Badmood mungkin yang Jano rasakan hari ini adalah itu, tentang dia yang jadi sedikit kesepian karena Zenan orang yang sering dia jaga dan jahili sedang sakit.
Jano merasa bahwa tidak ada Zenan sehari saja rasanya hampa, jadi dari pagi tadi dia sudah murung sekaligus mengkhawatirkan keadaan Zenan.
"Jano?"
"Heumm" jawab Jano, bahkan dia tidak menoleh sedikitpun dan tidak berniat melirik seseorang dibelakangnya.
"Lo kenapa?" Tanyanya.
"Gk ada, gue cuman lagi gk mood aja" ucap Jano, dia menatap kosong ke papan tulis dengan menopang dagunya.
"Beneran? Lo keliatan gk kaya gitu soalnya" ucapnya.
Jano menatap kearah sahabatnya ini, tentang dia ijin pada Zenan dan alasan kebohongan Zenan masih menjadi teka teki bagi Jano.
Kenapa dia melakukan ini, dan bagaimana caranya sahabat dia memberitahu kepada Zenan? Mungkin Zenan memang suka ceplas ceplos, tapi dia ini sangat berhati lembut.
"Mau tanya pun rasanya aneh" batin Jano.
"Jano, kok lo malah natap gue gitu sih?"
"Eh gk, gue cuman bingung aja" ucap Jano, dia beranjak dari duduknya.
"Mau kemana?"
"Kantin, lo gk mau ikut kah Yan?" Jano berbalik menatap Riyan, iya orang itu adalah Riyan.
"Ikuttttt" ucap Riyan, dia tiba tiba berlari dan langsung menggandeng tangan Jano.
"Yak Riyan woy lepasin dong" Jano tersentak hingga mengibaskan lengannya, tidak nyaman rasanya.
"Lah kenapa? Dulu kita juga sering gini toh?" Tanya Riyan.
"Lah iya juga, tapi kenapa gue malah ngerasa kaya lagi selingkuh diem diem ya. Maksudnya tuh kaya, gue takut ketauan terus dikira selingkuh gitu" batin Jano.
Tapi saat mereka mulai menjauh dari kelas Jano semakin paham, dia ini sebenernya tidak ingin murid mengira bahwa Jano dan Riyan ini pacaran.
"Lepas dong Yan" pinta Jano kembali dengan tidak enaknya.
"Paling juga bentar lagi sampai kantin" jawab Riyan memutar bola matanya malas karena kesal.
Jano sedikit pasrah, mau bagaimana pun Jano ini bukan orang yang bisa marah hanya karena hal sepele seperti ini.
"Bang Janooo"
Jano dan Riyan menghentikan langkahnya, mereka melihat Chen yang berlari kearah Jano juga Riyan dengan wajah bahagia.
"Kenapa?" Tanya Riyan.
"Eh ada bang Riyan juga" ledek Chen.
"Lo berarti tadi gk liat gue?!" Ucap Riyan yang mulai emosi, dia bahkan merangkul Chen dan membuat Jano terbebas.
"Gk, soalnya lo pendek hehe" ledek Chen.
Pletak
"Awww bang" pekik Chen dengan memegangi kepalanya.
"Makanya gosah ngeledek" cibir Riyan.
"Terus, lo ada apa Chen panggil gue?" Tanya Jano.
"Gue mau ngasih tau, katanya Zenan udah baikan terus udah mulai duduk sendiri gk lemas kaya kemarin juga" ucap Chen.
"Hehh serius?" Jano tiba tiba menjadi sangat excited saat mendengar kabar tentang Zenan.
Itu membuat Chen semakin yakin bahwa Jano sedikit menyimpan perasaan pada Zenan, dia hanya mengangguk anggukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
suddenly comfortable | nosung [ End ]
Teen Fictionawalnya cuman dipertemukan lewat sebuah sapaan singkat, dan saling kasih kesepakatan. Gimana jadinya kalo tiba tiba suka, padahal niatnya cuman mau bantu dia belajar dan jadi anak yang rajin. kisah jano yang akhirnya suka ke si adkel kelas 10 itu, m...