31 : Berguru Bersama Suhu

885 112 5
                                    

Happy Reading!

••••

Karena suatu kejadian tidak sengaja bertemu dengan sang kakak beserta kawan-kawannya. Pada akhirnya, keenamnya memutuskan untuk melakukan makan malam di meja kafe yang sama, sambil sesekali berbincang santai.

"Kakak, mau langsung pulang?" tanya Harsa diperuntukkan untuk kakak sulungnya, Meldi yang sudah selesai dengan makan malamnya.

"Kayaknya nggak deh, gue mau ngobrol-ngobrol dulu sama mereka bertiga," jawab Meldi sembari mengarahkan dagunya pada ketiga sahabatnya.

"Kalau Bang Doni?" Kali ini, Harsa bertanya pada Doni.

"Gue, gimana lo aja deh," jawab Doni seraya meminum minumannya. "Gue mau ke toilet dulu!" Selepas mengatakan hal tersebut, Doni beranjak meninggalkan kelima orang lainnya.

"Oke, soalnya gue mau ngadem dulu disini. Gak papa kan Abang-abang?" Harsa beralih pada ketiga sahabat kakaknya.

"Nggak papa atuh, malah kita seneng ada orang banyak. Iya gak Hen, Kas?" Arjuna meminta pendapat pada kedua kawannya.

"Yoi, santai aja Sa," sahut Lukas, sedangkan Hendrik hanya mengangguk karena masih fokus dengan dessert yang dipesannya.

Tring

Tring

Tring

Tring

Suara deringan tersebut mengalihkan Harsa dari acara bermain game-nya. Ia melirik pada ponsel abang sepupunya yang tak berhenti bersuara. Karena rasa penasarannya yang tinggi, Harsa langsung mengambil ponsel tersebut, mencoba mengecek siapakah gerangan yang membuat ponsel abangnya terus bersuara. Beruntungnya, ponsel Doni tidak menggunakan sandi.

"Gak sopan Dek!" peringat Meldi yang hanya dibalas cengiran oleh Harsa.

"Habisnya, gue kepo Kak," balasnya mulai mengecek notifikasi yang masuk.

Saat melihat isinya ia dibuat berdecak kagum. "Widih, gila! Isi chat Bang Doni kebanyakan cewek, udah kayak asrama cewek aja," celetuknya saat melihat beberapa nama perempuan yang berada di pop up pesan teratas.

Meldi yang ikut penasaran mendengar celetukan Harsa, pada akhirnya ikut melihat ke arah ponsel Doni yang masih Harsa pegang. Dan benar saja apa yang di ucapkan Harsa, isinya hampir serupa dengan grup asrama cewek.

Tak mau terlalu jauh, Harsa kembali menyimpan ponsel tersebut di tempat semula. Otaknya mulai mempersiapkan pertanyaan untuk Doni jika sudah kembali.

"Emang bener ya Mel?" tanya Hendrik yang ikut penasaran. Meldi mengangguk membenarkan.

"Gue jadi ikut kepo, itu siapanya Bang Doni ya." Lukas menyimpan jari telunjuknya di bawah dagu, berpose seolah sedang berpikir keras, dengan raut yang berubah serius. Membuat Arjuna, Hendrik, Meldi dan Harsa menatapnya dengan heran. Bukan apa-apa, pose dan ekspresi Lukas membuat keempatnya merasa sedikit aneh? Karena, tidak biasanya ia memasang ekspresi seperti itu di wajahnya.

"Kok gue jijik ya lihat ekspresi serius lo Bang Lukas," ucap Harsa secara terang-terangan. Menimbulkan dengusan dari si empunya nama.

"Mana ada, muka serius gue itu kelihatan ganteng tahu, bukan menjijikkan," balas Lukas penuh percaya diri.

"Iya, ganteng." Arjuna mengangguk seolah menyetujui, Lukas yang mendengar merasa senang. "Kalau dilihat dari lubang sedotan," lanjutnya membuat Lukas mendatarkan wajahnya.

Baru juga dirinya merasa dinaikkan ke langit ketujuh, eh beberapa detik setelahnya, ia langsung dihempaskan dengan keras. Tapi, tidak apa-apa, untung Lukas sabaran orangnya.

Huft! Mari mengelus dada secara bersama-sama dengan Lukas.

Orang sabar, jodohnya Kim Doyoung NCT.

Nggak aamiin!

OKE CUT!

Tak berselang lama Doni sudah kembali, ia mengernyitkan keningnya saat melihat ekspresi Lukas yang sudah kecut seperti rasa buah lemon.

"Kenapa lo? Ada masalah hidup apa? Sini cerita!" tanya Doni beruntun dan terdengar akrab, padahal baru bertemu satu kali. Mungkin karena sifatnya yang easy going dan mudah berbaur, membuat ia dan ketiga sahabat Meldi langsung akrab tanpa membutuhkan waktu yang lama.

"Nggak papa Bang, cuma gue lagi kena hujatan aja karena terlalu tampan," jelas Lukas kembali dengan sifat penuh percaya dirinya.

"Huek, mau muntah gue," celetuk Meldi.

Harsa mengadahkan kedua tangannya pada Meldi. "Mana sini, biar gue tampung," sahutnya yang dimana malah membuat Doni, Lukas, Arjuna dan Hendrik bergidik jijik. Dalam benak keempatnya langsung membayangkan Meldi yang benar-benar muntah, dan Harsa dengan sukarela menampung muntahannya.

"Jijik anjir," ucap Hendrik dengan keras, menimbulkan sebuah perhatian dari pengunjung kafe.

"Hehe, gue kan cuma guyon," balas Harsa disertai cengiran.

"Guyonan lo, cringe banget, heran. Muntah aja dijadikan bahan guyon."

"Ya, gak papa. Suka-suka gue. Mun---"

"Udah sih, kenapa malah bahas muntahan. Gue muntah beneran nih," potong Meldi menghentikan perdebatan unfaedah Harsa dan Lukas.

"Janganlah, anjing!" seru Lukas

"Santai dong, gak usah ngegas."

•••

"Bang, gue mau nanya," ucap Harsa membuat keheningan yang meliputi keenam pemuda tampan itu sedikit terkikis.

"Nanya apa?" Doni menaikkan alisnya.

"Tadi kan, banyak notifikasi masuk di hp lo. Nah, gue kan kepo, yaudah gue cek. Pas di cek, ternyata chat dari cewek-cewek, yang udah kayak asrama cewek. Yang jadi pertanyaan gue adalah, siapa mereka?"

"Pacar gue," jawab Doni santai.

"Hah?"

"Semuanya?" tanya Meldi.

Doni mengangguk dengan santai. "Iya."

"What? Kok bisa banyak banget?" tanya Harsa.

"Ya bisalah, orang gue ganteng dan kaya. Pasti banyaklah yang mau sama gue."

"Lo, gak takut dilabrak sama salah satu dari mereka emang Bang? Kalau ketahuan banyak ceweknya?" tanya Lukas ikut penasaran.

"Ngapain takut? Palingan juga mereka yang kayak begitu, langsung gue putusin," jelas Doni santai.

"Kok bisa banyak pacar gitu sih Bang?"

"Iya, gimana caranya?"

Doni menyugar rambutnya ke belakang. "Gue hanya menggunakan privilege yang Tuhan kasih, salah satunya ketampanan gue, dengan sebaik-baiknya sih."

"Oke fiks!" seru Harsa keras.

"Fiks apa?" tanya Doni dan Meldi serentak.

"Mulai hari ini, gue bakalan berguru bersama suhu."

"Gue ikut, gue ikut!"

••••

TBC

Double up, semoga suka.

[26/13/2023]

Our Home 2 [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang