chapter 26

1.7K 89 0
                                    

Ezzra dan juga arunna sedang duduk disoffa ruang utama sambil sesekali bermain dengan jelly, setelah mereka resmi berpacaran tadi, ezzra tidak langsung pulang karena masih ingin berada dekat dengan arunna, dan rencananya ezzra akan makan malam disana karena thania yang menawarkan, ezzra tentu tak enak jikalau harus menolak.

Tiba-tiba dering ponsel ezzra berbunyi, membuat ezzra menoleh pada arunna dan mengambil ponselnya yang masih berada didalam kantong celananya, setelah ezzra lihat ternyata yang menelfon dirinya adalah sang mami.

mami: koko dimana nak? bisa         
            kerumah kakek ngga sayang?
ezzra:koko dirumah arunna mi,
            emangnya kenapa?
mami:mami minta koko tenang,  
            sekarang dateng kerumah
            kakek, kalau perlu ajak bunda           
            sama arunna sekalian, udah      
            dulu ya nak.

"mami ya kak? kakak disuruh pulang?" tanya arunna pelan.

"mami nyuruh kakak ke rumah kakek, katanya sekalian ajak bunda sama kamu, mau ngga sayang?" ezzra sedikit memiliki perasaan tak enak sehabis menerima telfon dari maminya, walaupun sang mami bicara dengan begitu tenang.

"yaudah tanya bunda dulu" ujar arunna lalu memanggil thania yang masih berada dikamar.

Begitu mendapat persetujuan dari thania, kini ezzra, arunna dan juga thania sedang berada didalam mobil milik ezzra, melaju dengan kecepatan sedang menuju kediaman kakek ezzra, entah apa yang winda maksudkan, tapi untuk menolak permintaan sahabatnya itu, thania merasa tak enak hati.

Mobil ezzra sudah terparkir dihalaman rumah kakek, mereka bertiga bergegas menuju kamar kakek yang dimana disana sudah banyak orang, mami winda bersama suaminya dan juga ebban, termasuk jorgi dan juga kedua orang tuanya, ezzra menatap tubuh kakeknya yang terlihat pucat seperti biasa, tapi kali ini kakek sudah menggunakan oksigen dan juga infus yang terpasang pada tangannya.

"mami, kakek kambuh lagi?" tanya ezzra saat sudah berada disamping maminya, semua yang berada disana menoleh kearah ezzra, thania dan arunna yang baru saja datang.

"iya sayang, koko duduk dulu kakek mau ngomong katanya" winda mengelus rambut tebal milim ezzra lembut.

Ezzra mengelus bahu arunna pelan lalu duduk dikursi dekat ranjang sang kakek, ezzra genggam pelan tangan kakeknya yang sudah keriput itu, ezzra tersenyum menatap kakek yang kini juga sedang menatapnya, nafas kakek terdengar berat, ezzra bahkan seperti ikut merasakan sesaknya.

"habis dari mana ko?" tanya kakek dengan suara seraknya.

"koko dari rumah arunna kek, tuh arunna sama bunda juga dateng buat jenguk kakek" ezzra menoleh kearah arunna, membuat arunna yang mengerti pun berjalan mendekati ezzra.

"kalian sudah pacaran? kakek seneng dengernya, ada yang mau kakek sampaikan sama arunna" begitu kakek berucap, arunna langsung ikut menggenggam tangan kakek yang sedabg digenggam juga oleh ezzra.

"kakek, arunna disini, kakek kambuh lagi ya? cepet sembuh ya kek, arunna sama koko ada disini buat kakek" ucap arunna khawatir.

"kakek udah sembuh,  sebentar lagi kakek udah ngga ngerasain sakit" jawab kakek lalu tersenyum.

"arunna, kakek titipkan koko sama kamu ya? kalian harus bahagia dalam waktu yang lama" ucap kakek lembut, titip yang dimaksud kakek adalah supaya arunna selalu berada didekat ezzra dalan situasi apapun.

"bahagianya semua cucu dan anak kakek itu yang terpenting" ujar kakek lagi.

"dan kesembuhan kakek juga pasti akan menjadi kebahagiaan untuk anak dan cucu kakek" kakek menatap satu persatu anggota keluarganya.

Straight? MARKHYUCK ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang