📚Happy reading📚
.
.
.Andreas mengemudikan mobil hitamnya, dengan kecepatan sedang, menuju ke salah satu rumah sakit besar yang terletak dipusat kota. Dirinya terpaksa membatalkan niatnya untuk dinner di sebuah cafe bersama sang istri, karena beberapa saat lalu pak Jajang mengabarkan bahwa Travis, dilarikan ke rumah sakit.
Berbagai umpatan keluar dari mulut lelaki paruh baya tersebut, tentu saja dilayangkan kepada sang anak.
"Anak sialan!, bisanya hanya membuat masalah. Merepotkan!" Tukas Andreas meremat stir mobil. Alih-alih merasa khawatir, dan sedih Andreas malah merasa sangat marah, kepada sang anak. Dirinya berasumsi, bahwa Travis pasti terlibat tawuran dan semacamnya, yang membuat sang anak berakhir dilarikan ke rumah sakit.
"Sabar mas" ucap Tanaya, dengan nada sedih. Berbanding terbalik dengan hatinya, yang sangat bahagia karena kabar ini.
Setelah beberapa lama diperjalanan, akhirnya Andreas dan Tanaya sampai di parkiran rumah sakit besar, dengan tulisan "RUMAH SAKIT JAYA BAKTI" yang tertera cukup besar di tembok bagian paling atas rumah sakit tersebut.
(Note: nama rumah sakit hanya karangan yz oke)
Mereka berdua melangkahkan kaki, menuju ke arah resepsionis, untuk menanyakan di mana pasien atas nama Travis Nuraga Algeza. Resepsionis tersebut mengatakan bahwa pasien atas nama Travis Nuraga Algeza, sekarang berada di ruangan ICU (intensive care unit). Karena belum tau dimana letak ruangannya, Andreas meminta agar resepsionis tersebut mengantarkan dirinya dan Tanaya.
Setelah beberapa menit mengikuti langkah resepsionis rumah sakit tersebut, akhirnya Andreas bisa melihat tulisan ICU, yang tertulis cukup besar tepat di atas pintu sebuah ruangan. Dan ada seorang lelaki yang cukup familiar, sedang duduk di sebuah kursi khusus rumah sakit, bisa dirinya tebak pasti itu adalah sopir pribadi keluarganya, pak Jajang.
"Itu ruangannya pak, bu" ucap sang resepsionis menunjuk ruangan ICU dengan sopan, dan setelahnya pamit undur diri.
Andreas mengucapakan terimakasih kepada resepsionis tersebut. Setelahnya, dirinya melangkah mendekati pak Jajang yang sedang duduk, sembari menundukkan kepala. Sepertinya lelaki dengan umur berkepala lima tersebut, belum menyadari kedatangan sang majikan.
"Pak" panggil Tanaya, yang berhasil membuat pak Jajang terkejut. Dengan cepat dirinya bangkit dari duduknya, lalu membungkukkan sedikit badannya.
"Ah maaf tuan dan nyonya, saya tidak menyadari kedatangan kalian" ucap pak Jajang meminta maaf, dengan nada yang sopan.
"Bagaimana dengan Travis?" Tanya Andreas, dengan nada santai tanpa rasa khawatir sedikit pun. Seakan pemuda, yang ditangani didalam sana bukanlah darah dagingnya. Melainkan pemuda asing yang sama sekali tidak ia kenal.
"Den Travis sedang ditangani oleh dokter tuan" jawab pak Jajang.
"Dimana kamu menemukan anak itu?" Tanya Andreas lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
☬NURAGA DAN SANG PETRIKOR☬
Fiksi RemajaHanya cerita tentang dua orang remaja dengan kisah hidup yang berbeda, tetapi dengan tujuan hidup yang sama, yaitu bahagia. Ghava!. JENANTA PETRIKOR AL-GHAVA pria sederhana penyuka aroma khas yang keluar saat hujan, dan sedikit cita-citanya yang ing...