📚Happy reading📚
.
.
.Koridor sekolah tampak sepi, karena KBM (kegiatan belajar mengajar) sedang berlangsung.
Ghava berjalan menyusuri koridor, yang sepi seorang diri. Tatapannya lurus ke depan, pikirannya melayang ke kejadian yang beberapa saat lalu terjadi.
'sepertinya saya terlalu mencampuri urusan Nuraga?' batin Ghava berasumsi.
Tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"Woy anak beasiswa!" Teriak seseorang membuyarkan pikiran Ghava.
Ghava menengok ke arah sumber suara seseorang yang memanggilnya.
Ada seorang siswa laki-laki, yang menuju ke arahnya. Ghava tidak mengenali siswa laki-laki itu. Dan Ghava juga tidak merasa pernah berbuat sesuatu kepadanya. Lantas untuk apa dirinya memanggil Ghava?.
"Gue cariin kemana-mana ternyata Lo disini. Lo dicari sama Bu Nani. Lo disuruh datang ke ruangannya sekarang!" setelah mengatakan itu siswa laki-laki tersebut berlalu pergi. Meninggalkan Ghava dengan kerutan di keningnya.
Sebenarnya Ghava ingin bertanya, untuk apa dirinya dipanggil, tapi siswa tersebut sudah jauh.
Dengan pikiran yang penuh tanda tanya, Ghava melangkah ke arah ruangan sang wali kelas, yang berada tepat di samping perpustakaan sekolah. Memang Bu Nani diberikan ruangan khusus disana, mengingat dirinya adalah guru b.indonesia. selain guru b.indonesia, Bu Nani juga sering berjaga di perpustakaan, kalau suatu waktu penjaga perpustakaan tidak sempat hadir ke sekolah.
Sesampainya didepan ruangan sang wali kelas, Ghava menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Ghava berdoa dalam benaknya, semoga saja maksud Bu Nani memanggilnya bukan untuk sesuatu yang buruk. Karena, seingat Ghava dirinya tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh atapun berbuat masalah selama dirinya bersekolah di sini.
Tok. Tok. Tok.
(Anggap aja suara ketukan pintu).
"Masuk!" Itu suara Bu Nani, yang menyuruh Ghava masuk.
Ghava membuka pintu berwarna coklat tersebut.
"Assalamu'alaikum Bu" salam Ghava.
"Wa'alaikumussalam. Duduk Ghava" ucap Bu Nani menjawab salam Ghava, dan menyuruh anak walinya itu duduk di kursi yang berada didepannya.
Ghava segera duduk di bangku, yang berada tepat di depan Bu Nani.
"Maaf Bu, ibu memanggil saya?" Tanya Ghava sopan.
"Iya. Saya memanggil kamu. Saya ingin memberitahu bahwa sebentar lagi akan diadakan lomba olimpiade kimia, seperti tahun lalu. Saya dan Bu Lisa kembali mengusulkan kamu untuk mengikuti olimpiade tersebut. Karena, tahun lalu kamu berhasil membuat sekolah kita bangga dengan membawa piala. Dan usulan kami langsung disetujui oleh kepala sekolah. Saya dan Bu Lisa, sangat berharap kamu mau mengikuti olimpiade ini lagi, tapi kembali lagi pada diri kamu, kami tidak akan memaksa. Bagaimana Ghava, kamu bersedia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
☬NURAGA DAN SANG PETRIKOR☬
Fiksi RemajaHanya cerita tentang dua orang remaja dengan kisah hidup yang berbeda, tetapi dengan tujuan hidup yang sama, yaitu bahagia. Ghava!. JENANTA PETRIKOR AL-GHAVA pria sederhana penyuka aroma khas yang keluar saat hujan, dan sedikit cita-citanya yang ing...