14. gk terima apa cemburu

1.4K 121 6
                                    

"Makasih pak"

Jano mengambil dua ice cream dari sang penjual setelah dia memesannya, dia berbalik untuk pergi kearah Zenan kembali, tapi saat itu.

Dia melihat Zenan duduk disana dan ada tiga orang lainnya yang nampak asing, padahal tadi mereka hanya pergi berdua.

Tapi saat dia melihat bahwa Zenan keliatan tidak suka dia mulai sadar, bahwa ketiga orang itu tengah menggoda Zenan. Apalagi tangan mereka, terus mencolek pipi dan dagu Zenan, itu membuat Zenan kelihatan seperti orang marah dann kesal.

Jano langsung bergegas kesana dengan sedikit emosi melihatnya, dia juga sedikit takut jika tiba tiba Zenan lepas kendali lalu memukul orang itu.

"Ayolah, kenalan sama tukeran wa aja" ucapnya.

"Iya, jadi cowo manis tuh gk usah jual mahal" ucap salah satunya.

"Seneng seneng gini ada cowo mau, uke sekarang yang kaya lo ini pasti kebanyakan jomblo" ucap yang lain.

"Permisi" ucap Jano.

"Hah?! Sapa lo!! Mau ngapain" sentaknya.

"Iya ngapain, gk usah sok jadi pahlawan"

Padahal baru saja Jano datang sudah dikatakan menjadi pahlawan, rasanya dia ingin memaki orang tersebut.

"Gk jadi pahlawan kok, bisa mingggir? Kalian merusak pemandangan" jawab Jano tersenyum paksa dengan menahan emosinya.

"Mau lo apa" ucapnya, dia mencengkram kerah baju Jano.

"Bangsat!! Lo gue diemin ngelunjak ya anjing, lepasin bang Jano!!" Zenan mulai naik pitam, dia berdiri dari duduknya geram.

"Oh ini abang lo, liat tuh adek lo sok jual mahal gk laku laku nanti" ucapnya mengejek Zenan.

"Sorry ya, dia udah punya pacar dan dia lagi di hadapan lo sekarang" ucap Jano.

Ketiga orang itu kaget sontak memundurkan langkahnya, Jano mendekati Zenan yang sedang mematung dengan melamun.

"Nih ice cream nya, lain kali gk usah kebawa emosi ya, ngabis ngabisin tenaga" ucap lembut Jano dengan menyodorkan ice cream itu pada Zenan.

Zenan nampak membulatkan matanya meminta penjelasan pada Jano, namun Jano hanya tersenyum dan melirik tajam kearah tiga orang itu.

"Mumpung gue masih sabar nih ya, sok pergi dari hadapan gue" ucap Jano penuh nada penekanan membuat ketiga orang itu lari terbirit birit.

"Maaf ya, gue gk terima lo digituin" ucap Jano.

"Yaa aaa....eerr....ya gk... udah lah lupain, makasih" Zenan langsung duduk dengan memakan ice cream layaknya tidak ada hal yang terjadi.

"Jangan cemberut" ucap Jano.

"Kesel Enan, harusnya nih tadi Enan tonjok aja tapi Enan gk mood tadi" gerutunya.

"Ya gk usah main tonjok tonjok, udah itu mak...hmmmm" ucapan Jano terpotong saat melihat Zenan.

"Kenapa?" Tanya Zenan, dia menatap Jano.

"Lo itu anak bayi 4 bulan kah? Bentar gue beli tissu"

Jano beranjak dari duduknya dan melangkah, namun seketika dia menghentikan langkahnya kembali berbalik menatap Zenan.

Jika dia meninggalkan Zenan, maka dia takut kejadian yang tadi akan terulang lagi. Jano jadi teringat bahwa dia membawa sapu tangan, dia duduk kembali di samping Zenan.

"Kok gk jadi?" Tanya Zenan bingung.

"Ada sapu tangan" jawab Jano, dia merogoh sakunya mengambil sapu tangan yang tempatnya di dalam sana.

suddenly comfortable | nosung [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang