25. hari hari berharga

769 104 4
                                    

Sudah sejak kemarin, Jano saat ini masih teringat bagaimana Zenan yang seringnya tertidur saat berada di pangkuannya itu membuatnya hampir gila.

Akh Jano memang sebucin itu jika sudah jatuh cinta terhadap orang, bisa dibilang alay tapi bagaimana lagi itu sudah sikap Jano.

Pintu terbuka menampilkan sosok papanya yang tiba tiba sekali ke kamar Jano, ada apakah gerangan sang papa tumben ke kamar Jano.

"Kenapa pa?" Tanya Jano.

"Itu ada temen kamu" ucap papanya.

"Temen, siapa?" Tanya Jano.

"Ya liat aja ke bawah" ucap papanya.

"Males ah pa, bilang aja Jano tidur" ucap Jano.

Saat ini mood nya memang tiba tiba memburuk karena, dari pagi tadi pesannya belum di balas sama sekali oleh Zenan.

"Loh kok gitu" ucap papanya.

"Jano lagi badmood, lagian juga pasti di antara Riyan, bang Marka, Hafarell atau bang Jefan" ucap Jano sembari ngedumel.

"Namanya sih s se ah lupa papa tu, intinya se se sez. Zenan iya" ucap papanya.

Gubrakkk
   
    
    
   
Brukhhhh
   
   
  
   
  
Ceklekkk
  
   
   
  
   
Brakhhhh

"Astaga Jano tiba tiba kesetanan" ucap papa Jano dengan mengelus dada ketika melihat Jano yang tiba-tiba bangkit dari tempat tidur hingga terjatuh, lalu bangun berlari menubruk pintu. Hingga bangkit lagi, membanting pintu berlari dengan cepat.

Jano sendiri menuruni tangga dengan cepatnya, sehingga dia menuju ruang tamu dan melihat Zenan yang sedang duduk dengan menatapnya.

"Hehh bang Jano baru bangun tidur?" Tanya Zenan, dia juga tersenyum kearah Jano.

"Arghhh, lemah jantung gue di senyumin Zenan" batin Jano.

Dia dengan menyembunyikan rasa saltingnya itu berjalan kearah Zenan, dia berusaha terlihat biasa saja dihadapan Zenan.

"Tumben kesini, ada apa?" Tanya Jano.

"Enan mau beli sesuatu tapi Enan gk bisa milihnya, jadi kata bunda bawa orang yang berprofesional kaya bang Jano" ucap Zenan dengan tersenyum manis kearah Jano.

"Astaga astaga, tante Loka emang paling the best" batin Jano.

"Boleh, gue persiapan dulu ya" ucap Jano, dia berbalik dengan berusaha mengatur nafasnya.

"Huum, jangan lama lama yaa" ucap Zenan.

Jano langsung melesat lari begitu saja membuat Zenan terheran heran, sedangkan papa Jano yang tidak sengaja papasan dengan Jano jadi takut.

"Mahh, mamahhh!!" Papa Jano langsung berlari kearah dapur, dia ingin memanggil mama Jano tapi mereka sudah papasan di ambang pintu.

"Apasih pah?" Tanya mama Jano kesal karena dipanggil sampai segitunya oleh suaminya sendiri.

"Jano kesetanan mah" ucap papa Jano.

Mama Jano menggelengkan kepalanya, dia menuju kearah Zenan dengan membawa minuman untuk Zenan.

"Makasih tante" ucap Zenan.

"Sama sama adek, abang jano belum turun juga?" Tanya mama Jano.

"Lagi persiapan katanya" ucap Zenan.

suddenly comfortable | nosung [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang