"Zenan?" Jano menatap zenan yang sedang mengobrol dengan Chen, lalu Zenan yang mengobrol dengan berjalan itu menghentikan langkahnya.
"Kenapa, puter balik liat gue bisa?" Tanya Jano.
"Maaf bang Jano gue buru buru sama Zenan" ucap Chen.
"Lo juga mau ikut jauhin gue?" Tanya Jano pada Chen, karena sekarang mereka terlihat sama saja.
"Siapa yang jauhin lo dah bang" ucah Chen, dia menatap kearah Jano sedangkan Zenan masih diam tanpa berbalik.
"Lo pada, salah gue apa dah? sampe lo sekarang gk pernah gitu belajar lagi" ucap Jano.
"Dia sibuk bang, bahkan tante Loka ngomong gitu kan?" Tanya Chen.
"Gue butuh Zenan, Chen dan gue butuh penjelasan dari dia" ucap Jano.
"Chen ayo pergi" ucap Zenan, dia langsung menarik Chen begitu.
"Zenan, salah gue apa sih" ucap Jano.
Zenan memilih untuk menghiraukan ucapan Jano, hatinya begitu terasa sesak dan dia juga ingin Jano, dia ingin disisi Jano.
"Maaf ya bang Jano" batin Zenan.
Sedangkan disana ada Riyan yang sangat puas dengan ini, dia langsung menghampiri Jano dan mengusap usap punggung Jano.
"Jan, gue rasa lo harus nyerah deh"
"Maksud lo?" Tanya Jano.
"Dari awal yang Zenan suka itu Nana jan" ucap Riyan.
"Enggk, gue gk percaya" ucap Jano, dia langsung menjauh dari Riyan dan meninggalkan Riyan begitu saja.
"Lercaya gk percaya kenyataannya gitu, liat sekarang yang jadi guru Zenan aja udah di ganti Nana"
Jano menghentikan langkahnya, dia menatap kearah Riyan dengan rasa tidak percaya dan juga sedih jika memang benarnya ucapan Riyan.
"Lo gk tau ya?" Tanya Riyan, Jano masih terdiam.
"Buktinya sekarang Zenan gk pergi sama Chen, dia lagi sama Nana di halaman belakang" ucap Riyan.
"Bohong lo, Zenan gk gitu" ucap Jano.
"Tapi kenyataannya kan Jan? Terkadang orang yang paling kita percayai juga bisa nyakitin kita" ucap Riyan, dia mulai mendekati Jano.
"Tapi Zenan beda, gue tau dia beda" ucap Jano memaksa, dia ingat perlakuan Zenan yang selama ini terhadapnya.
"Gk ada bedanya Jan, manusia yang manis di awal kaya Zenan itu banyak" ucap Riyan.
"Tapi Yan, Zenan gk mungkin gitu" ucap Jano kembali.
Grep! "Lo harus terima kenyataan jan" ucap Riyan, dia memeluk Jano dan Jano hanya terdiam dengan seribu pertanyaan yang ada di dalam hatinya.
"Tikusnya"
"Enan suka"
"Makasih bang Jano buat waktunya"
"Bang Jano hangat"
"Enggk, Enan cuman pengen peluk bang Jano"
Jano tersadar, pelukan yang Zenan berikan padanya waktu itu adalah sebuah peringatan bahwa Zenan akan menjauhi Jano.
Jano tidak terima itu, dia melepaskan pelukan Riyan dan berlari kehalaman belakang mencari Zenan juga Naziko jika memang dia ada disana.
Dan benar, Naziko bersama Zenan disana dan dia langsung menghampiri Zenan bahkan mencekal tangan Zenan.

KAMU SEDANG MEMBACA
suddenly comfortable | nosung [ End ]
Teen Fictionawalnya cuman dipertemukan lewat sebuah sapaan singkat, dan saling kasih kesepakatan. Gimana jadinya kalo tiba tiba suka, padahal niatnya cuman mau bantu dia belajar dan jadi anak yang rajin. kisah jano yang akhirnya suka ke si adkel kelas 10 itu, m...