"Jano!!" Panggil Jefan.
"Hah? Apa bang!!" Jano menengok kearah Jefan yang tengah memanggilnya sembari berteriak.
"Ini gimana anying, bantuin" ucapnya sembari menunjuk.
Jano berdecak kesal, hanya menghidupkan gitar listrik saja tidak bisa. Dia kesal sekali dengan kakak kelasnya satu ini selalu apa apa dia.
"Pergi aja gk papa" ucap Zenan, dia meraih sendok di tangan Jano lalu menyendok makanan yang sedang ada di depannya dan memasukan kedalam mulutnya.
"Sebentar, Chen, jaga Zenan ya" pinta Jano.
Dia langsung pergi, disana hanya tersisa Hafarell, Naziko, Zenan, Vyechen dan Riyan. Kelima orang itu sedang duduk sembari menikmati makanan mereka, saat Chen tau bahaya dia langsung duduk di dekat Zenan.
"Padahal mau pergi sebentar, tapi kenapa harus di jaga? Iyakan Zen?" Tanya Riyan, dari nada bicara terdengar sedikit mengejek Zenan.
Naziko juga Hafarell langsung menatap ke arah Riyan, sedangkan Zenan hanya membalas ucapan Riyan dengan senyuman.
"Yakan harus, soalnya kan ada bahaya yang kapan aja bisa dateng" ucap Chen menjawab sedikit menyindir.
"Bener juga, Zenan kan masih kecil 15 tahun ya, jadi harus di jaga gurunya dengan baik" ucap Riyan, dia masih terus menekan Zenan dari nada bicara.
"Bener sih, gurunya kan calon Zenan" celetuk Chen ingin melihat reaksi dari Riyan jika dia berucap seperti itu.
Dugh.. "Aduh Zen, salah apa gue!!" pekik Chen merasa sakit pada kepalanya yang tiba tiba di pukul pelan oleh Zenan.
"Ngomong ceplas ceplos sih" dumel kesal Zenan kesal, ucapan Chen membuat orang lain bisa salah paham.
"Gk usah malu malu gitu Zenan mengakuinya" ucap Riyan kepada Zenan, namun dari tatapannya dia terlihat tidak suka.
Hafarell jadi terdiam ketika melihat Riyan begitu aneh kepada Zenan, dia malah khawatir pada Zenan hingga menatap Zenan terus menerus.
"Kalo emang Zenan mengakui, emang lo mau ngalah?" Tanya Chen lepas kendali. Dugh... "Aduh, zenan, kan kita cuman bercanda. Iyakan bang riyan?" tanya chen memekik kesakitan kembali.
"Mungkin kali ini, gue singkirin aja si Chen dan baru bales ke Zenan" batin Riyan menatap Chen geram sembari meremat tangan. "Emm cuman bercanda, lagian gue juga gk akan berantem beneran sama orang yang ternyata selingkuhan"
"Maksud lo apa ya!" Chen yang kelepasan, suaranya mulai berubah menyentak nada tinggi.
"Bercanda loh Chen, kan tadi lo bilang kalo kita cuman bercanda kan. Lagian juga kalo emang lo bukan selingkuhan, lo gk perlu merasa kali" jawab Riyan makin menjadi, ekspresinya menatap Chen rendah.
"Lele?" Panggil Zenan khawatir menatap sahabatnya.
"Gk ada, lanjut makan aja" dengan tenang Chen berusaha untuk meyakinkan pada Zenan.
"Enggak, jelasin dulu dong" paksa Zenan, dan kini dia beralih menatap Riyan saat orang itu tertawa remeh.
"Lo tau Zen, sahabat lo ini ternyata selingkuhannya si Sungchan. Dia berusaha nembak Sungchan dan ngerebut Sungchan dari si Melan, ah iya gue gk seharusnya ngomong gitu ya" Riyan langsung menutup mulutnya dengan wajah penuh mengejek.
"Jaga ucapan lo Riyan, kita lagi kumpul disini" tegur Hafarell yang mulai merasa tidak suka dengan pembahasan mereka.
"Cuman bercanda loh, gue kan ngasih tau yang sebenernya sama sahabat Chen ini" ucap Riyan tanpa rasa bersalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
suddenly comfortable | nosung [ End ]
Teen Fictionawalnya cuman dipertemukan lewat sebuah sapaan singkat, dan saling kasih kesepakatan. Gimana jadinya kalo tiba tiba suka, padahal niatnya cuman mau bantu dia belajar dan jadi anak yang rajin. kisah jano yang akhirnya suka ke si adkel kelas 10 itu, m...