12 : Tiba-tiba Detektif

884 140 4
                                    

Happy Reading!

••••

"Tuh, berarti itu cowok emang saudaranya Inara. Si Juju aja kelihatan akrab sama tuh cowok. Jadi, Inara gak selingkuh," ucap Harsa setelah melihat Juju yang sudah kembali bergabung dengan Inara dan lelaki yang Harsa tebak itu saudara Inara.

"Syukur deh, kalau ternyata saudara," ucap Cakra menghela napas lega.

"Lo kayaknya panik banget tadi, kenapa sih?" tanya Jauzan pada Cakra.

"Ya, gimana gak panik coba, kalau sampai beneran Kak Inara selingkuh, gue gak bisa bayangin gimana galaunya kembaran gue nanti," jawab Cakra.

"Jiah, ceritanya lo lagi khawatirin kembaran lo gitu? Lo peduli gitu sama kisah percintaan si Juju?" tanya Harsa disertai ledekan. Bukan apa-apa, soalnya jarang sekali adik kembarnya itu saling menunjukkan kepedulian mereka, apalagi jika sedang bersama. Yang ada kebanyakan adu mulut saling tidak mau kalah.

"Gak peduli-peduli amat sih sebenarnya Bang," jawab Cakra mengelak.

"Halah, dasar tsundere," cibir Jauzan.

"Anjing!"

"Kenapa?"

"Kenapa Bang?"

Pertanyaan itu terlontar secara bersamaan dari Jauzan dan Cakra saat mendengar umpatan Harsa.

"Lihat deh, arah jam tiga!" Harsa menatap sesuatu yang menarik di matanya.

"Kak Rendi," gumam Cakra. "Sama cewek?" tanyanya pelan saat melihat apa yang dimaksud Harsa.

"Siapa tuh ceweknya?" tanya Jauzan melihat kakak keduanya yang sedang asyik mengobrol dengan seorang perempuan di depan kafe tempat mereka singgah.

"Gaskeun! Kita ikutin!" ucap Harsa saat melihat Rendi dan perempuan tersebut berjalan meninggalkan kafe. Ia langsung membawa paper bag berisi barang belanjaannya selama mengelilingi mall.

"Tungguin Bang!" ucap Cakra mulai ikut berdiri, dan mengikuti Harsa, meninggalkan Jauzan yang harus membayar pesanan makanan ketiganya yang sudah habis sedari tadi.

Tak lama, Jauzan melenggang pergi dari area kafe. Tidak seperti kedua saudaranya, yang membawa dua paper bag, Jauzan hanya membawa satu paper bag ditangan kanannya.

Di sisi lain, Juju yang tak sengaja melihat Jauzan keluar dari area kafe mengernyitkan dahi. "Itu, Bang Jauzan?" tanyanya pada diri sendiri.

"Kenapa lo Ju? Kayak orang bingung gitu?" tanya lelaki yang dirinya ketahui merupakan saudara Inara, Willy namanya.

Juju lantas tersenyum kecil. "Nggak papa kok Bang, tadi gue kayak lihat Abang gue, tapi mungkin gue salah lihat," jawabnya yang diangguki Willy dan Inara.

•••

"Itu, pacarnya Kak Rendi?" bisik Cakra penasaran disela-sela ia dan kedua abangnya mengikuti Rendi yang saat ini sudah memasuki store aksesoris. Dapat ketiganya lihat Rendi yang sedang mencoba memasangkan sebuah jam tangan ke tangan mulus si perempuan yang bersamanya.

"Kayaknya sih iya, dilihat dari cara Kak Rendi memperlakukan itu cewek, kayaknya mereka emang pacaran." Harsa membenarkan letak kacamata baru yang dirinya beli tadi.

Ia sengaja menggunakan kacamata tersebut untuk menyamar, katanya 'agar tidak ketahuan oleh Rendi' bahkan untuk menyempurnakan penyamaran, Harsa sampai meminjam topi yang Jauzan beli, ia juga memakai hoodie yang di beli Cakra. Padahal, di dalam dua paper bag-nya pun ada sekitar lima hoodie dan dua topi.

"Masa sih itu pacarnya Kak Rendi?" tanya Jauzan tak yakin. "Bukan selera dia banget," lanjutnya dengan suara.

"Mungkin, selera Kak Rendi udah naik lagi," celetuk Harsa santai.

"Kalian kira cewek yang mau di pacarin Kak Rendi makanan, sampai ada level seleranya?" tanya Cakra disertai dengusan malas.

"Anjir, mata Kak Rendi ngarah ke sini," ucap Harsa panik, ia langsung berjongkok, tak lupa menarik tangan kedua saudaranya agar ikut berjongkok.

"Kalian pakai ini, biar kita gak ketahuan." Harsa memberikan dua kacamata berbeda warna pada Cakra dan Jauzan.

"Uzan, lo juga pake topinya, terus satu lagi kasih ke si Cakra."

"Ogah ah, kita udah kayak detektif aja." Jauzan jelas menolak perintah sang kembaran. Berbeda dengan Cakra yang langsung melakukan apa yang Harsa perintahkan.

"Anjir, gue berasa kayak lagi syuting film action kalau nyamar kayak gini," celetuk Cakra sembari berkaca pada ponselnya.

"Gue malah ngerasa kayak jadi detektif Conan," sahut Harsa.

"Kita selca dulu yuk Bang!" Cakra mengangkat handphonenya setelah menyalakan fitur kamera depan. Harsa mendekati Cakra dan mulai mengeluarkan pose andalannya.

Hal tersebut, membuat Jauzan hanya bisa merotasikan kedua bola matanya malas. Kelakuan keduanya itu tak beda jauh, sama-sama narsis dan over pede.

"Kak Rendi udah pergi, kalian masih mau selfie-selfie gak jelas gitu?" tanya Jauzan setelah sepuluh menit menunggu kedua saudaranya yang masih asyik dengan kamera ponsel.

"Lho, pergi kemana?" tanya Harsa mulai menghentikan aktivitasnya, ia mulai berdiri, diikuti Cakra.

Jauzan mengedikkan bahunya. "Gak tahu lah, gue mau pulang aja."

••••

TBC

[27/09/2023]

Our Home 2 [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang