02 : Hanya Mimpi

2.3K 222 18
                                    

Happy Reading!

••••

"Bang, bangun! Udah masuk waktu Ashar!"

Harsa membuka matanya saat merasakan guncangan di lengannya, ia mengerjapkan matanya guna membiasakan cahaya yang masuk melalui rentina matanya.

"Lho Ju, lo udah balik ke diri lo yang biasanya?" tanya Harsa merasa senang saat mengetahui yang membangunkannya ternyata si bungsu Abimana.

"Hah?" Hanya itu yang dapat Juju keluarkan dari bibirnya, merasa tak mengerti dengan perkataan sang abang.

Harsa yang melihat Juju kebingungan hanya tersenyum kecil, ia melirik jam dinding di kamarnya. "Udah jam  setengah empat, gue mandi dulu deh sekalian wudhu."

"Thanks udah bangunin gue," tambahnya seraya beranjak dari kasur empuknya, meninggalkan Juju yang masih berdiri di tempatnya.

"Abang gue yang satu ini kenapa sih?" tanya Juju pada diri sendiri sembari menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat

"Ah, gue turun ke bawah aja daripada mikirin semua sikap tak biasa Bang Harsa," gumamnya seraya bergegas melangkah meninggalkan kamar Harsa.

Sepuluh menit kemudian, Harsa sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit sebatas pinggangnya. Ia bersenandung seraya mengambil pakaian yang akan dikenakannya di dalam lemari.

Selesai mangenakan baju beserta celana, Harsa mulai memakai sarung untuk menutupi area kakinya. Ia menggelar sajadah yang biasa dirinya gunakan untuk sholat, dan mulai melaksanakan sholat Ashar dengan khusu.

Usai melaksanakan sholat, Harsa tak langsung beranjak dari tempatnya. Ia menyempatkan diri untuk duduk terlebih dahulu dengan posisi bersila, dan dengan kedua tangan yang menengadah, berdoa pada sang kuasa. Berdoa, berharap supaya kedua saudaranya yang sudah tiada, ditempatkan di sisi terbaik dan tenang di sana. Selain itu, Harsa juga masih berharap agar jasad kedua saudaranya di temukan dan bisa dikuburkan dengan layak.

Setelah melipat sajadah dan sarungnya, menyimpannya di tempat semula. Harsa memutuskan untuk keluar dari kamarnya.

"Bang!" Tepukan di bahu sebelah kanannya, membuat Harsa yang sedang menutup pintu langsung menoleh ke belakangnya.

"Ken---" Harsa menghentikan ucapannya saat melihat siapakah gerangan orang yang menepuknya. Detik berikutnya, ia langsung berlari terbirit-birit menuju lantai bawah.

"HUAAA, SETAN!"

Oknum penepuk bahu Harsa hanya bisa melongo melihat abangnya yang malah berlari kencang meninggalkannya. "Bang Harsa kenapa dah? Ganteng gini, masa dibilang setan," gumamnya seraya mengelus dada dengan kelakuan aneh sang abang.

Kita kembali ke Harsa yang masih berlari kencang, saat melihat punggung salah satu saudaranya, Harsa langsung memeluk orang tersebut dengan kencang.

"Anjir, itu tadi beneran gak sih?" gumam Harsa masih memeluk orang di hadapannya dengan erat.

"Lo kenapa?" tanya orang yang dipeluk Harsa saat merasakan tubuh yang memeluknya terasa bergetar ketakutan. Dahinya mengernyit merasa heran dan sedikit khawatir.

Saat mengenal suara yang bertanya padanya, Harsa dengan buru-buru melepaskan pelukannya, mencoba memastikan sesuatu. Ia membelalakkan matanya dengan jari telunjuknya yang bergetar mengarah pada wajah di depannya.

"Lo?" tanyanya pelan dan bergetar.

"Kenapa?" Orang yang ditanya malah balik bertanya seraya menatap Harsa penuh tanya.

Our Home 2 [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang