love at school ; 17 ! ! !

683 52 1
                                    

jaehyuk berjalan santai melewati gudang belakang sekolah, namun fokusnya tiba tiba saja teralihkan pada lima orang yang sedang berkumpul didepan pintu gudang, sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang serius.

jaehyuk yang penasaran langsung bersembunyi dibelakang pohon besar dekat gudang tersebut, berharap bisa mendengar apa yang mereka berlima bicarakan.

"iya..jadi tuh pas kemarin gua ngeliat jaehyuk ninggalin haruto sendirian di festival-"

ahh, itu Jake yang sedang berbicara. mendengar ada namanya dan haruto disebut, jaehyuk langsung sadar tentang apa yang sedang mereka berlima bicarakan, pemuda bermarga yoon itu langsung mengambil ponsel disakunya dan mulai merekam setiap pembicaraan mereka.

"jaehyuk kan ninggalin haruto, terus si haruto ni mau balik kerumahnya, jadinya dia balik sendirian kan. nah pas banget si haruto ngelewatin bar tempat gua sama yuna nongkrong, terus si yuna ngide narik si haruto kedalem terus gua foto tanpa sepengetahuan dia-"

"iyaa... abis gua tarik dan difoto sama si jake, kita sengaja bikin dia mabok biar oleng dan lupa lahh sama apa yang terjadi-"

"terus gua kirimin kan foto si haruto ke si jay dan nyuruh dia buat ngirimin fotonya ke grup angkatan"

jaehyuk tersenyum miring setelah berhasil mendapat rekaman video yang sangat sangat penting ini dan langsung pergi dari sana.

sedangkan mereka berlima tidak menyadari hal tersebut dan masih lanjut berbincang.

"iya tapi sekarang masalahnya, semua orang pada curiga karena mikir gua juga dateng ke ntu bar peak. bantu kek nyari alesan"

===

ting..

mendengar notifikasi handphonenya berbunyi, jeongwoo segera mengeceknya. sebenarnya dia berharap itu pesan masuk dari haruto, tapi ternyata itu adalah pesan masuk dari jaehyuk yang mengirimkan sebuah video.

ya video yang jaehyuk kirimi itu video tadi, jeongwoo shock bukan main. dia merasa bersalah karena terus menyueki haruto bahkan saat melihat pemuda itu di bully didepan matanya sendiri, dia sama sekali tidak membela dan malah menontonninya.

jeongwoo langsung menelpon haruto terus menerus karena khawatir, sebelumnya dia sudah bertanya kepada hyunsuk, hyunsuk yang memang tadi juga bertanya kepada mami haruto memberi tau jeongwoo akan hal tersebut. bukannya tenang, jeongwoo malah menjadi semakin panik karena hyunsuk berkata jika haruto sudah tidak keluar dari kamarnya sejak kemarin.

sudah 15 kali dia terus menelpon haruto namun tidak ada satupun yang diangkatnya. dengan cepat dia mengambil kunci motor, tanpa berpamitan jeongwoo langsung bergegas menuju rumah haruto, tidak peduli jika sekarang dia memakai celana pendek dan kaos rumahan.

dijalan juga dia terus menerus menelpon mami lisa, berusaha menanyai keadaan haruto.

perjalanan sepuluh menit sangat terasa lambat, akhirnya dia sampai di halaman rumah haruto. lisa yang sudah hapal dengan suara motor jeongwoo langsung membukakan pintu untuk calon menantunya itu.

"mami haru ada?"

"jeongwoo..tolong ya bujuk haru, dia udah ngga keluar dari kemarin bahkan makan aja dia ngga mau nak"

dor dor dorrr..

dengan brutalnya, jeongwoo terus menggedor pintu kamar haruto. namun percuma saja, tidak ada gubrisan dari yang didalam. pintu kamarnya juga dikunci, jika tidak didobrak, jeongwoo takut terjadi sesuatu pada haruto.

BRUK..

pintu akhirnya terbuka, jeongwoo mendekat kekasur haruto dan perlahan menarik selimut yang menutupi badan pemuda itu.

pucat, wajah haruto terlihat begitu pucat. pemuda itu terlihat terus menggigil membelakangi jeongwoo.

"mami keluar dulu ya, jeongwoo mau ngomong sama haruto"

lisa mengangguk dan hendak pergi dari kamar putranya meninggal mereka berdua.

"haru?"

tangan jeongwoo tergerak untuk mengusap lembut rambut hitam pekat milik haruto. tubuh pemuda itu terlihat sangat mengurus, dia juga tidak berhenti menggigil.

entah kenapa jeongwoo merasa gagal untuk menjaganya, jeongwoo yang terkenal tidak pernah menangis malah meneteskan airmatanya di sprei putih kasur haruto.

dia ikut berbaring di kasur putih itu, tangan jeongwoo bergerak untuk memeluk pinggang yang terasa semakin mengecil. jeongwoo memeluk haruto dengan sangat erat berharap haruto bisa merasa lebih hangat.

sembari memeluknya, punggung tangan jeongwoo mencoba meraba dahi haruto dan benar saja, dahinya panas.

ketika ingin beranjak dari kasurnya, jeongwoo merasa jika tangannya ditahan. dia bisa merasakan jika tangan haruto terasa begitu panas.

"d..dingin"

"iya sayang, aku mau ambil kain buat kompres kamu dulu ya, abis itu aku peluk kamu lagi"

akhirnya haruto melepaskan genggamannya. dengan terburu, jeongwoo meminta kain dan air hangat kepada lisa untuk mengompres haruto.

"mami ada makanan ngga? kalo ada jeongwoo minta tolong anterin ya kekamar haru"

lisa mengangguk,

jeongwoo membawa baskom yang berisi air hangat dan kain tersebut ke dalam kamar haruto. setelah diperas, kain itu dia taru di dahi pemuda watanabe itu. pintu diketuk oleh lisa, jeongwoo mengambil bubur yang disiapkan lisa dan berterimakasih.

pemuda itu menarik kursi yang tidak jauh darinya lalu duduk disamping kasur haruto.

"sayang makan dulu ya?"

1 suapan 2 suapan dan hanya 3 suapan yang berhasil haruto telan. tubuhnya yang menggigil hebat membuat nafsu makannya hilang.

jeongwoo menaruh mangkuk berisi bubur itu di meja samping kasur haruto. pemuda itu lantas naik keatas kasur haruto dan kembali berbaring disampingnya.

"maafin aku ya.."

pemuda Iksan itu memeluk tubuh yang terasa sangat mengurus dengan sangat kencang, seolah dia tidak ingin melepaskan haruto dari pelukannya lagi.

dia masih meneteskan airmata di bantal haruto, pemuda itu benar benar merasa bersalah karena membiarkan haruto pulang sendirian dalam keadaan basah kuyup kemarin. dia juga merasa bersalah karena tidak membelanya dan malah menyueki haruto. ya, jeongwoo sangat merasa bersalah sekarang, entah kenapa dia merasa jika haruto tidak akan memaafkannya.

namun tangan lentik haruto malah bergerak untuk memeluk punggung tangan jeongwoo. dengan suara yang bergetar hebat, haruto berusaha berkata kepada jeongwoo..

"g..gapapa jeo"

bukannya berhenti, tangis pemuda itu malah semakin menjadi. akhh, sebenarnya jika haruto tidak selemas ini pasti dia akan menertawai jeongwoo yang menangis sangat lucu, terus menerus meminta maaf kepadanya padahal dia sudah memaafkan pemuda itu.

"maafin akuuu haruuuuu.. jangan marahh... maafin karena aku lebih percaya sama mereka daripada sama kamu, hiks.."

haruto tersenyum gemas, jeongwoo benar benar lucu sekarang. dia terus menangis dan memeluk haruto dengan sangat erat, rasanya ingin sekali haruto mengacak acak rambutnya.

















tbc.

















love at school ; jeongharu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang