Sejak kepulangan arunna tadi, arunna benar-benar hanya berguling-guling diatas kasurnya, dirinya masih sangat merasa bersalah, bahkan kebiasaan ezzra dan arunna yang saling mengirim pesan walaupun mereka baru bertemu kini tak mereka lakukan, arunna merasa begitu merindukan ezzra, padahal mereka baru saja berpisah tadi.Arunna dudukan tubuhnya lalu melihat roomchatnya bersama ezzra, namun tetap tak ada chat masuk, padahal biasanya ezzra akan mrngabari jika dirinya sudah sampai dirumah, arunna merasa tak tenang, hingga kini dirinya memutuskan untuk pergi dari rumah dan akan menemui ezzra dirumah kekasihnya itu.
Bunda thania belum pulang dari butik, jadi arunna bisa bebas pergi tanpa berpamitan, arunna memilih untuk menaiki taksi karena dirinya malas membawa motor, arunna terdiam menatap jendela taksi yang ia naiki, hari sudah sore, arunna bahkan belum mandi sedari pulang kuliah tadi karena merasa moodnya begitu buruk.
Sesampainya di halaman rumah ezzra, arunna membayar taksi itu lalu turun, berjalan masuk kedalam rumah mewah itu, arunna memencet bell rumah itu dan tak lama kemudian, sahabatnya membukakan pintu.
"udah disini aja lo, perasaankoko baru anter lo sekitar 2 jam, masa udah kangen" ujar ebban meledek arunna.
"wajar kangen sama pacar sendiri" arunna menepuk bahu ebban pelan.
"haha paham deh gue, sini masuk" ajak ebban pada arunna.
"kakak dikamar?" tanya arunna yang sudah duduk disoffa.
"iya dikamar tadi sih bilangnya pengen tidur karena capek, coba lo cek aja keatas" perintah ebban.
"yaudah gue naik dulu, lo mau disini aja?" tanya arunna.
"gue mau balikkekamar, lagi main game tadi" jawab ebban sambil tersenyum.
"ohh yaudah deh, gue keatas ya" ucapan arunna diangguki oleh ebban.
Arunna berjalan menyusuri tangga, masuk perlahan kedalam kamar ezzra dan tak ada siapapun disana, arunna mengernyit bingung, pasalnya kamar ezzra begitu berantakan, tidak seperti biasanya, pikir arunna.
Arunna perhatikan sekitar kamar itu lalu mendapati pintu balkon yang terbuka, mungkin kekasihnya berada dibalkon untuk mencari udara segar, arunna berjalan mendekati pintu itu dengan terus menunduk karena menghindari menginjak benda-benda yang berserakan dilantai, setelah sampainya arunna dipintu balkon ternyata benar ezzra berada disana, tapi yang buat arunna semakin merasa bingung adalah ketika melihat ezzra sedang menghisap sebatang rokok, bisa arunna lihat juga dimeja balkon terdapat 2 bungkus rokok dan juga 3 kaleng minuman soda, arunna bersender dipintu balkon lalu mulai memanggil kekasihnya itu.
"kakak" panggil arunna pelan.
Ezzra menoleh begitu mendengar suara yang begitu familiar itu, dirinya dengan cepat mematikan rokok yang tadi masih dirinya apit lalu berdiri menatap arunna penuh tanya, mengapa kekasihnya ada dikamarnya? ezzra menggaruk tengkuknya saat menyadari arunna pasti sudah melihat betapa berantakannya kamar ezzra.
Ezzra menatap arunna dalam diam, arunna yang terlihat akan menangis membuat ezzra takut, takut kalau dirinya lah penyebab arunna menangis, ezzra mencoba mendekati arunna namun gestur arunna menyuruh ezzra untuk berhenti melangkah langsung ezzra tangkap dan ezzra pun menurut.
"sejak kapan kakak ngerokok?" tanya arunna dengan raut sendunya.
"kakak emang ngerokok kok, cuma ngga sering jadi kamu ngga tau, kamu kesini sama siapa?" ezzra balik bertanya.
"kenapa kamarnya berantakan banget?" tanya arunna lagi.
"ohh itu, tadi kakak cari barang tapi ngga ketemu jadi berantakan hehe" jawab ezzra dengan senyum canggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight? MARKHYUCK ??
RomansaArunna yang suka pada Ezzra pada pandangan pertama karena Ezzra pernah menolong arruna waktu jatuh di parkiran kampus. Ebban sebagai salhabat Arunna sangat mendukung Arunna mnendekati sang kakak karena Ebban tak menyukai Raisha (pacar Ezzra). Ezzra...