27 : Edisi Morotin Uang Doni

1K 122 8
                                    

Happy Reading!

••••

"Baik-baik lo di rumah, jangan berantakin seisi rumah!"

Kira-kira begitulah ucapan terakhir yang terlontar dari Juan disertai dengan tawa jahilnya yang khas sebelum melajukan motor yang dikendarainya meninggalkan pekarangan rumah.

Sedangkan oknum yang dirinya ajak ngobrol tengah berdecak kesal mendengar ucapan sang abang.

"Dikira gue anak kecil apa, sampai mau berantakin seisi rumah," protes orang tersebut yang tak lain Harsa, yang pagi ini sedang berada di rumah. Sendiri, karena ia sedang tidak ada kelas apapun di kampusnya hari ini.

Harsa melenggang memasuki rumahnya, tujuannya kali ini adalah halaman belakang rumah, tempat dimana dia menanam beberapa tanaman hias kepemilikannya.

"Waduh, sorry ya tanaman dan bunga-bunga. Gue baru bisa jengukin kalian," ucap Harsa pelan saat melihat beberapa tanaman hiasnya layu dan daunnya mengering.

Ia mengambil gunting khusus tanaman, dan mulai menggunting daun-daun yang sekiranya layu dan mengering.

Hampir satu jam Harsa habiskan waktunya berkutat dengan tanaman hias miliknya, juga milik saudara-saudaranya.

"Huh, capek juga," gumam Harsa selepas memberikan pupuk dan menyiram semua tanaman tersebut.

Harsa meletakkan kembali peralatan yang dirinya gunakan, lalu berjalan meninggalkan area belakang rumah. Saat melewati dapur, ia sempat duduk sejenak guna mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sedikit pegal, ditangannya terdapat sebuah gelas yang isinya sudah dirinya tandaskan.

Sepuluh menit kemudian, Harsa berdiri dari duduknya. Ia melihat jam dinding yang terletak di dapur.

"Baru jam delapan anjir," gumamnya. "Gue mandi dulu lah," lanjutnya.

•••

Selepas mandi dan berpakaian, Harsa memilih untuk bersantai di kamarnya sembari menscroll akun sosmed kepunyaannya di ponsel.

Dirasa tidak ada yang menyenangkan, ia beralih membuka aplikasi chatting. Saat melihat nama Doni dibagian paling atas, Harsa mengetuk ikon chat, dan mulai mengirimi kakak sepupunya pesan.

BangDo

Bang!

Apa?

Lagi dimana?

Di rumah, tapi bentar lagi mau pergi.

Pergi kemana?

Gue mau ke mall, mau beli sesuatu.


Gue ikut dong, Bang!

Lah, emang lo gak kuliah?

Nggak, hari ini lagi libur.

Yaudah, lo jalan aja kesini. Gue mau ganti baju dulu.

Oke.

Harsa keluar dari roomchat-nya dengan Doni.

"Udahlah, gue pakai pakaian ini aja, tinggal tambahin hoodie," monolog Harsa.

Ia mengambil hoodie di lemari dan memakainya dengan segera. Tak lupa ia semprotkan parfume ke hoodie tersebut.

Dirasa sudah rapi dan wangi, Harsa langsung berjalan keluar kamar. Menuruni anak tangga satu persatu dan berjalan keluar meninggalkan area rumahnya.

Butuh waktu lima menit, hingga akhirnya Harsa sampai di kediaman kakak sepupunya itu. Dilihatnya Doni yang sedang memanaskan mesin mobil.

"Pagi, Bang!" sapa Harsa.

Doni yang sedang bermain ponsel mendongak. "Pagi," balasnya.

Harsa menoleh ke segala arah. "Bang Jamal, sama Bang Winata gak ada di rumah ya Bang?" tanyanya saat tak melihat kedua kakak sepupunya yang lain.

"Gak ada, mereka udah berangkat kerja," jelas Doni seraya memakai sepatu.

Harsa mengangguk. "Kita langsung berangkat nih Bang?" tanyanya saat Doni mulai berdiri.

"Iyalah, biar nanti kita bisa keliling mall," jawab Doni berjalan kearah pintu kanan mobil, dan duduk di kursi kemudi, sementara Harsa duduk di sebelah kirinya.

"Wuih, asyik dong!" seru Harsa penuh semangat, dalam benaknya sudah memikirkan beberapa barang yang akan dirinya beli, dengan uang Doni tentunya.

Pokoknya dalam pikirannya terlintas bagaimana cara menghabiskan uang Doni hari ini. Hadeh, gitu banget.

Doni yang mendengar seruan Harsa hanya bisa menggelengkan kepala. Ia tahu kemana arah pikiran Harsa. Huft! Sudahlah, untung ia banyak uang.

•••

"Bang, Bang! Berhenti dulu Bang!" Dengan hebohnya, Harsa menepuk-nepuk bagian bahu Doni yang sedang fokus mengemudi.

"Kenapa berhenti? Kita baru setengah jalan ini," balas Doni seraya mengernyitkan keningnya bingung.

"Mulut gue gatel Bang, pengen ngemil," ucap Harsa. "Kita ke minimarket sana dulu yuk?!" Jari telunjuk Harsa, ia arahkan ke sebuah minimarket di seberang tempat dimana Doni menghentikan mobilnya.

Doni terdiam sejenak, matanya melirik pada Harsa yang sedang menatapnya penuh harapan.

"Yaudah, ayo!"

Keduanya pun turun dari mobil, tengok kanan-kiri, dirasa tidak ada kendaraan yang melintas, Harsa dan Doni langsung menyebrangi jalan raya yang terlihat lenggang.

"Beli yang lo pengen aja, jangan semua lo beli!" peringat Doni yang sudah tahu dengan tabiat Harsa yang sering kalap jika menyangkut makanan.

"Gak janji, hehe," cengir Harsa sembari pergi ke rak yang dipenuhi dengan makanan ringan. Matanya dengan jeli memilih snack-snack favoritnya.

"Kebiasaan," gumam Doni melihat Harsa yang sudah sibuk dengan dunia per-cemilannya.

Daripada hanya terdiam sembari mengawasi Harsa, Doni memilih untuk ke bagian minuman dingin. Jujur saja, ia juga merasa haus saat ini.

"Rasa apa ya?" tanya Harsa pada diri sendiri, sembari memegang dua snack dengan rasa yang berbeda.

"Coklat aja ah," gumamnya sambil memasukkan snack tersebut ke dalam keranjang belanja. "Eh, tapi gue pengen rasa stroberi juga."

"Ah, udahlah. Gue pilih aja semua, mumpung Bang Doni lagi sibuk main hp," gumamnya melihat kearah Doni yang menunggu di dekat lemari pendingin. disertai senyuman tengilnya. Setelahnya, Harsa langsung memasukkan beberapa cemilan tanpa melihat rasa dan jenisnya.

Pokoknya, apapun yang terlihat enak di matanya, ia akan langsung mengambilnya. Masalah uang, kan ada Doni, wkwk.

••••

TBC

[18/12/2023]

Our Home 2 [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang