rumah yang tadinya penuh warna, berubah menjadi hitam dan putih, selayaknya coretan tinta hitam diatas kertas putih.

Suasananya pun layaknya rumah kosong tak berpenghuni, sepi dan sunyi yang menghiasi.

Padahal, ini baru seminggu? Bagaimana jika kedepannya terus seperti ini?

Apa yang harus si sulung Abimana lakukan sebagai kakak paling tua di keluarga.

Mencoba tegar? Sudah.

Mencoba menguatkan? Sudah.

Mencoba ikhlas? Sudah

Namun, dari ketiganya tidak ada yang berhasil sempurna. Sebab, ia sama seperti saudara-saudaranya yang lajn, tidak terima. Karena, kepergiannyan kedua saudaranya yang terlalu tiba-tiba.

"Kalian, beneran udah gak ada ya?" tanya Meldi pelan seraya menatap foto polaroid berisi potret wajah Jauzan dan Cakra yang sedang tersenyum kearah kamera, dengan pandangan sendu.

"Ini udah seminggu, kalian pergi." Meldi menghela napas panjang, mencoba menghilangkan sesak yang tiba-tiba saja hadir melingkupi dirinya. "Sebelum seminggu berlalu, gue masih bisa yakin, kalau kalian gak ikut serta menjadi korban. Tapi, ini udah seminggu."

"Ah, gara-gara kalian, gue jadi ngeluarin air mata. Kalau airnya habis, lo berdua harus tanggung jawab." Meldi terkekeh pilu seraya menghapus air mata yang sudah mulai membasahi pipinya.

"Ah, gue harus kuat. Bagaimanapun, hidup terus berjalan," gumam Meldi sembari bangkit dari kursinya.

•••

Lain dengan si sulung, kita berpindah ke Rendi. Jika boleh, bisa bantu menjawab pertanyaan dari benak Rendi?

Apa yang kalian rasakan, jika dihadapkan dengan kenyataan bahwa, kalian ditinggalkan oleh saudara kalian sendiri?

Ditinggal pergi jauh?

Dan ditinggalkannya bukan untuk sementara lalu akan kembali, namun tidak akan pernah bisa kembali sampai kapanpun, singkatnya selamanya?

Sedih?

Hancur?

Ada yang hilang?

Pastinya kan? Dan itu yang saat ini masih mendera Rendi ditengah lamunannya yang tak berujung itu.

Semenjak kepergian Jauzan dan Cakra. Rendi tidak jauh berbeda dengan Meldi, ada rasa tak terima dengan kenyataan pahit ini.

Namun, balik lagi, hidup terus berjalan. Dan baik Rendi maupun Meldi, keduanya saat ini sedang mencoba untuk tak berlarut dalam kesedihan-kesedihan tak berujung ini.

Our Home 2 [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang